Memasuki kamar yang gelap gulita membuat ketiga remaja itu merinding. Sulit bagi mereka untuk berkata-kata setelah mendengar suara anak kecil tertawa. Fadlan yang memimpin di depan hanya berusaha untuk menemukan apa yang sedang terjadi di rumah Risya.
Suara anak itu semakin terdengar jelas oleh telinga ketiganya, Lauren berusaha mencari tau keberadaan anak kecil yang membuat suara itu terdengar. Calvin merasa suara itu terdengar di belakang nya, namun setelah beberapa kali mencoba menyorot dengan flashlight nya, ia tidak menemukan apapun.
Kali ini Calvin mencoba yang ketiga kalinya, ia sorotkan hp nya dann
"Astagfirullah!!!" Calvin berteriak dan membuat Lauren dan Fadlan langsung mendekati Calvin.
"Kenapa sih lo?" Tanya Lauren dengan panik. Calvin memegang dadanya dan mengambil nafas sejenak.
"Gu-guee, gue liat anak kecil di belakang gue tadi pas gue sorot dia pake hp" jelasnya dengan panik. "Dan lo tau, gue liat betul gimana mukanya natap gue tadi. Dia pas di depan muka gue dan lo tau, dia keliatan senyum mematikan sama gue."
Fadlan berusaha menemukan sosok itu, namun ia tidak melihat apapun. "Kejadiannya makin parah kalo gini."
Kemudian Lauren berjalan mengitari ruangan, seketika pandangannya terfokuskan pada cermin di ujung ruangan. Calvin dan Fadlan sibuk menyisir tempat itu.
Lauren semakin mendekat dengan cermin full body itu. Semakin dekat Lauren memandang cermin itu, ia semakin melihat dirinya sendiri di pantulan cerminnya. Walaupun gelap, ia dapat melihat apa saja di balik pantulan cerminnya.
Lauren berhenti setelah ia menatap dirinya di cermin. Betapa kagetnya ia bahwa bukan hanya dirinya yang berada di pantulan cermin itu, melainkan sesosok anak kecil yang menyeramkan sambil membawa boneka di tangan kirinya. Jantung Lauren berdegup sangan kencang, namun ia harus memberanikan diri apa yang anak kecil itu lakukan.
Fadlan dan Calvin tersadar bahwa Lauren ada di depan cermin. Fadlan dan juga Calvin langsung menghampiri Lauren yang berdiam diri.
"Ren?" Panggil Fadlan sambil memegang pundak perempuan itu, Lauren menggeleng mengisyaratkan untuk jangan mengganggunya.
Lauren semakin fokus memperhatikan sosok anak kecil itu, tak lama sosok itu menatap mata Lauren dan beralih menghadap Calvin di belakang Fadlan. Sosok itu seakan ingin menghabisi Calvin.
Sebelum itu terjadi, Lauren dengan cepat berbalik dan menarik Calvin ke dalam pelukannya. Calvin terkejut, namun ia juga bingung apa yang sedang terjadi.
"Ren?" Panggil Calvin yang membuat Lauren tersadar dan melepaskan pelukannya.
Lauren menggeleng cepat "sorry, tapi gue gak bisa ngebiarin 'dia' celakain lo." Calvin dan Fadlan menatapnya dengan bingung. Seolah tau apa yang ada di pikiran Fadlan dan Calvin, Lauren menjelaskan.
"Gue liat 'dia' ada belakang gue tadi. Sosok tadi awalnya liatin gue, tapi dia malah beralih liatin lo, Vin." Jelas Lauren sedikit panik.
Tak lama suara jendela seperti di banting terdengar. Ketiganya terperanjat.
Suara tertawa itu terdengar kembali dan mereka yakin bahwa suaranya di balik jendela yang terbuka. Suara deritan jendela juga terdengar akibat angin yang meniupnya. Lauren melihat sosok anak kecil itu sedang berdiri membelakangi mereka. Bukan hanya Lauren yang melihat, tetapi juga dengan Fadlan dan Calvin.
"Gue liat dia." Ucap Calvin tiba-tiba
Lauren dan Fadlan menjawab "iya" bahwa apa yang di katakan Calvin benar adanya. Seketika Lauren memegang lengan Calvin. Ia takut jika sosok itu akan mencelakai mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGALANYA
Teen FictionKisah cinta kami itu rumit, berbelit, dan berbeda dengan kisah cinta pada umumnya.