Part 16

1.7K 46 25
                                    

HALO KAMI MUNCUL LAGI. SEBENARNYA MASIH LABIL BANGET ANTARA MAU NGELANJUTIN CERITA INI APA ENGGA. KALIAN TOLONG COMMENT YA MAU CERITA INI LANJUT APA GANTUNGIN AJA, KEPUTUSAN ADA DI TANGAN KALIAN OKEY 😉

▶▶▶

Berjalan lah jangan berlari, karna hidup itu sebuah perjalanan bukan pelarian.
- Nate

~~~~~~~~~

Lauren mendongak untuk melihat Thomas. Memberikan tatapan seakan berkata 'apa maksudnya'

"Hm, lo terlalu sibuk bergulat dengan masalah lo. Sampe lo lupa kalo lo pantas buat bahagia. Lo terlalu sibuk untuk mikirin bagaimana jalan keluar untuk masalah lo, sampe lo lupa sama lingkungan di sekitar lo. Plis deh, lo tuh terlalu nyiksa diri. Lo butuh cara supaya diri lo bahagia." Ucapan Thomas membuat Lauren tercengang.

Benar, dirinya terlalu sibuk dengan urusannya. Tapi ia tidak tau harus mengambil langkah apa dan bagaimana.

"Tapi gue gak tau gima__"

"Banyak cara yang bisa lo lakuin. Ada beberapa hal bagaimana caranya supaya lo menjalani hidup seperti orang normal. Yang tadi gue bilang, lo emang terlalu menyiksa diri. Sampai-sampai lo gak sadar tentang perasaan yang lo rasain selama ini."

Thomas mengambil napas sejenak.

"Lo gak tau bagaimana rasanya suka sama orang, bagaimana kasihan sama orang, bagaimana peduli sama orang, dan bagaimana jatuh cinta sama orang. Lo perlu liat di sekeliling lo, bahwa lo merasakan adanya cinta. Cinta yang gue maksud bukan sekedar sama cowok, tapi banyak hal. Lo bisa cinta dengan lingkungan, lo cinta dengan hal yang lo suka. Dan menurut gue, itu gak rugi buat nunjukin sedikit kepedulian hati lo."

Perkataan Thomas membuat Lauren berpikir. Memang, dirinya kurang memperhatiakan apa yang ada di sekitarnya. Tapi menunjukkan apa yang ia rasa itu bukanlah karakter nya. Itu jauh berbeda dengan Lauren.

Tapi tidak seluruh perkataan Thomas tidak ia setujui. Bahkan, hampir seluruhnya ia menyetujui apa yang di bilang Thomas.

Lauren mendengus, "tapi gue gak biasa dengan hal kayak gitu. Gue gak mampu jalanin kayak gitu, menurut gue hidup itu harus di jalani seperti arus."

Thomas mengangguk seraya tersenyum miring.
"Apa lo sadar, banyak orang yang mendem rasa sama lo. Tapi lo gak peka, bahkan emang lo gak peduli dan masa bodo. Emang, hidup itu harus di jalani, tapi kalo lo hidup hanya dengan mengikuti arus, hidup lo monoton. Hidup itu harus berwarna, bukan putih dan hitam aja."

Thomas mengangkat tangannya untuk menunjuk dada Lauren dengan jari telunjuknya.

"Buka hati lo, rasain apa yang lo rasain. Memendam sendiri itu tidak masalah, tapi Biarin hati lo mencari apa yang dia suka. Gak semua rasa harus di ungkapkan, contohnya cinta. Lo gak perlu mengungkapkannya, cukup rasain dan menunggu cinta yang lain untuk membuka hati lo."

Lauren tersenyum penuh arti. Setelah mendengarkan perkataan Thomas, ia mengingat satu nama dan satu wajah di kepalanya.

Tapi ia tidak tau harus menanggapi getaran yang sedang ia rasakan.

Tapi ia mengingat bahwa cinta itu harus menunggu cinta yang lain untuk membukanya.

"Gimana caranya gue tau kalo ada seseorang yang memendam rasa sama gue?" Pertanyaaan Lauren membuat Thomas berdecak.

"Lo tuh emang bener-bener ya. Gini, setiap orang yang merasakan jatuh cinta itu mereka berbeda. Berbeda di depan orang yang mereka cinta. Gue susah menjelaskan secara Detailnya bagaimana, karena perasaan seperti itu gak bisa di ungkapkan. Tapi, setiap orang yang mempunyai perasaan kayak gitu, hanya terlihat saat mereka berada di deket orang yang di cintai. Intinya, lo juga bakalan merasakan seperti itu nantinya. Lo itu udah besar, jadi gue harap pikirin masalah kayak gini sendiri."

SEGALANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang