Part 10

1.6K 41 0
                                    

Mencintai itu simpel. Melihatmu tertawa bahagia sudah membuatku jatuh ke dalam cintamu -Khanza

~~~~~~~~~

Khanza bangkit untuk berganti pakaian. Dengan cepat ia selesai dengan penampilan simpelnya. Lalu ia beralih menuju meja riasnya. Ia hanya merapihkan rambutnya dengan sisir kemudian ia mengikatnya. Tak sampai di situ, ia hanya menggunakan bedak tipis.

Setelah itu ia hanya membawa tas kecil yang digunakan untuk menyimpan dompet dan ponselnya.

Dengan senyum yang masih terukir, ia menuruni tangga dan menempatkan dirinya di ruang tamu sambil menunggu kedatangan Fadlan.

Saat Khanza sedang menunggu Fadlan, Thomas muncul dari dapur dan segera menempatkan dirinya di samping Khanza.

"Lo mau kemana? rapi amat."

"Mau jalan sama sang pujaan hati," jawab Khanza sambil menyunggingkan senyumannya yang tak kunjung hilang.

"Alay lo. Masih kecil sok-sok sang pujaan hati. Btw, lo kagak jadi tr gue?" tanya Thomas mengangkat kedua alisnya.

Khanza tersenyum simpul ke arah abangnya, "lain kali."

"Idih. Kalo gitu lo masuk ke kamar dan gak boleh pergi sama Fadlan," perintah Thomas. Khanza mendelik ke arah Thomas. Ia mengernyit tanda ia tidak setuju dengan perintahnya.

"Apasi bang, gue mau jalan. Biarin gue seneng sekali aja kenapa sih," ucapnya dengan mengerucutkan bibirnya.

Thomas terkekeh lalu berdiri, "Yauda sono. Kalo perlu kagak usah balik."

Khanza kembali tersenyum saat ketukan pintu terdengar. Tangannya gemeteran saat memegang kenop pintu itu untuk membuka pintunya. Saat pintu itu terbuka, Khanza tidak mengalihkan pandangannya pada sosok pria di hadapannya.

Fadlan yang merasa di perhatikan hanya memandang Khanza dengan senyum miring andalannya. "Liatin nya biasa aja," ucapan Fadlan mampu membuat Khanza mengerjapkan matanya.

Saat mata mereka bertemu Khanza tersenyum tulus pada Fadlan yang di sambut juga oleh lelaki itu.

"Buruan," ucap Fadlan.

Khanza tidak mampu menjawab apapun lagi, ia hanya mengangguk lalu berjalan menghampiri mobil Fadlan yang terparkir di depan rumahnya.

Setelah masuk, Fadlan segera menjalankan mobilnya menuju jalan raya. Sampai di tengah perjalanan Khanza membuka suaranya.

"Kita mau kemana?" tanya Khanza penasaran.

"Nonton," jawabnya singkat tanpa menoleh ke arah Khanza.

Setelah itu mereka kembali diam sampai akhirnya tiba di mall. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka segera turun dan masuk ke dalam mall.

Mereka berjalan beriringan menelusuri mall tersebut dan sampai di bioskop.

Saat memasuki bioskop, Khanza dan Fadlan segera mengantri untuk membeli tiketnya. Selesai membeli tiket, mereka membeli popcorn dan minuman untuk menemani mereka menonton di bioskop.

Setelah itu, mereka duduk di bangku yang tersedia di dalam bioskop untuk menunggu studio di buka. Khanza duduk sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah. Tapi tatapan Khanza terhenti saat melihat seorang perempuan yang ia kenal duduk di bangku dekat dengan studio 4. Sedangkan dirinya dekat dengan studio 1. Tanpa membuang waktu Khanza beranjak dan menghampiri perempuan yang sibuk dengan ponselnya sambil menebang minuman di tangan kanannya.

Tanpa sadar, Fadlan mengikuti langkah Khanza yang berjalan menuju seseorang yang Fadlan juga kenal. Saat Khanza telah sampai di hadapan perempuan itu, ia berdehem dan membuat perempuan itu mendongak manatapnya.

SEGALANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang