Tawa Sasa mengalun saat keluar dari teater bioskop usai menonton film dengan Raffi. Lengannya bertengger nyaman di lengan Raffi dan sesekali tangan jahilnya menarik pipi Raffi.
Mereka terlihat seperti orang pacaran saja.
"Itu tadi yang bikin gue ketawa banget pas nyalain korek api di deket ban mobil, terus nggak lama mobilnya meledak. Sumpah sih itu oon banget!" tawa Sasa kembali terdengar sembari terus memberi review pada film yang baru saja mereka tonton.
"Terus yang pas mau masak ayam malah jadi senam. Ayamnya diajak senam." timpal Raffi tak kalah heboh dengan komentar Sasa sebelumnya.
Sepertinya Raffi dan Sasa sama-sama bahagia menghabiskan waktu seharian ini. Raffi bahkan bisa membuat Sasa tidak berhenti tersenyum dan melupakan Iqbaal sejenak.
"Kapan-kapan mau nonton lagi?" tanya Raffi saat turun dari eskalator.
Sasa mengangguk semangat. "Tapi, gue yang milih film-nya, ya? Gue pengen nonton film romantis terus baper sampai nangis."
"Film cengeng." Raffi tersenyum mengejek.
"Biarin! Pokoknya, nanti harus temenin gue nonton film baper."
"Iya-iya adik bawel!" Raffi mengacak gemas rambut Sasa dan membuat bibir gadis itu mengerucut lucu.
Hari ini, Sasa merasa seperti kembali ke Jogja, menghabiskan waktu dengan Raffi sampai dia lupa pulang. Sasa ingin waktu ini menjadi lambat agar dia bisa lebih lama menghabiskan waktu dengan Raffi. Sasa juga masih ingin menceritakan banyak hal pada laki-laki itu.
Raffi menarik Sasa menuju foodcourt dan meminta Sasa untuk memesan makanan mereka hari ini.
"Tau aja kalo gue laper." Sasa nyengir dan memperlihatkan jajaran gigi putihnya yang rapi.
"Apa sih yang nggak gue tau tentang lo?"
Sasa tersenyum penuh, lalu meraih ponselnya. Saat layar ponselnya menyala, ada satu notif dari Rizky yang langsung merubah mimik wajah Sasa menjadi serius.
Rizky: Ini Kanaya yang lo maksud mantannya Iqbaal. Lo bisa stalking aja sosmed yang pernah dia pake. Di situ lo bisa nemuin apapun yang lo cari karena Kanaya lumayan suka update sosmed.
Satu foto seorang gadis cantik kini menghiasi layar ponsel Sasa. Gadis itu memang terlihat cantik dengan rambut panjangnya dan mata bulat bak boneka. Pantas saja Iqbaal tidak bisa melupakan gadis secantik ini. Sasa saja mengakui kalau dia 'sedikit' kalah cantik.
Catat, cuma sedikit!
Raffi melihat Sasa yang tampak serius menatap ponselnya. "Kenapa?" tanya Raffi.
Sasa seperti tidak mendengar pertanyaan Raffi, dia sibuk membalas pesan dari Rizky.
Sasa: Okey Ky, makasih infonya yaaa
"Hei!" Raffi mengusap lembut pelipis Sasa. "Are you okay?" tanya Raffi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Instinct [Completed]
Fanfiction"Kanker otak stadium akhir." Ketika mendengar vonis dokter, Iqbaal sudah tahu dunianya akan berubah sepenuhnya. Terlebih ketika ia mencoba bertanya lebih tentang penyakit itu dan penjelasan dokter semakin membuatnya jatuh. Iqbaal mencoba kuat, tapi...