Instinct -29

13.1K 1.5K 406
                                    

Funtastic kafe sudah ramai tamu undangan. Suara musik dj menggema di seluruh sudut ruangan kafe yang berukuran lumayan besar itu. Di atas panggung yang tidak terlalu tinggi, ada kue berukuran besar bertuliskan "Happy Birthday Ayunda Salsabila" yang tertulis melingkar.

Suasana pesta benar-benar sangat anak muda, sesuai dengan keinginan Melisa yang menyesuaikan tema sweet seventeen. Dilihatnya Sasa yang tengah menyambut kedatangan Airin, Lea, dan Feby. Anak gadis itu hari ini berusia tujuh belas tahun, usia menuju dewasa bagi perempuan.

Dress pink yang tidak terlalu glamor dan hanya sepanjang lutut, memeluk tubuh Sasa dengan begitu cantik. Dress pilihan Melisa itu membuat Sasa terlihat sangat feminim dan tampil jauh lebih cute dari biasanya.

"Cie yang sweet seventeen, bahagia banget kayaknya," goda Lea sesaat setelah meletakkan kadonya di atas tumpukan kado yang lain.

Sasa tertawa renyah. "Iya dong, kan tahun ini gue punya KTP," balasnya.

"Kan tahun ini udah ada yang spesial juga selain KTP. Udah ada cowoknya," timpal Airin.

"Ngomong-ngomong soal cowok, si Iqbaal dateng nggak hari ini?" tanya Lea. Gadis itu melipat tangannya di depan dada dengan mata menatap Sasa jahil.

Sasa menggeleng cepat sambil tersenyum. Membuat Airin, Lea, serta Feby yang tengah makan potongan kue yang tersedia di atas meja menautkan alisnya. Sasa tahu ketiga temannya pasti bingung, kenapa dia melarang Iqbaal datang malam ini.

"Kenapa? Bukannya dia cowok spesial di hati lo?" tanya Airin bingung.

"Nasi goreng kali ah, spesial." sahut Feby sambil memasukkan potongan kue ke dalam mulutnya.

"Perasaan gue nggak enak tentang dia malam ini. Makanya, gue ngelarang dia buat datang malam ini. Gue takut dia kenapa-kenapa." jawab Sasa sedikit menjelaskan.

Airin mengangguk mengerti dan mengusap bahu Sasa dengan lembut. Setelah itu, tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Hanya sibuk dengan perasaan masing-masing. Sampai suara dj Ari Irham membuat pandangan keempat gadis itu teralihkan ke panggung.

"Selamat malam semuanya." Laki-laki tampan itu menyapa disertai senyum khasnya yang menuai cibiran dari laki-laki, namun menuai pujian dari para gadis.

"Malam!"

Ari tersenyum penuh saat sapaannya dibalas serempak. Ia mengecilkan volume musiknya. "Malam ini, gue seneng banget bisa diundang di acara ulang tahun cewek cantik dengan dress pink di sana." Ari menunjuk kearah Sasa.

Sasa hanya tersenyum sipu ditatap Ari semanis itu. Tapi, tersipunya masih dibatas wajar. Yang nggak wajar itu kalau ditatap Iqbaal pakai mata dinginnya.

Itu tuh, kayak lo lagi makan nasi goreng Bang Mus yang super pedas dan spesial, sampai kalau mertua lo lewat, lo nggak bakal ladenin. Gitu pikir Sasa.

"Happy Birthday!" ucap Ari penuh semangat yang disambut sorak sorai dari yang lain.

Malam ini mungkin kurang lengkap bagi Sasa, karena tidak ada Iqbaal dan Ayahnya. Tapi, dia merasa baik-baik saja setelah Ayahnya menelepon dan melakukan video call secara pribadi dengannya. Begitu juga dengan Iqbaal, laki-laki itu bilang kalau dia sedih tidak bisa datang dan berakhir pamit untuk tidur di detik terakhir video callnya.

Sasa percaya. Padahal, Iqbaal bohong.

Laki-laki itu akan datang malam ini.

***

Iqbaal memasuki mobil Ody dengan tergesa. Dia terlambat dan Raffi sudah pergi sejak sepuluh menit yang lalu. Dia terlambat karena Sasa enggan menyudahi video call dengannya.

Instinct [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang