[Jangan lupa puter mulmed yaw☝️]
***
Sasa duduk di atas kasur dengan memeluk lututnya. Dagunya bertumpu pada kedua lutut yang tengah dia peluk. Tidak ada air mata seperti seminggu yang lalu, tapi matanya masih menyiratkan sebuah kesedihan yang mendalam.
Gadis itu hanya termenung sambil mendengarkan radio dari ponselnya yang dia dengarkan melalui earphone. Beberapa menit yang lalu dia mengirim email pada Radio yang tengah dia dengarkan.
Senyum ceria yang selalu menghiasi wajah cantiknya seolah lenyap ikut terkubur bersama Iqbaal. Laki-laki itu sudah merebut dunianya dan dengan lancang membawanya pergi jauh ke tempat yang sulit ia jangkau. Tapi, Sasa sama sekali tidak menyesal pernah memberikan dunianya pada Iqbaal, meskipun akhirnya Iqbaal membawa dunianya pergi.
"Email ini kiriman dari Ayunda Salsabila atau yang akrab dipanggil dengan nama Sasa. Ada cerita yang panjang yang dikirim sama Sasa tentang cowok yang pernah hadir dalam hidup dia."
Mendengar penyiar radio perempuan itu berbicara sedikit mengenai emailnya, membuat matanya berkaca-kaca dan pandangannya jadi tidak jelas sampai air itu menetes dari pelupuk matanya.
"Ini cerita tentang sebelah sepatu usang dan sebelah sepatu cantik. Suatu hari, sepatu cantik berjalan sendirian menikmati kehidupan barunya. Ia sendirian tanpa pasangan seperti sepatu pada umumnya. Lalu, di ujung jalan ia melihat satu sepatu yang terlihat usang dan rapuh,"
"Sepatu cantik lantas menghampirinya dan bertanya mengapa ia duduk seorang diri dan menunduk? Dan jawaban dari sepatu usang membuat sepatu cantik terenyuh. Sepatu usang baru saja kehilangan pasangannya, baru saja mengalami pahitnya perpisahan,"
"Sepatu cantik awalnya merasa iba, ia menemani sepatu usang itu meskipun si sepatu usang enggan untuk sekedar dia sentuh. Sepatu cantik berbagi cerita, berbagi tawa, berbagi rasa. Namun, sepatu usang tetap murung. Ia tetap terkurung dalam dunia gelapnya sendirian,"
"Beragam cara dilakukan oleh sepatu cantik untuk bisa lebih dekat dengan sepatu usang. Tapi yang terjadi, sepatu usang malah mengusirnya pergi, sepatu cantik menolak dengan tegas. Lalu, sepatu usang memberi pilihan ... Sepatu cantik yang pergi atau dirinya yang pergi."
Sasa tersenyum kecil saat penyiar radio itu membacakan ceritanya tentang sepatu usang yang pernah Iqbaal ceritakan padanya dulu, meskipun cerita itu tidak pernah lengkap diceritakan oleh Iqbaal. Lagi-lagi air matanya jatuh tanpa dia sadari.
"Aku menyesal pernah mendengar cerita itu, kalau akhirnya kisah kita sama tragisnya dengan sepatu usang dan sepatu cantik. Aku masih ingat saat pertama kali kita ketemu di warung gado-gado dan kamu lagi minum cappuccino keju,"
"Saat itu, aku memperkenalkan diri dengan begitu lengkap, tapi kamu cuma diam. Kamu masih terlalu dingin buat disentuh. Tapi, sikap dingin dan tidak peduli kamu membuatku semakin penasaran tentang siapa kamu. Sampai akhirnya aku tahu nama kamu, Iqbaal Dhiafakhri."
Sasa terkekeh mengingat itu. Itu adalah detik pertama ia jatuh hati pada sosok Iqbaal.
"Banyak orang bilang aku bodoh ngejar cowok kayak kamu, tapi aku nggak peduli. Buat aku, kamu beda dan pantas untuk dikejar. Kamu yang buat aku lupa sama masa lalu aku waktu di Jogja sama mantan aku. Bikin aku sibuk nyumpahin kamu 'Falling In Love' sama aku setiap kamu ninggalin aku di sekolah dan kamu bakal manggil aku dengan sebutan cewek aneh, idiot, gak jelas,"
"Demi apapun aku suka panggilan itu. Aku sadar, nggak mudah buat aku deket sama kamu, ngajakin kamu makan nasi goreng Bang Mus hampir setiap malam sampai aku tau kamu pengidap kanker otak stadium akhir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Instinct [Completed]
Fanfiction"Kanker otak stadium akhir." Ketika mendengar vonis dokter, Iqbaal sudah tahu dunianya akan berubah sepenuhnya. Terlebih ketika ia mencoba bertanya lebih tentang penyakit itu dan penjelasan dokter semakin membuatnya jatuh. Iqbaal mencoba kuat, tapi...