Keesokan harinya saat pagi hari. Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Angin bertiup sangat sejuk, mereka seperti bernyanyi untukku.
Aku menikmati hari ini. Disaat aku terbangun aku ingin mencoba untuk berdiri, kakiku memang masih diperban. Tapi aku memaksa diriku sendiri untuk berdiri dan berjalan untuk duduk dibalkon jendela.
Aku berdiri dengan mengigil. Aku cepat-cepat berjalan kebalkon jendela. Disaat aku duduk aku memperhatikan semua segala sesuatu yang ada disekitarku.
Yang kulihat hanya hutan yang damai. Yang dipenuhi berbagai flora dan fauna. Tanaman bunga yang sangat banyak dan tertata rapi.
Para penjaga yang slalu siapa siaga didepan pintu gerbang utama. Kuda yang gagah menandakan kuda itu siap untuk melakukan pentempuran.
Tok..!! Tok..!!
"Hm...? Masuk?"
Krek...{suara buka pintu}.
"Vendra?! Kenapa kau bangun dari tempat tidur!!? Cepat kembali ketempat tidur!!"
"Shan...tolong jangan memaksaku untuk berbaring lagi"
"Vendra!! Jangan membantah!"
"Hei!! Dengarkan aku! Namaku Veera bukan Vendra!!"
Tiba-tiba kepalaku pusing lagi.
"Sshhh....argh...ss...sakit...."
"Heh....Vendra?? Ada apa??"
Dia menghampiriku dengan wajahnya yang sok baik.
"Jangan! Jangan mendekatiku!, menjauhlah dariku!"
"Hh....Vendra?? Ada apa denganmu?"
"Jangan panggil aku begitu! Argh!! Ss...sakit....."
"Vendra...biarkan aku membantumu..."
Aku terpaksa menerimanya, karna aku tidak ingin menolak pertolongan orang yang sudah menyelamatkan nyawaku.
Dia meletakanku diranjang dengan hati-hati. Disaat aku diletakan diranjang Shan menatapku dengan tatapan yang gelisah.
"Vendra....are you okay?"
"Mmmhh......Shan...ss...sakit...!!"
"Hhh.....Vendra....see my eyes"
"But why!!??"
"I say! See my eyes!!"
Dia mendongakan wajahku secara paksa. Ia memaksaku untuk menatap matanya. Disaat aku menatap matanya, aku melihat matanya yang berwarna biru tua tiba-tiba berubah menjadi ungu. Tiba-tiba aku tidak sadarkan diri entah kenapa.
Shan:
Maafkan aku Vendraku. Aku terpaksa melakukan ini.
Aku menatap wajahnya yang sudah tidak sadarkan diri. Setelah itu aku menumbuhkan taringku dan mulai menyedot darah yang membuatnya slalu tersakiti.
Aku menyedot darahnya sedikit demi sedikit hingga darah kotor itu habis.
"Sssshhhh......hhhhh.......segar skali"
Aku ini memang Vampire yang berbeda. Aku menyukai banyak jenis darah, tapi yang paling kusukai adalah darah segar. Dan darah segar itu adalah darah Mate ku sendiri, tapi bukan artinya aku akan membunuhnya hanya karna Mate ku seorang manusia bukan Vampire sama seperti ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Is My Mate??!!
VampireApa jadinya jika kau adalah Mate dari seorang Vampire??