13

982 57 1
                                    

Sakit banget. Sumpah ini sakit, sakit rasanya ketika kamu lebih memilih dia. Dia yang lebih dibanding aku yang gak ada apa-apanya.


      "Hoaamm" Vanka menguap diikuti oleh Dirga. Satu kata yang menggambarkan mereka, ngantuk.

     "Dir, dongengnya masih lama gak? Sumpah gue ngantuk banget!" tanya Vanka yang sedang berpangku tangan.

     Mereka berusaha agar tidak tertidur, jika sampai tertidur tamatlah riwayat mereka.

   "Satu jam lagi Yam, gue juga pengen tidur! Semalam gue begadang nonton bola, jadi waktu tidur gue tersita"

  "KEPADA SISWA YANG BERNAMA DIRGA, VANKA, DAN GIO SILAHKAN MENUJU RUANG BK!"

    "Haah... Selamet dah gue" syukur Vanka.

    "Bu, permisi ke ruang BK" Vanka mengangkat tangannya sebelum berbicara.

      "Saya juga bu" ucap Dirga dan Gio serempak. Kelihatan sekali bahwa Dirga dan Vanka sangat senang, seakan baru mendapat jackpot.

     Setelah dipersilahkan, mereka pun berjalan menuju ruang BK. Mereka sudah pasti tau hal apa yang akan terjadi.

🎬🎥

    Kedua ibu-ibu muda itu menatap tajam anak-anaknya. Dirga dan Gio hanya dapat menunduk takut. Dan yang paling parah adalah Dirga, badannya keringat dingin, seakan tatapan Bundanya mengulitinya tipis-tipis.

    "Gio, sejak kapan kamu jadi bandel begini?!" tanya mama Gio marah. Gio hanya diam tak berani menjawab.

    "Kenapa kamu cabut! Hah?! Jawab! Kamu itu makin besar makin bandel aja!" kini Bunda Dirga yang dikenal garang itu pun meneriaki Dirga.

   "Bukan gitu Bun, Dirga gak-" "Menjawab lagi! Kamu mau melawan Bunda? Hah! Biar kamu jadi anak durhaka?! Jawab! Mau Bunda kutuk kamu jadi batu?!!" kini Bunda Dirga makin melotot tajam.

"......"

"Jawab dong! Jangan diem aja! Dosa gak ngejawab pertanyaan orang tua! Kamu mau dosa kamu makin banyak"

    Dirga serba salah sekarang, di jawab marah, gak dijawab salah, duhh.

   "Dirga gak mau dikutuk Bun" ucapnya akhirnya.

    Pak Mus, Mama Gio, Vanka dan Gio yang melihat itu hanya terbengong heran.

   "Bu, maaf sudah menyela tapi sebaiknya ibu dapat memarahi anak ibu di rumah saja" ucap Pak Mus tidak tega melihat wajah Dirga yang mati kutu.

    Setelah permisi tinggallah Pak Mus dan Vanka di ruang BK.

   "Mana wali kamu Vanka?" tanya Pak Mus.

    "Tante saya lagi pergi ke luar negeri pak" ucap Vanka, Pak Mus menatap Vanka tak percaya.

  "Kapan?"

   "Mmm... Seminggu yang lalu"

   "Kalo gitu kasih sama papa kamu"

  "Bapak tau kan, papa saya itu orang sibuk. Mana mau dia repot-repot kesini cuman gara-gara ini aja pak" ucap Vanka jengah, mulai bosan.

  "Pak, bebasin Vanka sekali ini ajaaa. Vanka janji gak bakal bolos lagi deh!" ucap Vanka berusaha meyakinkan Pak Mus.

   "Gampang sekali kamu bilang gitu ya" Pak Mus mulai curiga lagi.

   "Bapak gak kasian liat saya? Mama saya meninggal, Papa saya sibuk, gak peduli sama saya, dan tante saya lagi pergi. Gak ada yang ngurus saya selama tiga bulan ini" ucap Vanka, air mukanya dibuat sesedih mungkin. Berharap agar Pak Mus percaya.

VankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang