27

635 27 0
                                    

       

  Vanka berjalan sambil memperhatikan ponselnya, dan tidak sadar bahwa di depannya ada pilar penyangga bangunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Vanka berjalan sambil memperhatikan ponselnya, dan tidak sadar bahwa di depannya ada pilar penyangga bangunan.

Bugg!

      Sontak itu membuat Vanka terkejut dan hampir saja membuat ponselnya terjatuh. Dia melihat di depannya ada pilar penyangga, dan baru tersadar bahwa ia menabrak benda sialan itu. Tapi kenapa rasanya tidak sakit?

       "Kalo jalan tuh pake mata. Jangan main hp kalo lagi jalan!" ucap seseorang dengan nada datar khasnya.

       Disamping kanannya sudah berdiri Lexi, dengan tangan kanannya yang masih setia sebagai alas agar jidat Vanka tidak terantuk pilar.

Sejak kapan?

       Vanka pun mundur beberapa langkah menjauhi pilar sialan yang hampir membuat ponselnya rusak. Setelah itu Lexi pergi meninggalkan Vanka yang masih bengong di depan pilar.

      Setelah beberapa menit kepergian Lexi, Vanka baru tersadar dan ia tersipu malu mengetahui bahwa Lexi melindunginya dengan tangannya. Wajahnya merona mengingat itu.

      Ia pun memperbaiki letak kacamatanya dan mengelus jidat lebar keberuntungannya sambil melompat-lompat kecil. Duh, barusan dipegang Lexi nih! batinnya tersenyum, sambil mengelus jidatnya seakan jika ia elus terus akan keluar jin.

🎬🎥

         Selama pelajaran berlangsung Vanka terus menatap punggung Lexi sambil mengelus jidatnya dan tersenyum malu-malu. Lexi yang tiba-tiba merasa  punggungnya panas pun duduk dengan gelisah.

       Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun Vanka masih setia dengan posisinya tersebut. Dirga menatap ngeri Vanka yang duduk disampingnya. Ia memang sudah memperhatikan Vanka sedari tadi. Dirga ingin sekali menegurnya, namun takut kalau-kalau Vanka sedang kesurupan.

        Lexi sudah keluar kelas namun Vanka tetap menatap kepergiannya. Dirga pun menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal melihat Vanka. Akhirnya Dirga pun menyikut Gio dan memberi kode.

       Dirga dan Gio serentak meletakkan tangan mereka di atas kepala Vanka. "KELUAR KAU SETAN!! PERGI JAUH-JAUH!! JANGAN GANGGU TEMAN KAMI!!" teriak mereka serentak, beruntung anak-anak yang lainnya sudah keluar. 

      "Aduh! Apaan sih kalian, njir?!!" Vanka menyingkirkan tangan mereka dari atas kepalanya. Ia menatap garang Dirga dan Gio sambil berkacak pinggang. "Emangnya gua kesurupan, apa?!!" ucap Vanka kesal sembari memperbaiki rambutnya yang berantakan akibat dua ayamnya tersebut.

    "L-Lo udah sadar Van?! Syukurlah!" Dirga mendesah lega sambil mengelus dadanya. Gio yang melihatnya pun ikut mengelus dadanya lega.

      "Gila lo semua! Lo pada pikir gue kesurupan ya?" tanya Vanka, membuat mereka berdua mengangguk bersamaan. "Ih, amit-amit! Jauh-jauh deh!".

       "Dirga bilang lo kesurupan" sela Gio, membuat Vanka menatap tajam Dirga. "Habisnya, dari tadi gue liat lo bengong mulu sambil senyum-senyum gak jelas, trus ngelus-ngelus jidat lo. Gue kan jadi takut, gue pikir lo kesurupan" Dirga cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.

      Vanka memutar matanya mendengar jawaban Dirga. "Udah deh, pulang yuk! Anak-anak lain udah pada pulang tuh!" ajak Gio yang jengah melihat tingkah absurd kedua sahabatnya itu.

🎬🎥

       Di perjalanan Vanka pun memberitahu fakta kebenaran tentang Chyra pada Gio dan Dirga. Ia ingin mereka tahu fakta mengejutkan tersebut.

25 Agustus 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25 Agustus 2018

Jess ❤

Jangan lupa kasih bintang 🌟 buat nyemangatin Authornya ya! 😋 Dan kasih pendapat kalian!

VankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang