Sementara mereka asik berseteru, seseorang menghampiri mereka."Lo gak pulang?" tanya Lexi. Dengan pedenya Vanka menjawab.
"Pulanglah, tapi cowok ini cari gara-gara sama gue!" dan untungnya memang Lexi sedang bertanya pada Vanka.
"Yaudah ayo" Lexi menarik tangan Vanka, mengajaknya meninggalkan tempat itu dan cowok itu. DEMI APA LEXI MENGAJAKNYA PULANG?! PEGANGAN TANGAN PULA!
🎬🎥
Entah malaikat apa yang menghampiri Lexi sehingga ia mau mengajukan diri mengantar Vanka pulang.
Akhirnya mereka sampai di apartemen Vanka atas petunjuk Vanka.
"Makasih Lex" ucap Vanka tulus.
Belum sempat Vanka keluar, Lexi mencegatnya.
"Lo jangan mau dekat-dekat sama cowok tadi. Dia berbahaya" ucap Lexi datar.
Kayak lo gak berbahaya aja buat kesehatan jantung gue Lex ucap Vanka dalam hati, namun ia hanya mengangguk pada Lexi.
Vanka keluar dari mobil Lexi, dan menunggu Lexi melajukan mobilnya.
🎬🎥
Dia tinggal bersama tantenya sejak...sejak peristiwa itu menimpanya dan mengubah hidupnya.
Vanka melihat apartemennya super duper berantakan, berarti Tante Sisca sudah datang.
"Halooooo tanteeee, Vanka imut udah dateng nih!" teriak Vanka sambil membuka sepatunya.
"Vanka, gue tau lo belum makan. Jadi karena gue kakak yang baik hati, gue pesenin pizza tadi! Udah gue bilang jangan panggil gue dengan sebutan itu! " Jangan kaget mendengar Sisca menyebut dirinya sendiri 'kakak' karena menurutnya itu lebih cocok daripada 'tante' , mengingatnya masih umur duapuluh dua.
"Makasih kak" ucap Vanka memeluk Sisca yang sedang sibuk mengetik di laptobnya.
"Eh, bentar deh! Kok, kakak udah pulang hari ini? Bukannya bulan depan?" tanya Vanka.
"Gue undurin jadi bulan depan gue pergi, karna disana lagi musim panas. Gue gak suka" jawab Sisca masih tetap pada aktivitasnya.
"Mentang-mentang CEO, suka-suka deh! Yaudah aku mau mau makan dululah"
🎬🎥
Sudah sebulan Vanka les dengan Lexi. Menurut Lexi sebenarnya Vanka tidak bodoh, tapi malas.
Nilai-nilainya pun sudah mulai naik. Vanka juga sudah rajin mengerjakan PR karena Lexi mengingatkannya tiap malam dan Lexi selalu mengantar Vanka pulang.
Bagaimana bisa Vanka tidak menyukai lelaki yang miskin ekspresi itu? Kepalang baper akan sikap Lexi kepadanya, ia tak peduli.
Namun es tetaplah es. Sikap Lexi masih tetap pada Vanka, hanya sebatas guru les.
Vanka juga tidak memusingkan itu, yang penting baginya adalah bisa bersama Lexi tiap hari.
Seperti sekarang mereka sedang belajar Matematika.
"Nanti kalo hasilnya ini dikali sama ini, terus lo tambahin sama yang ini. Gak usah ribet sama rumus yang di buku. Gini lebih gampang kan? " tanya Lexi menatap Vanka.
"Oh, iya iya" Vanka menoleh ke kiri dan mendapati Lexi sedang menatapnya dalam.
Lexi masih tak bergeming. Vanka pun mengibaskan tangannya di depan wajah Lexi.
"Lexi, lo gakpapa? Sakit? " Vanka memegang kening Lexi.
"Gak panas kok jad-" Vanka terdiam saat Lexi tiba-tiba menggenggam tangan Vanka.
Vanka tersenyum malu-malu. Apa mungkin Lexi udah luluh sama gue, terus dia jatuh cinta sama gue? Pikirnya. Hatinya bersorak senang.
Melihat Vanka yang tersenyum senang, Lexi tersadar.
"Sorry sorry, g-gue tadi menghayal" ucap Lexi kelabakan, dan langsung melepaskan genggaman tangannya.
Ha! Mengkhayal pake pegangan tangan? Alah modus lo! Bilang aja lo malu batin Vanka.
Saat Vanka ingin menulis kembali, ponselnya berdering menandakan ada telepon masuk.
Ia melihat, nama Kak Sisca tertera di layar ponselnya.
"Halo" sapa Vanka.
"Vanka kamu gak mau nganter kakak pergi ya?! Kakak mau pergi jauh lo.... Dua bulan pula, entar kamu kangen"
"Hahaha, udah gak usah nangis. Aku bakalan ke sana sekarang, yaudah bye" ucap Vanka menutup teleponnya."Euhmm, Lex. Hari ini udahan dulu ya, soalnya gue mau ke bandara" ucap Vanka melihat Lexi masih membaca buku.
"Lo mau kemana emang?" tanya Lexi berusaha bertanya biasa.
"Hehehe bukan gue, tapi tante gue" jawab Vanka tersenyum.
Sesampainya diparkiran Lexi dan Vanka menaiki motor besar Lexi.
"Mau gue anter ke rumah atau ke bandara dulu?" tanya Lexi agak keras, karena mereka sedang berada di jalan raya.
"Lo mau nganter gue ke bandara? Serius?!"
"Yaudah cepetan naik sebelum gue berubah pikiran" ucap Lexi datar.
🎬🎥
Sesampainya di bandara, Lexi dan Vanka mencari Sisca.
"Itu dia kak Sisca!" tunjuk Vanka ke arah wanita yang sedang berdiri gelisah, mencari seseorang.
"Kak Sisca!!" Vanka langsung berlari dan memeluk Sisca erat.
"Oh ya kak, kenalin ini yang namanya Lexi. Lex ini tante aku, tapi panggilnya kakak aja nanti kamu digigit" ucap Vanka.
Mereka pun bersalaman. "Oh, jadi ini yang sering kamu ceritain iti toh" ucap Sisca manggut-manggut.
"Ihh, kakak! Malu-maluin! " ucap Vanka, tapi sedetik kemudian ia kembali memeluk Sisca.
"Kamu hati-hati ya di rumah, kalo ada apa-apa telfon kakak, pasti kakak langsung dateng" suara Sisca mulai bergetar.
"Jangan keseringan telat makan, tidur jangan lama-lama, jangan kebanyakan makan es krim, kalo ada orang yang gak dikenal ngetuk pintu jangan dikasih masuk, jangan-"
"Iya iya, aku tau kok. Ah kakak mah bawel" ucap Vanka yang tangisnya sudah pecah.
"Kakak hati-hati disana, jangan cepet naksir cowok, ntar aku dikacangin lagi, jangan lupa bawa oleh-oleh. Oh, satu lagi, cepet pulang ya! " ucap Vanka masih menangis.
"Udah ah, nangis-nangisannya. Kamu gak malu diliatin cowok kamu nangis?" ucap Sisca melepas pelukannya.
Vanka mendekat ke Sisca dan berbisik "masih calon kak" ucapnya.
Lexi melihat mereka aneh. Baru aja nangis-nangisan, eh jadi ketawa.
"Yaudah bye! I Love you Vanka" ucap Sisca sambil melambaikan tangannya lalu masuk.
"Me too" ucap Vanka pelan.
Selama jalan menuju parkiran mereka tak terlibat percakapan.
Vanka yang berjalan menunduk, dan Lexi di depannya.
Brukk
Vanka menabrak punggung Lexi, karena Lexi berhenti tiba-tiba.
Lexi berhenti karena mereka sudah sampai di parkiran.
"Lo kalo jalan liat-liat dong!" ucap Lexi ketus.
Vanka tak merespon, ia masih saja menunduk.
Samar-samar Lexi mendengar isak tangis Vanka.
"Sorry sorry bukan maksud gue buat ngebentak lo" ucap Lexi.
Tangis Vanka semakin menjadi, membuat Lexi kalap.
Apalagi banyak yang melihat mereka.
Tanpa aba-aba Lexi memeluk Vanka, mengelus-elus punggungnya berusaha menenangkannya.
🎬🎥
Jangan lupa di Vote ya guys!
Makasih udah baca cerita jelek aku wkwkwk....
Tinggalin komentar atau sarannya juga boleh kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanka
Teen FictionSulit dipercaya! Seorang Vanka rela menjadi cupu atau fake nerd hanya untuk mengejar Lexi--cowok yang telah merebut seluruh perhatian Vanka. Apakah Vanka tahan untuk terus berpura-pura (?) mengingat sifatnya yang biasanya bar-bar. Yang dulunya...