24

887 45 6
                                    

      "Nya gue kangen Vanka deh" ucap Cutki sembari menatap foto yang terbingkai indah di tangannya. Foto tiga orang cewek yang sedang tertawa. Ia kembali mengingat memori mereka ketika masih bersama Vanka.

     "Lo pikir cuma lo aja yang kangen, gue juga tau! Tapi gue bingung deh, semenjak kita pindah kesini, gak pernah sekali pun kita ketemuan sama Vanka, baik itu di tempat balapan, mall, atau entah dimana gitu. Apa jangan-jangan Vanka bohong kalo dia masih tinggal Indonesia?" tanya Kenya membuat Cutki manggut-manggut tanda setuju.

     "Entahlah, dia susah banget dihubungin. Oh ya! Ngomong-ngomong, lo ngerasa aneh gak sama cewek yang kemarin kita tolongin itu? Auranya kayak aura khas Vanka tau gak? namanya juga sama kayak Vanka, ya walau pun penampilan sama sifatnya berbanding terbalik sama Vanka, sahabat kita. Gue penasaran sama nama panjang tuh cewek" ucap Cutki curiga, merasa familiar dengan siswa bernama Vanka di sekolahnya.

    "Gue juga ngerasain sih-", "Tapi gak mungkin banget Vanka berubah kayak gitu, kayak kurang kerjaan aja" kata Kenya menekankan kata 'gak mungkin banget'.
    
     "Iya sih. Gimana kalo kita cari tau tentang cewek itu?" Cutki menatap Kenya lamat-lamat. Kenya diam sejenak, seolah berpikir akibat dari perbuatan mereka nanti. "Oke" ucap Kenya akhirnya.

     Setelah berbincang sebentar, Cutki pun pamit pulang dari rumah Kenya sambil memikirkan rencana investigasi mereka nanti.

🎬🎥

     "Ga" Vanka menyikut lengan Dirga yang sedang fokus mendengarkan penjelasan Pak Guntur tentang Fungsi Invers. Beberapa detik kemudian Dirga tak kunjung menoleh.

      "Dirga!" ucap Vanka tertahan sambil menyikut Dirga lebih kuat namun masih dengan hati. "Apa sih yam? Ntar aja deh, gue lagi fokus nih! Jarang-jarang gue fokus" ucap Dirga namun masih tetap memperhatikan Pak Guntur, membuat Vanka memutar bola matanya kesal.

     Akhirnya Vanka menuliskan di belakang buku catatannya, apa yang ingin diutarakannya pada Dirga.

       "Yang lo bilang semalam itu, lo seriusan?" Vanka menggeser bukunya ke arah Dirga seraya berkata pelan "penyakitnya Chyra". Dirga membacanya, dan menulis sesuatu di bawahnya, kemudian menggesernya ke arah Vanka.

      "Iya, gue serius"

       "Awas kalo lo bohongin gue! Gue bakal minta putus" belum selesai Vanka menulis, bukunya sudah melayang ke atas.

      Mengira bahwa itu Dirga, Vanka ingin protes, namun ia hanya tersenyum keki melihat bahwa pelakunya adalah Pak Guntur. Mampus!

      Guru Matematika itu penasaran apa yang dituliskan kedua muridnya ini sampai tak memperhatikannya yang sudah lelah menjelaskan.

      Pria tua itu mengembalikan catatan Vanka, membuat Vanka tak hentinya mengucap syukur karena biasanya dia selalu jadi tumbal oleh Pak Guntur. Namun, ucapan syukur itu dalam sekejap berubah menjadi makian karena satu kata yang keluar dari mulut Pak Guntur.

Kesialan apa lagi ini?  Batin Vanka sambil mendengus kasar.

     28 Agustus 2018

VankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang