8

997 56 1
                                    

Cciiiiiitttttt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cciiiiiitttttt..... Mobil hitam itu merem mendadak, menimbulkan suara decitan ban mobilnya.

     "AAAAAAAAAAA"

BRUK!

  "Kalo nyetir liat-liat dong! Tuh, es krim gue jadi jatoh! Lo harus ganti ru....gi" Vanka terkejut melihat Lexi lah yang keluar dari mobil hitam itu.

       "Ngapain lo bengong?! Kalo nyebrang liat kiri-kanan!" tekan Lexi pada Vanka.

      "Loh, kok malah di bentak sih lex? Kan kamu yang salah. Kamu gak papa nak? Ada yang sakit?" tanya seorang pria paruh baya yang keluar dari mobil Lexi.

     Vanka menggeleng. "Tapi om, es krimku jatoh, padahal baru beli"cicit Vanka, pria itu tersenyum.

    Akhirnya mereka singgah di kedai es krim tempat Vanka membeli es krimnya tadi.

     "Vanka, sikap Lexi di sekolah gimana? Nakal ya?" tanya pria itu yang ternyata papanya Lexi.

     "Gak kok om. Lexi itu cowok paling pinter, paling baik,paling ganteng, dan paling keren di sekolah. Makanya Lexi punya banyak fans di sekolah. Pokoknya Lexi gak punya catatan kriminal sekecil apapun, nyaris sempurna" ucap Vanka semangat sambil sesekali memakan es krimnya.

       Pria itu tersenyum melihat semangatnya Vanka menceritakan kelakuan Lexi di sekolah.

    "Tapi, ya itu, dia dingin banget om. Ngomongnya irit, padahal kalo ngomong kan gak bayar. Trus ekspresinya datar banget" Vanka menceritakan seolah-olah Lexi tidak sedang berada di sana.

     "Hahaha di rumah juga kayak gitu dianya, ngomong seperlunya aja. Apalagi kalo udah kumpul, gak ada rame-ramenya, kayak kuburan" Pria itu tertawa di ikuti Vanka.

      Vanka tak mengira bahwa Lexi juga bersikap begitu di rumahnya sendiri.

Papanya humoris gini, tapi dia kok datar banget? Apa dia kekurangan gen humoris papanya?

    "Pa...." Lexi akhirnya berucap.
"Tuh, tuh liat ekspresi dia Van! Hahaha" Pria itu dan Vanka tertawa terbahak melihat ekspresi Lexi yang memang sangat amat datar.

    Gak dianggap anak nih gue! Akrab banget sama anak orang, baru kenal lagi!

     "Lex" pria itu menyikut lengan anaknya.

     "Apa pa?"

     Pria itu menyikutnya lagi. "Apa sih pa?!" Lexi geram, bukannya memberitahu, papanya malah memberikan kode yang tak ia mengerti.

    "Bersihin tuh!"

     "Apanya yang dibersihin? Meja? Kan pelayan kedai nya yang ngerjain pa, ada-ada aja sih!"

      "Itu mulut Vanka di bersihin dong! Bukan meja nya!" ucap Pria itu kesal, membuat Vanka tersentak malu.

     Vanka mengambil tisu di depannya dan melap asal sekitar mulutnya.

VankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang