11

949 55 2
                                    

Dan disinilah mereka, di pasar tradisional. Mungkin bagi kebanyakan remaja zaman sekarang, pasar tradisional adalah tempat yang harus benar-benar dihindari.

Bagi mereka, pasar tradisional adalah tempat kotor, bau, berisik, tidak higenies, dan jauh dari kata hits.

"SAYUR SEGAR, SAYUR SEGAR!!"

"DAGING MURAH, BERMUTU, MASIH SEGAR!! AYO DIBELI!"

"SIAPA YANG BELI MINYAK ANGIN INI, BAKALAN DINIKAHIN SHAWN MENDUSDUS!!!"

"CABE-TERONG! TERONG-CABE! CABENYA BARU DIPETIK DAN MASIH SEXY!!"

"JAMUUUUU.... JAMU MUJARAB! DATANG DARI ARAB! DIBUAT ORANG ARAB! AYO KAK, BANG, DEK, NEK, PAK, BU, TANTE, OM DIBELI JAMUNYA DUNGS!!"

Dan masih banyak lagi rayuan gombal pedagang agar dagangannya laris manis.

"Yam, yang mana duluan, nih?!" tanya Gio pada Dirga dan Vanka.

Vanka mengedarkan pandangannya, mencari target pertama mereka.

"Pecel cinta" ucap Vanka. Gio dan Dirga mencari pedagang pecal.

"Yang mana pecel cinta? Gak ada" Gio bingung tak menemukan pecal yang dimaksud Vanka.

"Ada. Itu" Vanka menunjuk pedagang di samping mereka.
Oalah, jarak sedekat ini pun tak dilihat.

Mereka pun mendekat ke gerobak penjual pecal.

"Bang mau pec-" "Mau pecel apa dek? Pecel cinta, pecel sakit hati, pecel cemburu, pecel selingkuh, pecel mantan, pecel jomblo, pecel prenjon, pecel supirjon, pecel sisterjon, pecel brotherjon, pecel manja, pecel galau atau pecel lucu?" Vanka, Gio, dan Dirga melongo mendengar abang tukang pecal yang berbicara cepat dalam satu tarikan nafas saja.

Bahkan mereka tak tau jelas jenis pecal apa yang ditawarkan.

Sedetik kemudian Vanka tersadar lebih dulu dan bertepuk tangan.

"wahh abang tukang pecelnya hebat!! Mmm.. Pecel cintanya satu bang!" ucap Vanka semangat, dia menyikut lengan Gio dan Dirga.

"Kalian pecel apa?"

"Pecel friendzone" ucap mereka serentak.

"Beres!" abang tukang pecal pun mulai sibuk membuat pesanan mereka.

Mereka duduk di kursi plastik yang telah disediakan.

"Keren ya pecelnya! Jenisnya unik-unik lagi! Baru tau gue" celetuk Gio masih terkagum-kagum.

"Pecel langka ini mah! Abang tukang pecelnya kreatif, mantep deh" ucap Dirga.

Tak berapa lama, abang tukang pecal memberikan pesanan mereka.

"Ini pecel cinta, buat neng cantik. Ini pecel prenjon buat adek-adek" abang tukang pecal melettakkan satu per satu pecal di hadapan mereka.

"Kalo boleh tau, apa bedanya pecel cinta sama pecel yang lainnya bang? Rasanya? Atau harga?" tanya Vanka penasaran.

"Rasanya sama, harganya sama, cuman beda nama doang kok, dek. Gak ada istimewanya" ucap abang tukang pecal terkekeh.

Gio, Dirga, dan Vanka menatap datar abang tukang pecal. 😒

"Yaelah, kirain ada yang spesial gitu!" umpat Dirga pelan.

🎬🎥

"Yam, kalo entar kalian di kasih surat peringatan gimana?" tanya Vanka resah pada Dirga dan Gio.

VankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang