Pagi ini Vanka datang ke sekolah lebih cepat dari biasanya, ia berjalan melewati parkiran sembari bermain ponsel.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya keras.
"DUAR!!"
"AAAKH!"
Vanka pun berteriak kaget, dan hampir saja dia menjatuhkan ponselnya. Beruntung, tangannya refleks menggenggam erat ponsel pintarnya.
"Ish! Lu mah, bikin gue kaget aja, hp gue hampir jatuh nih!" sungutnya sembari memegang erat ponselnya.
Dirga malah terkekeh geli sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maaf deh... Habisnya lo main hp mulu. Kesandung, baru tau rasa ntar!" Ucapan Dirga membuat Vanka memutar bola matanya malas.
"Eh, gue mau nanya nih!" celetuk Vanka tiba-tiba. Namun, sebelum kembali berbicara ia memperhatikan sekitar untuk memastikan tidak ada yang dapat mendengar pembicaraan mereka.
Ini terlalu pagi untuk murid-murid datang ke sekolah, pikir Vanka begitu. "Ini soal Chyra" lanjutnya agak sedikit menurunkan volume suaranya.
"Kalo misalnya gue kasih bukti ini ke Lexi, menurut lo dia bakal percaya gak kalo Chyra bohong kalau dia punya penyakit jantung?" tanya Vanka sembari menunjukkan foto di ponselnya. Dirga pun melihat layar ponsel Vanka.
"Kalo gue pribadi sih percaya, tapi gak tau kalo Lexi gimana. Mungkin aja dia bilang itu editan atau apapun. Tapi mau gimana pun juga, lo harus tetap kasih liat tuh foto sama dia" ucap Dirga meyakinkannya.
"Okay, fix! Gue bakal kasih tau Lexi pulang sekolah nanti. Oh ya, lo tau gak nanti kita belajar bareng lagi loh!" kata Vanka ceria dengan wajah berseri-seri, hal itu tak luput dari penglihatan Dirga. Dia merasa aneh pada dirinya atas kesenangan Vanka terhadap hubungannya dengan lexi kali ini.
Tanpa keduanya sadari, sepasang mata mendengar pembicaraan mereka dan berlalu pergi dengan amarah terpendam.
🎬🎥
"Nya! Gue udah buat keputusan! Kita harus lakuin ini!" celetuk Cutki tiba-tiba dengan volume suaranya yang pelan, sambil menancapkan pulpennya ke buku di depannya, yang membuat Kenya berjengit sedikit kaget.
Suasana kelas yang hening disambut oleh celetukan tak jelas Cutki, pastilah membuat Kenya kaget, karena semenjak mulainya pelajaran sejarah ini tak satu pun dari mereka yang memulai obrolan.
"Hah! Apa? Lo lagi ngigau?" tanya Kenya memastikan, mungkin saja tadi Cutki tertidur. Karena ia tau sahabatnya yang satu ini tidak tertarik pada pelajaran Sejarah. Respon yang diberikan Kenya membuat Cutki memutar bola matanya malas sambil mendengus pelan.
Sebelum memulai pembicaraannya kembali, Cutki melihat guru di depan mereka memastikan apakah situasi mengizinkan mereka untuk menggibah, dan ya. Situasi mendukung karena wanita paruh baya itu lebih sering menjelaskan sembari menatap para anak barisan depan dan belakang, bukan barisan mereka yang berada di tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanka
Teen FictionSulit dipercaya! Seorang Vanka rela menjadi cupu atau fake nerd hanya untuk mengejar Lexi--cowok yang telah merebut seluruh perhatian Vanka. Apakah Vanka tahan untuk terus berpura-pura (?) mengingat sifatnya yang biasanya bar-bar. Yang dulunya...