"Jimin, Apa semuanya baik? Kau seperti mayat hidup."
Minho menatap Jimin yang tidak bersuara sedikitpun setelah pertemuan mereka dengan Taemin dan juga Yoongj siang ini.Jimin tak bergemin sedikitpun, ia hanya menatap lurus kearah jendela Minho dengan jemarinya yang tak bergerak sedikitpun menopang dagunya. Minho menggeleng pelan, duduk dipinggiran meja kerjanya dengan secangkir dark coklat yang sesekali ia sesap.
"Semuanya masih dalam kendaliku Minho hyung."
Minho menaikkan salah satu alisnya. Benarkah? Batin Minho. Karena yang Minho dengar tak seperti apa yang Minho lihat saat ini."Kau yakin? Aku mengenalmu bukan baru-baru ini Jimin."
Minho menyeringai dan kembali menyesap dark Coffenya yang hampir dingin.Jimin sedikit mendengus mendengar betapa sombongnya seorang Choi Minho. Tapi memang benar adanya. Mereka bersahabat sudah sangat lama.
"Kurangi rasa percaya dirimu yang terlaku berlebihan Hyung."
Jimin bangkit dari tempat ia duduk, berjalan mendekat kearah dinding kaca di ruangan Minho. Menatap keluar dengan seringaian yang tersungging dibibirnya."Bukankah kita ini sebangsa Jimin?"
Minho terkekeh, berjalan menuju tempat duduknya. Meletajjan cangkir yang ia pegang disamping papan nama miliknya.Dengusan mengejek terdengar lagi dari bibir Jimin.
Minho tidak pernah berharap Jimin akan menceritakan apa yang ada dipikirannya, jika tidak pria itu sendiri yang berniat menceritakannya.
Minho tau betul bagaimana sahabatnya tersebut. Jadi ia lebih memilih kembali menyibukkan diri dengan pekerjaan yang harus segera ia selesaikan.Terjadi keheningan yang begitu kentara diantara keduanya, karena memang tidak ada satupun dari keduanya ingin memecah keheningan.
Sampai suatu pikiran menyadarkan Jimin.
"Minho hyung, aku akan kembali ke kantor. Tolong sampaikan salamku pada Taemin. Dan ingat Hyung jangan macam-macam pada Taemin atau aku akan membunuhmu!"
Cih bocah ini, sifat mengancamnya mungkin memang sudah mendarah daging- Batin Minho tanpa mengalihkan tatapannya dari lembaran-lembaran berkas dihadapannya.
"Hati-hati dan jangan khawatirkan kekasihku, karena ia aman bersamaku."
Jimin membungkuk. Melangkah pergi meninggalkan ruangan Minho dan menghilang dibalik pintu hitam ruangan Minho.Minho kembali terkekeh, ingin rasanya ia melempar cangkir kopi miliknya. Berhadapan dengan orang yang sejenis memang sedikit menyebalkan.
"Sesuatu sedang terjadi baby, kau harus mengetahui ini."
~~~~~~
"Taemin, apa kau sedang sibuk?"
Taemin mengalihkan pandangannya menatap siapa yang baru saja menginterupsi kegiatannya, dengan tangan yang masih berada diatas macbook kerjanya."Ah Yoongi hyung, ada apa? Apa ada sesuatu?"
Yoongi berjalan mendekati Taemin dan mulai menunjukkan senyum yang memperlihatkan gigi-gigi kecilnya dan itu cukup aneh menurut Taemin."Yoongi hyung, bisa kau hentikan senyuman anehmu itu. Kau tambah.. err bodoh. Oops."
Taemin segera menutup mulutnya mengingat bagaimanapun posisi mereka, Yoongi memiliki usia lebih tua dari pada Taemin."Sialan! Ya awas kau Taemin!"
Yoongi menggeram kesal dan hampir saja melempar Taemin dengan tumpukan majalah yang terletak tak jauh dari Yoongi.
Taemin meringsut dan refleks menutuo kepalanya bersiap menerima amukan Yoongi yang lebih menakutkan dari seranga yang begitu Taemin takuti."Ya Tuhan. Aku tidak punya cukuo waktu meladeni lawakan konyolmu Taemin. Aku ada urusan di daegu, bolehkan aku mengambil libur selama 3 hari?"
Secepat kilat Yoongi mengubah mimik wajah yang ia buat semanis mungkin."Yoongi Hyung kau menjijikan. Itu lebih mengerikan jika kau yang melakukannya!"
Majalah yang tadi nyaris Yoongi lempar, kini sudah melesat jauh mengenai kepala Taemin dan membuat si empunya mengeluk kesakitan."Yaak hyung, kau tega sekali padaku. Lihat saja, akan aku jodohkan kau dengan pamanku!"
Ancam Taemin sambil mengusap kepalanya dengan ekspresi wajah yang ia buat semeyakinkan mungkin.Mendengar kata "paman" beberapa rekaman wajah pria-pria beruban dengan kepala botak tengah tersenyum mesum dan memainkan jari-jarinya dihadapan Yoongi. Dan itu sangat mengerikan.
"Kau! Aku hanya ingin libur 3 hari dan kau berniat menjualku kepada pria-pria tua itu. Tega sekali."
Yoongi mengerucutkan bibirnya, mendudukan dirinya diatas sofa coklat diujung ruangan Taemin dengan mimik wajah yang mwmbuat siapapun tidak akan tega menyakitinya dan akan luluh jika memandangnya."Kau berlebihan Yoongi Hyung. Hentikan ekspresi itu. Kau tau, aku tidak akan sekejam itu. Tapi kalau dipikir lagi mungkin ide untuk menjualmu padanya akan kucoba."
Tawa Taemin meledak diakhir kalimatnya, dan mulailah Yoongi dengan segala mantera dan sumpah serapahnya ia tujukkan kepada Taemin.Usia memang tidak selalu menjadi faktor utama seseorang, apakah bisa disebut dewasa atau kekanakan.
Dan disisi lain.
"Apa yang kalian kerjakan sebenarnya huh? Kenapa kalian tidak becus menanganinya?"
Teriak seorang pria yang begitu frustasi setelah mendapat kiriman berkas-berkas balasan.To Be Continue again...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Completed) Lead You! Need You! Love You
Romance{SLOW UPDATE) "Apa yang telah kau lakukan padaku Min Yoongi, bahkan kau menggenggam jantung dan hatiku tanpa ku tau kapan kau mengambilnya." Park Jimin