Yoongi telah kembali ke Seoul setelah kepulangannya ke Daegu beberapa saat yang lalu, saat dirasa ia sudah bisa meninggalkan Daegu.
Semakin cepat ia kembali ke Seoul maka akan semakin cepat masalahnya terselesaikan, karena dengan keberadaannya di Seoul semua akan berjalan sedikit lebih mudah.Yoongi sudah berada di kantor dan siap menuju ke ruangannya saat sebuah suara menginterupsinya. Dan ia tau siapa itu.
"Yoongi Hyung. Kau sudah kembali?"
Taemin berjalan menghampiri Yoongi sesaat setelah ia melihat Yoongi yang begitu ia kenali dengan pakaian dan semua hal yang berbau warna hitam, maka dapat dipastikan bahwa itu adalah Min Yoongi.Yoongi menghentikan langkahnya sembari menatap Taemin hingga atasannya itu kini berada tepat disampingnya dengan senyum khasnya.
"Kenapa tidak memberitahuku? Aku bisa menjemputmu kalau kau lupa."
Yoongi dan Taemin berjalan beriringan. Taemin selalu saja seperti ini, hingga Yoongi sering berpikir apakah tidak akan terjadi kesenjangan di kantornya jika melihat Taemin memperlakukan dirinya lain dari pada karyawan lain?
Dan ketika Yoongi mengutarakan pemikirannya, maka dengan santainya Taemin akan menjawab "Hei, aku bos disini." Dengan senyuman menjengkelkannya yang entah sejak kapan membuat Yoongi begitu menyayangi Taemin."Aku bukan anak kecil kalau kau tidak lupa juga sajangnim. Lagi pula urusanku di Daegu sudah selesai."
Taemin mengerucutkan bibirnya sambil membuang nafas syarat ia tidak suka dengan jawaban Yoongi."Kau tidak sarapan menggunakan selai cabai kan Yoongi Hyung? Kata-katamu pedas melebihi cabai."
Yoongi membulatkan kedua matanya, menatap tajam ke arah Taemin.
Untung mereka sedang berada di luar ruangan, jika tidak maka akan segera ada parade buku terbang dimana-mana."YA! Aish."
Taemin tertawa sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan, bagaimana bisa seorang pria bisa tertawa seanggun itu? Pantas saja Choi Minho yang gila itu bisa jatuh bertekuk lutut dalam pesona seorang Lee Taemin.
"Ah iya Taemin. Apa selama aku pergi ada jadwal rapat yang aku lewatkan?"
Tanya Yoongi, karena bagaimanapun Taemin dan Yoongi adalah satu paket lengkap yang tidak bisa terpisahkan apabila berhubungan dengan pekerjaan.
"Aku sudah bertemu dengan client kita yang akan bekerja sama dalam proyek Apartment Gangnam, mereka sudah menyetujui isi kontrak dalam kesepakatan yang kita buat beberapa waktu yang lalu. Pertemuan selanjutnya akan berlangsung 1 bulan sebelum pengerjaan Apartment dan itu semingu lagi. Jadi kita berdua harus menghadirinya Yoongi Hyung."
Yoongi mengangguk, ia merasa beruntung dapat bekerja di perusahaan yang Taemin pimpin saat ini. Taemin dapat berlaku profesional dan juga adil di waktu yang tepat."Baiklah. Kita akan bicarakan ini sebelum makan siang Hyung. Datanglah keruanganku, kita perlu membahas beberapa pekerjaan juga. Okay. Aku duluan hyung."
Yoongi kembali mengangguk dan dibalas senyuman oleh Taemin yang kemudian berlalu lebih dulu menuju ruangan kerjanya."Back to Work Yoongi."
-----
Karena begitu banyak hal yang harus Yoongi kerjakan, waktu seakan berlalu lebih cepat karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 ia harus segera menuju ruang kerja Taemin atau bos bocahnya itu akan memotong jatah liburnya atau bahkan malah gajinya.
Itu sedikit mengerikan.
Yoongi menyiapkan beberapa berkas yang ia butuhkan dan langsung bergegas menuju ruangan Taemin yang memang tak jauh dari ruangannya .
Yoongi mengetuk pintu menandakan bahwa ia akan masuk tanpa menunggu jawaban dari sang empunya ruangan
"Bos aku masuk."
Yoongi mendorong pintu ruangan Taemin, membuka pintu itu perlahan melangkahkan kakinya masuk dan kemudian langsung menutup pintu kaca tersebut tanoa menyadari suasana dalam ruangan tersebut berbeda dari biasanya.
"Taemin aku sudah membawakan ber....kas yang kau bu...tuhkan."
Langkah Yoongi semakin berat dan akhirnya berhenti perlahan. Tubuhnya membeku ketika mengetahui siapa yang saat ini tengah berada diruangan kerja Taemin.
Seorang Pria berkemeja hitam dengan balutan jas warna senada tengah duduk dipinggiran meja kerja Taemin. Menatap Yoongi yang masih membeku di tempatnya ketika menyadari bahwa ia berhadapan kembali dengan pria berferomon mematikan, melemahkan Yoongi untuk tertarik menatap matanya ketika ia juga menatap tepat pada manik mata Yoongi.
Yoongi sempat terseret kedalam pesonanya. Rambut ash grey yang ia sisir dengan belahan pinggir yang begitu menawan. Bak model papan atas yang tengah berpose di red carpet.
Yoongi bersumpah bahwa ia tidak menyukai pemandangan mempesona di hadapannya saat ini.
Ia terlihat seperti seekor kelinci yang ketakutan sedang berhadapan dengan seekor pemangsa yang hanya dengan sekali sentak bisa menangkap buruannya."Ke..napa? Eum.. Dima..na Taemi Jimin-ssi?"
Ucap Yoongi dengan kegugupan yang masih menyelimutinya, jantungnya berdetak tak beraturan.Sialan! Jangan lagi, ugh!.
"Dia pergi bersama Minho. Apa ia tidak memberitahumu?"
Ucap Jimin sembari berdiri dan memasukkan kedua tangannya dalam saku celananya dengan tanpa mengalihkan tatapannya, menatap Yoongi yang kini tengah meremas berkas ditangannya sambil berkedip. Lucu.Ingatkan Yoongi untuk mengumpat pada Taemin setelah ia bertemu dengannya.
"Kalau begitu, saya permisi Jimin-ssi. Saya akan menemui Taemin setelah ia kembali. Selamat siang Jimin-ssi."
Yoongi memutuskan untuk keluar dari ruangan Taemin karena tidak ingin terjebak dalam kecanggungan bersama Park Jimin.
Ia memutuskan kembali keruangannya, berjalan mundur kemudian memutar tubuhnya memunggungi Jimin dan kembali berjalan. Namun karena gugup hingga membuat Yoongi tidak fokus hingga ia tidak menyadari jika Jimin juga ikut melangkah mendekati Yoongi."Ikut bersamaku."
Tubuh Yoongi membeku seketika saat mendengar suara Jimin begitu dekat karena Ia berdiri tepat dibelakang Yoongi, menahan pintu yang hendak Yoongi buka.
Yoongi merasakan punggungnya memanas seakan terbakar karena posisi yang Yoongi sungguh bersumpah ia tidak mengharapkan hal ini terjadi padanya atau ia akan mendapat serangan jantung beruntun.
"Ini perintah."
Aroma Jimin tercium begitu kuat dengan posisi seperti ini. Yoongi memejamkan mata, ia semakin gugup tentu saja. Tapi ia harus mengendalikan diri agar tidak meleleh di tempat.
Pikirannya ikut berkecamuk melawan desiran aneh menyergap dirinya tiap kali pria bermarga Park itu berada di dekatnya.Belum sempat Yoongi menjawab, Jimin sudah lebih dulu mencengkeram tangan Yoongi menarik Yoongi keluar dari ruang kerja Taemin.
Berjalan dengan santainya tanpa memperdulikan tatapan penuh tanda tanya dari setiap orang yang berlalu lalang di kantor tersebut."Ya! Lepaskan Jimin-ssi, aku harus kembali bekerja."
Yoongi mencoba berontak dengan mengibaskan dengan keras tangannya yang Jimin genggam. Ia sama sekali tidak berubah, bahkan kejadian ini hampir sama saat pertemuan mereka di Daegu beberapa saat lalu. Menariknya tanpa persetujuan."YA! Tolong lepaskan Jimin-Ssi!"
Jimin menghentikan langkahnya begitu tiba-tiba hingga membuat Yoongi menabrak Jimin yang berdiri di depannya."Yaa! Aish.. Kau.."
"Ssst diam, atau aku akan menciummu."
Bukan hanya Yoongi yang terdiam mendengar penuturan Jimin, bahkan hampir semua orang yang berada disana tak berkata apapun.
Terlalu takjub atau terlalu mengagetkan.
Karena..
Peristiwa luar biasa telah terjadi
Terima Kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
(Completed) Lead You! Need You! Love You
Romance{SLOW UPDATE) "Apa yang telah kau lakukan padaku Min Yoongi, bahkan kau menggenggam jantung dan hatiku tanpa ku tau kapan kau mengambilnya." Park Jimin