First Kiss

5K 575 31
                                    

Jimin mengakhiri pagutannya pada bibir Yoongi setelah dirasa cukup menikmati bibir yang selama ini menarik perhatiannya. Dan semua kenyataan di hadapannya, sungguh melebihi ekspektasi yang pernah ia bayangkan.

"Jadi benar, cara ini memang berhasil untuk membuatmu terdiam."
Jimin mengusap bibir Yoongi yang sedikit memerah karena ciuman mereka -oh bukan- karena ciuman Jimin yang hampir membuat Yoongi terbuai, namun Jimin menghentikan ciumannya tepat pada waktunya.

Sedangkan Yoongi, otaknya tiba-tiba melambat dan mengalami downgrade menjadi pentium 1.
Ia tidak bisa memproses dengan cepat peristiwa apa yang baru saja terjadi.
Operating system dalam otaknya seakan melakukan shutdown  otomatis hingga membuat tubuhnya membeku, bahkan matanya sempat akan menutup ketika bibir Park-Kisable-Jimin mengulum bibir mungilnya.

"Apa yang telah kau lakukan?"
Ucap Yoongi Lirih beberapa saat setelah ia sadar bahwa bibirnya, ciuman pertamanya telah direnggut tanpa ijin oleh pria yang belum lama ini ia kenal. Bahkan ia hanya tau bahwa Park Jimin punya hubungan kekerabatan dengan Taemin.

Ia tak pernah diciun dengan seintim ini, bahkan ketika Yoongi menjalin hubungan dengan Taehyung ia hanya berpegangan tangan, lebih dari itu ia hanya berpelukan dengan Taehyung.
Hanya sebatas itu.

Tapi pria ini? Kurang ajar sekali.

"Kau mau mencobanya lagi?"
Jawaban enteng yang keluar dari mulut Jimin membuat Yoongi membulatkan kedua matanya.

Bisa-bisanya.

"YA! Dimana sopan-santunmu tuan CEO yang terhormat. Jangan kau fikir aku akan langsung menyerahkan diriku begitu saja dan menyukaimu setelah kau mencuri ciuman pertamaku!.
Sungut Yoongi sembari berkacak pinggang.
Sedangkan Jimin, ia hanya memandang Yoongi yang menurutnya sangat lucu.

"Jadi apa yang akan membuatmu menyerahkan diri kepadaku?"
Bukanya menyanggah setiap pernyataan Yoongi, Jimin malah menanyakan hal yang tidak pernah terlintas dipikirannya sedikitpun.

Entah hanya ingin menggoda Yoongi atau Jimin memiliki maksud lain, ia berjalan mendekat kearah Yoongi. Membuat Yoongi dengan refleks berjalan mundur ketika sang CEO Park terus berjalan menatapnya dengan tatapan yang ia rasakan mampu melucuti dirinya.

"Ti..tidak ada. Ka...karena aku tidak tertarik padamu."
Yoongi berucap sedikit terbata karena Jimin yang terus mendekat kearahnya. Bahkan tubuhnya sudah bersentuhan dengan dinding kaca di belakang punggungnya.
Yoongi memalingkan wajahnya saat tubuh Jimin sudah berada tepat dihadapannya, bahkan bisa dibilang hanya pakaian merekalah yang menghalangi keduanya.

Yoongi dapat merasakan kembali aroma Jimin.
Bedanya kini ia sadar penuh betapa aroma Jimin seperti mengikat dirinya.
Menuntun indra penciumannya untuk semakin meresapi betapa feromon Jimin sungguh menyebalkan.

"Kau yakin?"
Jimin menyeringai, menatap Yoongi dengan tatapan yang begitu menyebalkan. Karena tatapan itu membuat detak jantungnya kembali tidak normal.

"Y..yaa. Aku yakin."
Membuat Yoongi dengan susah payah menetralkan suaranya agar tidak terlihat gugup di hadapan tuan Park yang begitu hobi menebarkan segala macam hal yang dapat mengintimidasi dirinya.

Ini semakin menarik- Batin Jimin dalam hati.
Makhluk manis dihadapannya membuat Jimin semakin menginginkannya.
Ntah apapun yang terjadi Yoongi harus menjadi miliknya.

Deklarasinya penuh percaya diri kepada alam semesta.

"Kalau begitu siapkan tenagamu, karena aku akan mengejarmu."
Jimin berbisik tepat di telinga Yoongi, mengaktifkan alarm waspada dalam benak Yoongi ketika kalimat itu keluar dari bibir yang beberapa saat yang lalu mengecap lembut bibirnya.

"Apa makasud..?
Dan kini kembali mengecup lembut bibir Yoongi.
Namun dewi keberuntungan nampaknya berbalik berpihak kepada Yoongi, karena sebelum Jimin bertindak semakin jauh terdengar suara ketukan di balik pintu masuk ruangan kerja Yoongi.

Yoongi segera mendorong Jimin menjauh ketika fokus Jimin sedikit lengah, berlari tergesa kearah pintu dan membukanya tanpa memperdulikan Jimin yang terus menyunggingkan seringaiannya menatap betapa menggemaskan setiap tingkah laku Yoongi.

"Ooppss maafkan aku. Apa aku mengganggu waktu kalian berdua?"
Itu Minho.

Kau penyelamatku Minho, batin Yoongi dalam hati sembari memberikan tatapan berbinah penuh rasa syukur membuat Minho sedikit terhenyak geli. Ia baru menemukan Yoongi yang seperti ini.

"Tidak. Kau datang disaat yang tepat. Apa ada yang bisa kubantu?"
Yoongi bertanya begitu antusias membuat Minho ingin sekali tertawa.

"Tidak Yoongi, aku mencari Jimin. Bisakah aku meminjamnya sebentar? Aku harus membicarakan masalah pekerjaan dengannya."
Minho mengatakan dengan penuh penyesalan dalam kepura-puraan karena ia tau jelas apa yang terjadi antara Jimin dan Yoongi beberapa saat yang lalu.

"Kau bisa membawanya, sekarangpun bisa kalau kau mau. Ya ya sekarang saja."
Yoongi tertawa renyah, jelas ia ingin sekali terlepas dari ikatan feromon Jimin yang membuatnya tak bisa berpikir jernih. Ini kesempatan bagus menurut Yoongi. Ia harus segera mengusir Park Jimin.

"Oke Jimin, sekarang ikutlah denganku. Ada hal yang harus aku bicarakan denganmu." Titah Minho dan langsung berpamitan kepada Yoongi, Minho melangkah terlebih dahulu keluar dari ruangan Yoongi.

Sedangkan Jimin,
Ia berjalan sembari menatap Yoongi dengan seringaian yang tak pernah hilang dari bibirnya.
Ah bibir sialan itu.
Semakin mendekat ke arah Yoongi yang tidak bergerak sedikitpun di depan pintu.

"Seperti kataku, siapkan tenagamu. Karena aku akan mengejarmu."
Ucap Jimin dan kembali mengecup bibir Yoongi kemudian melangkah pergi, meninggalkan Yoongi yang masih diam saja pada posisinya.

"Bedebah sialan!"


To Be Continuee


Maafkan untuk cerita yang semakin ambigu, dengan berbagai macam kesalahan dalam mengetik.
Bagi yang sudah membaca terima kasih vote dan commentnya.

(Completed) Lead You! Need You! Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang