Ayah Taehyung sedang berada di ruang kerjanya ketika suara ketukan pintu mengambil atensinya.
"Masuklah!"
Ketika itu juga pintu ruangannya terbuka, memperlihatkan seorang wanita cantik dengan kulit putih mulus yang membingkai dirinya.
Ia tersenyum kearah ayah Taehyung dan membungkuk sopan meminta ijin untuk memasuki ruangan."Selamat siang paman, apa aku mengganggu waktumu?"
Ucapnya lembut sembari berjalan mendekat kearah sang Presdir Kim Group, dengan tak kalah ramah dan hangatnya ayah Taehyung berdiri dan menyambut kedatangan wanita muda itu."Apa yang membawamu kemari sayang?"
Tanya ayah Taehyung saat keduanya sudah duduk santai di sofa seberang meja kerja Presdir Kim.
Dengan anggun wanita muda ber-dress pink pastel tersebut duduk disamping ayah Taehyung. Ia yang awalnya tersenyum, berubah muram.
Memainkan jemarinya sembari menunduk lesu."Ada apa Joohyun-a, apa sesuatu telah terjadi?"
Ayah Taehyung nampak khawatir dengan perubahan raut dari wanita bernama Joohyun tersebut.
Joohyun mengangguk, menandakan sesuatu memang telah terjadi."Ceritakan saja Joohyun-ah, apa yang mengganggu pikiranmu eum?"
Ayah Taehyung mengangkat wajah Joohyun agar menatap dirinya.
Tersenyum selembut mungkin pada wanita dihadapannya tersebut."Paman, apa sebaiknya kita batalkan saja perjodohanku dengan Taehyung?"
Air mata menggenang di pelupuk mata Joohyun ketika mengatakan kalimat itu.
Namun ia harus mengatakannya kepada ayah Taehyung."Apa maksudmu Joohyun-ah, apa sesuatu telah terjadi eoh? Apa yang telah Taehyung lakukan padamu?"
Suara ayah Taehyung sedikit meninggi menanggapi penuturan Joohyun.
Perjodohan ini tidak boleh di batalkan apapun yang terjadi.
Tidak ada yang boleh menggagalkannya bahkan Joohyun sekalipun."Aku.. Mungkin Taehyung tidak senang dengan perjodohan ini paman."
Air mata Joohyun mengalir, ia menangis."Kenapa kau berkata seperti itu Joohyun sayang?"
Ayah Taehyung mengusap sayang kepala Joohyun, ia harus menenangkan wanita itu- pikirnya.
Ia harus menjadi sosok ayah yang bisa Joohyun percaya. Bahwa ia memang menyayanginya.Ya. Harus seperti itu.
"Aku.. Melihat Taehyung pergi bersama pria yang paman ceritakan kepadaku. Mereka terlihat begitu saling mencintai paman. Aku.. Aku tidak bisa melakukan ini."
Joohyun menangis, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Rahang ayah Taehyung mengeras mendengar penuturan Joohyun.
Kim Taehyung, benar-benar.
Anak ini harus mendapatkan pelajaran.Apapun yang terjadi perjodohan ini harus tetap berlangsung.
"Ah Joohyun sayang, jangan khawatirkan itu oke. Paman akan bicara kepada Taehyung. Kalian tetap akan menikah eum?"
Ayah Taehyung berucap lembut sembari menenangkan Joohyun.Anak kurang ajar itu.
Berani-beraninya dia masih menemui pemuda bernama Min Yoongi itu.
Akan aku tunjukkan bagaimana pelajaran yang akan aku berikan kepadanya- Batin Ayah Taehyung."Sekarang pulang dan beristirahatlah. Bukankah malam ini kita akan makan malam bersama. Paman pastikan Taehyung akan datang eum."
Joohyun mengangguk, kemudian berdiri dari tempat duduknya dan membungkuk hormat ke arah Presdir Kim.Ia berbalik kemudian berjalan kearah pintu dengan seringaian yang terlukis di bibir merahnya.
Rencananya berjalan sesuai yang ia perkirakan."Boom for first shoot. Sekarang sasaran kedua."
Tentang ungkapan serigala berbulu domba mungkin memang benar adanya.
Tidak akan pernah ada yang mencurigai seekor domba lemah bahwa ternyata domba itu hanyalah topeng sang serigala.---
"Selamat pagi Bos"
Sapa seorang karyawan kepada Taemin saat berpapasan di lorong lantai basement."Ya selamat pagi."
Taemin tersenyum membalas sapaan setiap karyawan yang berpapasan dengan dirinya.Sejak awal ia memang sudah memperingatkan seluruh bawahannya bahwa dia mungkin memang bos tapi mereka sama-sama manusia biasa.
Selama hak dan kewajiban dilakukan secara seimbang maka tidak ada yang perlu di khawatirkan."Selamat pagi Bos."
Sapa seorang resepsionis kepada Taemin ketika ia mendekati meja resepsionis."Nona Im, apakah tuan Min sudah datang."
Tanya Taemin kepada Nona Im."Sudah Bos."
Nona Im hanya mendapat jawaban senyum dari Taemin dan kalimat penyemangat "selanat bekerja" yang bagi hampir seluruh karyawan membuat mereka semakin menaruh hormat kepada atasan mereka ini.Taemin langsung bergegas menuju ruangan Yoongi.
Ia sedikit khawatir dengan manusia es batu itu.
Apa ia baik-baik saja setelah pertemuan nya dengan Taehyung kemarin malam.Bagaimana ia tahu?
Seorang Taemin punya banyak cara untuk mengetahui apa yang ingin ia ketahui.Mau apa lagi anak itu mendekati Yoongi?
Ia sudah menyakiti Yoongi masih saja berani menemui Yoongi."Apa Taehyung meminta Yoongi hyung kembali padanya? Aish. Awas Saja."
Sebelum Taemin menjangkau ruangan Yoongi, ia melihat Yoongi dari arah pantri membawa secangkir kopi di mug hitam bermotif kumamon kesayangannya."Yoongi hyung."
Seruan Taemin membuat Yoongi menghentikan langkahnya dan menanti Taemin yang berjalan lebih cepat kearahnya sembari menyesap kopi hangat yang masih mengepulkan asapnya keudara."Apa ada masalah? Kau seperti sedang dikejar-kejar hantu."
Manusia satu ini benar-benar."Kau tidak apa-apa kan hyung? Bocah itu tidak berbuat hal yang tidak-tidak kan padamu?"
Tanya Taemin beruntun kepada Yoongi, sedangkan Yoongi hanya menatap Taemin dengan tatapan datarnya.
Yoongi tak menjawab semua pertanyaan Taemin, ia hanya berjalan terus menuju ruangannya sembari tetap menyesap kopi favoritnya."Jangan bilang kau kembali lagi pada Taehyung."
Tanya Taemin final dengan tatapan tak percayanya."Ish. Kau pikir aku sebodoh itu. Bahkan rasa sakitnya masih bisa kurasakan sampai saat ini."
Yoongi akhirnya buka suara, Taehyung memang masih berada di hatinya namun rasa sakit yang Taehyung torehkan tidak akan pernah membuat Yoongi membuka hatinya kembali untuk pemuda itu.
Ia tidak ingin diperlakukan sama oleh orang yang sama untuk kedua kalinya."Pertemuanku kemarin malam hanya pertemuan biasa. Aku tidak ingin jatuh di lubang yang sama."
Taemin begitu lega mendengar penuturan Yoongi. Seiring kelegaannya secepat itupula otaknya memutarkan kejadian beberapa hari yang lalu."Jadi kau ingin jatuh kelubang yang baru atau sudah jatuh di lubang yang baru."
Taemin tersenyum kearah Yoongi, menaik turunkan kedua alisnya pertanda ia sedang menjahili Yoongi.Yoongi sedikit tersedak mendengar penuturan Taemin, ia sedikit paham apa yang Taemin maksudkan.
Apakah kemarin Taemin melihat meraka?
Oh ya Tuhan, bahkan Yoongi tidak berpikir sampai sejauh itu.
Ia hanya berpikir bagaimana caranya meredamkan detak jantungnya yang menggila karena kejadian itu terus beputar diotaknya seperti rekaman yang terus diputar ulang."Ap..a maksudmu. Ya. Aku.. aku tidak mengerti."
Yoongi sedikit mempercepat langkahnya sebelum ia terjebak dalam situasi yang akan membuatnya susah berdalih dari interogasi Taemin."Hmm kau mencurigakan Yoongi Hyung."
Taemin membiarkan Yoongi lolos karena ia akan mengejar jawaban yang ia ingin dengar dari sumber lainnya."Tuan Park Jimin. Kau harus berhadapan denganku."
Taemin tersenyum puas, karena ia yakin 100% tentanh kecurigaannya.
Ditambah lagi bukti akurat dimana Jimin mencium Yoongi kemarin.Sejauh mana hubungan keduanya?
To Be Continue
Puji Syukur, masih bisa Update.
Fast Story untuk chap ini.
Terima kasih untuk vote dan commentnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Completed) Lead You! Need You! Love You
Romance{SLOW UPDATE) "Apa yang telah kau lakukan padaku Min Yoongi, bahkan kau menggenggam jantung dan hatiku tanpa ku tau kapan kau mengambilnya." Park Jimin