(Completed) Lead You! Need You! Love You

Park And Min

Kedatangan Ayah dan Ibu Yoongi ke Seoul bukanlah tanpa alasan karena kunjungan kali ini sudah di rencanakan oleh Jimin.
Sebelum mengundang Namjoon dan istrinya, Jimin sudah terlebih dahulu mendatangi kediaman Yoongi untuk meminta restu kepada Namjoon setelah menyelidiki seluk beluk Yoongi.

"Ya. Aku memang telah lancang mencari tahu mengenai Yoongi dan aku mengakuinya paman. Tapi aku tidak pernah menyesal setelah mengetahui apapun tentang Yoongi."

Hal itu sempat membuat Namjoon tak percaya karena pasalnya Jimin bukanlah orang yang dengan mudah melakukan hal tersebut.
Desas desus yang Namjoon dengar mengenai Jimin sempat membuatnya tak ingin menyerahkan putranya, ditambah lagi Yoongi adalah pria yang spesial seperti ibunya-Seokjin.
Namjoon tidak ingin menghancurkan kehidupan Yoongi hanya demi uang.
Ia tidak ingin istilah habis manis sepah dibuang menimpa putra kesayangannya.

"Jangan anggap apa yang kulakukan sebagai barter atau jual beli Yoongi paman, Yoongi terlalu berharga untuk diperlakukan demikian. Aku melakukan ini karena aku ingin Yoongi bahagia bersamaku. Karena yang aku tahu kalian adalah hal terpenting dalam kehidupannya yang menjadi alasan kuat mengapa sekarang Yoongi berada di Seoul setelah collabsnya perusahaan Min. Dan kebahagiaan Yoongi adalah hal terpenting dalam hidupku"
Begitulah salah saru pernyataan yang melunturkan keraguan Namjoon terhadap Jimin.
Dengan tiba-tiba Jimin datang membawa berbagai macam file yang ia serahkan kepada Namjoon saat Jimin berkunjung ke Daegu.
Sungguh Namjoon tidak habis pikir, bagaimana dengan mudahnya Jimin melakukan hal sebesar ini untuk Yoongi.

"Aku akan mengirim orang-orang terbaikku untuk membantu paman mendapatkan kembali apa yang telah hilang dari tangan paman."
Ketegasan tak dapat dipungkiri menguar dari aura Jimin.
Siapapun tidak akan ada yang mampu menolaknya.
Dan pria seperti Jimin dengan mudahnya melakukan ini semua untuk Yoongi?
Tuhan memang menciptakan malaikat terbaiknya untuk keluarga Min.

Dulu keluarga Min memiliki kecukupan dalam hampir setiap aspek kehidupan.
Tak pernah terbayangkan akan ada tragedi yang menghantam kesadaran Namjoon. Karena manusia adalah manusia, dimana pemikirannya bisa berubah sesuai dengan keadaan yang terjadi.
Namjoon tak menyangka, orang yang ia percaya sebagai teman tega menggulingkannya hanya demi uang.
Mengubah seluruh aset dan properti keluarga Min hanya untuk memperkaya diri.
Namjoon tidak akan pernah melupakan penghinaan yang sudah orang itu lakukan kepadanya.

"Kau tidak seperti yang kubayangkan Jimin-ssi. Entah bagaimana orang menilaimu, tapi aku punya penilaian sendiri terhadapmu yang membuatku yakin bahwa putraku akan bahagia bersamamu."
Namjoon menepuk bahu Jimin dan tersenyum, lesung pada pipinya terukir mempertahankan ketampanan Min Namjoon yang sudah tidak muda lagi.

"Paman bisa mempercayakan Yoongi kepadaku, mungkin nanti akan ada banyak bahaya yang mengancam keselamatannya tapi selama aku ada bersamanya, tidak akan kubiarkan siapapun bahkan barang sejaripun menyentuh Yoongi."
Seokjin hampir menangis mendengar kalimat yang Jimin ucapkan.
Ia tidak menyangka, putranya begitu beruntung mendapatkan pria seperti Jimin.
Perasaannya begitu kuat tentang Yoongi dan Jimin.

Pertemuan ketiganya tidak berlangsung lama karena Jimin yang harus menghadiri rapat yang tidak bisa ia tinggalkan.
Entah harus dengan cara apa Namjoon berterima kasih kepada Jimin.
Hanya dengan merestui keduanya Namjoon rasa tidaklah cukup, maka ia akan melakukan apa yang seharusnya ia lakukan secara maksimal.

Sungguh keseriusan Jimin benar-benar ia buktikan dengan membawa kedua orang tua Yoongi menuju mension keluarga Park.
Menemui Ayah dan Ibu Jimin yang sudah lebih dulu mengetahui keinginan putranya yang sempat mereka ragukan.
Beruntung kedua orang tua Jimin bukanlah orang tua berpikiran kolot yang mengharuskan putranya mengikuti keinginan mereka dengan alibi 'demi kebaikanmu, nak'
Dan ketika melihat Yoongi beserta seluruh informasi yang Jimin paparkan membuat mereka menerima dengan senang hati keputusan Jimin.