Setelah mengantarkan Yoongi, Jimin memutuskan kembali ke kantornya.
Menemui anak buahnya yang sudah berada di ruangan Jimin setelah mendapat perintah dari Jimin untuk menemuinya di kantor."Jelaskan padaku apa yang terjadi?"
Jimin berucap sambil berjalan menuju meja kebesarannya.
Duduk menghadap anak buahnya yang sebelumnya membungkuk sopan saat kedatangan Jimin."Seperti yang Presdir perintahkan. Kami berhasil mendapatkan siapa dalang dibalik pengejaran ini."
Anak buah Jimin mendekat dan menunjukkan amplop coklat yang di dalamnya terdapat beberapa foto yang membuat Jimin geram setelah mengenali wajah dalam foto tersebut.Kurang ajar.
"Ya presdir. Dia adalah orang dibalik pengejaran tersebut. Mereka berhasil mengejar mobil presdir yang kami kendarai dan dengan kesempatan yang ada kami memasang GPS pada salah satu mobil yang mengejar kami sebelum mereka memutuskan untuk pergi karena Presdir dan tuan Yoongi tidak berada dalam mobil yang mereka kejar"
Anak buah Yoongi meletakkan tangan kanan dan kirinya dibagian depan tubuhnya.
Menatap Jimin dengan penuh penghormatan dan menantikan perintah Jimin selanjutnya."Jangan lakukan apapun padanya. Biarkan sampai kita benar-benar menangkap basah dirinya dengan rencana selanjutnya."
Jimin kembali memasukkan beberapa foto yang sudah ia lihat siapa orang di dalamnya dan menyerahkan kembali amplop tersebut kepada pria bernama Jung Hoseok yang menjadi orang kepercayaannya selama ini."Yang harus kalian lakukan saat ini adalah perketat penjagaan terhadap Yoongi dan selalu awasi orang ini. Laporkan padaku setiap gerak-geriknya agar kita bisa menentukan tindakan selanjutnya. Aku tidak ingin terkecoh lagi."
Hoseok mengangguk mengerti, ia dengan segala macam keahlian yang sudah ia dapatkan selama pendidikan kemiliteran menjadikan Hoseok penanggung jawab penuh atas berbagai macam bentuk keamanan keluarga Park dan menjadi tangan kanan Park Jimin."Saya akan mengerahkan beberapa pengawal unggulan yang akan menjaga tuan Yoongi. Jika demikian saya undur diri Presdir. Selamat siang."
Hoseok menunduk dan berjalan keluar meninggalkan ruangan Jimin setelah mendapat anggukan dari Jimin.Sepeninggalnya Hoseok, Jimin mengambil kembali ponsel pintarnya. Mengetik nama seseorang yang langsung muncul pada ponsel pintarnya, menghubungi nomer yang tertera dibawah nama tersebut.
"Selamat siang paman, bisa kita bertemu setelah jam makan siang? Ada beberapa pekerjaan yang ingin kubicarakan denganmu dan suatu hal mengenai putramu."
Jimin berucap sopan pada seseorang dalam sambungan telephone tersebut, tanpa berbasa-basi langsung mengutarakan niat dan tujuannya agar tidak membuang waktu."Baik paman. Selamat siang."
Jimin memutuskan sambungan telephone tersebut dan meletakkan ponsel berlogo Apel tak sempurna terukir di bagian belakang ponsel kembali ke atas meja.
Beralih pada intercom yang terletak tak jauh dari telephon kantornya dan mendial nomer yang sudah terhubung dengan sekertarisnya."Bawakan semua laporan yang harus aku tanda tangani sebelum makan siang. Datanglah secepat mungkin untuk pengaturan jadwalku."
Jimin adalah Jimin, manusia pemuja waktu yang tidak tertarik dengan berbagai hal yang tidak menguntungkannya.
Menikmati ketertataan dalam setiap hidupnya yang tidak ia ijinkan siapapun mengacaunya kecuali untuk urusan hati.
Yang tanpa ia sadari sebelumnya sudah dikacaukan oleh seorang pria yang tak pernah terbesit dalam pikirannya.
Menyebarkan benih-benih kehidupan dalam hatinya yang memang sengaja ia padamkan sejak awal.Sungguh Min Yoongi menempatkan dirinya sebagai kelemahan terbesar Jimin.
"Selamat siang presdir boleh saya masuk?"
Seru seorang wanita setelah terdengar ketukan pada pintu ruangan Jimin yang terbuka bersamaan dengan masuknya wanita tersebut keruangan Jimin setelah mendapat persetujuannya sembari membawa beberapa berkas yang diminta oleh sang atasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Completed) Lead You! Need You! Love You
Romance{SLOW UPDATE) "Apa yang telah kau lakukan padaku Min Yoongi, bahkan kau menggenggam jantung dan hatiku tanpa ku tau kapan kau mengambilnya." Park Jimin