Part 20

27 1 0
                                    

Jam istirahat di siang hari aku habiskan untuk mengunjungi perpustakaan kampusku dan aku ingin mengambil beberapa buku disana.

"Yang ini, ini, ini!" ucapku sambil mengambil beberapa buku dari rak perpustakaan kampus.

"Park Eun-yeul!" ucap seseorang.

"Man-sik?" ucap aku. Aku memalingkan pandanganku dari Man-sik tetapi Man-sik masih tetap memandangku.

"Kamu sedang apa?" tanya Man-sik.

"Ah, aku ingin membuat rangkuman catatan untuk persiapan ujian tengah semester nanti," ucapku.

"Aku juga," ucap Man-sik.

Man-sik berjalan ke deretan rak yang lain. Man-sik mengambil sebuah buku, lalu membawanya sambil berjalan mengikutiku.

Aku dan Man-sik duduk bersama di meja perpustakaan. Aku membaca buku pelajaran kimia, sedangkan Man-sik membaca buku sastra.

"Man-sik, kenapa kamu mengikutiku?" tanyaku.

"Siapa yang sedang mengikutimu? Apakah kamu tidak bisa melihat kalau semua kursi sudah penuh selain kursi yang ada pada meja yang kita tempati ini?" tanya Man-sik.

"Oh iya," jawabku.

Ketika aku sedang fokus membaca sebuah buku dan membuat rangkuman catatan, tiba-tiba seorang junior datang dan menghampiriku. "Sunbae!" ucap seorang gadis yang muncul di hadapanku.

"Seo Hye-ra, sudah lama kita tidak bertemu ya! Apa kabar?" tanyaku.

"Aku baik-baik saja," ucap Hye-ra.

"Ada apa mencariku?" tanyaku.

"Sunbae, bisa tolong ajari aku cara penyetaraan rumus kimia padaku? Aku bingung sekali," ucap Hye-ra. "Teman-temanku juga merasa kebingungan karena dosen yang mengajar mata kuliah kimia dasar kurang jelas sangat mengajar kami," ucap Hye-ra.

"Bagian mana yang tidak kamu mengerti?" tanyaku.

"Bagian ini," ucap Hye-ra yang menunjuk pada sebuah lembar fotokopi soal latihan.

"Hye-ra, lebih baik kamu duduk dulu," ucapku.

Man-sik berdiri dari posisi duduknya dan Hye-ra duduk persis di sampingku. Man-sik pindah pada kursi kosong lainnya yang terletak di samping Hye-ra. Aku mengambil pensilku dari dalam kotak pensil untuk mulai menulis.

"Begini caranya," ucapku sambil menuliskan caranya di samping soalnya.

"Hmm, kalau menjadi orang pintar seperti sepertimu pasti selalu ada orang yang datang ya. Kamu bisa mendapatkan banyak teman dengan mudah," sindir Man-sik.

"Hahaha! Makanya, kalau belajar yang serius! Sudah dari tadi kita berada di sini tetapi kamu belum menulis apa-apa. Katanya kamu ingin membuat rangkuman catatan juga," ucapku.

"Sunbae, apakah sunbae sudah membaca artikel tentang Jeremy Ryu di internet?" tanya Hye-ra.

"Belum. Memangnya ada apa tiba-tiba bertanya tentang dia?" tanyaku.

"Ini," ucap Hye-ra sambil memberikan ponselnya padaku. Aku langusung meletakkan pensilku di atas meja dan foku membaca artikel itu.

"Apa?" ucapku kaget.

"Ada berita apa sih?" tanya Man-sik bingung. Man-sik meletakan bolpoin miliknya di atas meja dan langsung ikut membaca artikel bersamaku.

nynews.com

Baru saja penyanyi terkenal Jeremy Ryu mengadakan wawancara ekslusif dengan staff nynews pada hari Rabu, 23 Maret yang lalu. Kami mewawancarai Jeremy karena begitu banyak pertanyaan yang dikirim oleh penggemarnya melalui email kami.

A Letter from My FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang