Part 21

24 1 0
                                    

Dua minggu sudah berlalu. Bulan sudah berganti dari Maret menjadi April. Hari itu adalah hari pertama ujian tengah semester dimulai dan nanti sore aku akan menyambut kedatangan Jung-woo. Jae-min yang akan menjemputnya karena aku harus mengikuti ujian pada sore hari.

"Natrium, hidrogen, natrium klorida," ucap Jae-bum.

"Hei Jae-bum! Bisa tidak kamu jangan mundar-mandir seperti itu? Kamu sudah membuat konsentrasiku hilang saja!" ucap Mi-joo.

"Kamu sendiri kenapa malah bernyanyi sendirian? Bukannya menghafal materi untuk ujian nanti," ucap Jae-bum.

"Sudah-sudah! Kalian berdua bertengkar seperti anak kecil saja," ucap Eun-woo.

"Hei Eun-yeul! Apakah benar kalau Jeremy Ryu akan tiba di Seoul sore ini?" tanya Mi-joo. "Oiya, apakah kamu akan pergi ke bandara untuk menjemput nya?" tanya Mi-joo sekali lagi.

"Iya! Dia akan datang ke Seoul. Ibuku menyuruh dia untuk tinggal di rumahku. Sore ini aku tidak bisa pergi ke bandara untuk menjemput dia karena aku tidak bisa hadir. Pesawatnya akan tiba tepat saat kita sedang mengerjakan soal ujian," ucapku.

"Eun-yeul, aku rasa kalau aku harus pergi ke rumahmu setiap hari selama sebulan," ucap Mi-joo.

"Hush! Memangnya kamu penguntit ya? Memangnya kamu anggota dari keluarga Eun-yeul ya?" ejek Eun-woo.

"Kenapa memang? Aku ini fansnya selama bertahun tahun. Dia itu keren dan tampan," ucap Mi-joo.

"Eun-yeul yang berbagi tempat tinggal saja tidak pernah histeris atau heboh seperti kamu!" ucap Eun-woo.

"Kamu yakin kalau mengatakan dia itu keren? Dia itu sombong! Saat pertama kali kita bertemu setelah sudah hampir sepuluh tahun kami berpisah, Jung-woo sombong sekali. Aku merasa seperti ada di dalam sebuah mimpi buruk," ucap aku.

"Biasanya sih, kalau ada seorang perempuan yang menjelek-jelekan seorang pria, nanti mereka berdua akan saling jatuh cinta dan bisa berkencan," ucap Mi-joo.

"Sudah-sudah! Kalian semua malah ribut terus. Konsentrasiku bisa hilang nih," ucap Jae-bum.

"Eun-yeul, coba nyanyikan lagu terbaru Jung-woo!" ucap Mi-joo.

"Aku tidak bisa bernyanyi. Bukannya kalian menikmati lagunya, tapi kalian akan tertawa karena suaraku yang jelek," ucapku.

"Nyanyikan saja satu bagian!" ucap Mi-joo sambil memegang lenganku. Mi-joo memohon kepadaku sampai akhirnya aku menyerah dan bersedia untuk memenuhi permintaannya.

"Iya, iya! Akan aku coba," ucapku.

Aku menyanyikan satu bagian dari lagu yang akan dirilis oleh Jung-woo. Aku masih menyimpan lirik lagunya, sehingga aku bisa membacanya.

We are two people that separated each other

When the sky turns into the night and when the stars appears above me, I ask to myself

"Hey, do you see the same sky as me?"

I don't want to be alone again

I just want you and we can make 'we' together

Even if you die before me, I always sit here and stare the stars.

"Hey, do you see me from heaven?"

Cause I'm lonely here

"Suaramu tidak jelek kok," ucap Eun-woo.

"Setidaknya suaramu tidak fals," ucap Mi-joo.

"Apakah Jeremy sedang kesepian? Lagunya sedih sekali," ucap Jae-bum.

"Mungkin dia merasa kesepian karena sehari-hari dia tinggal di asrama, bukan di rumah orang tuanya," ucap aku.

A Letter from My FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang