Part 3

15.4K 591 6
                                    

Siska POV

Setelah gue berdebat dengan 2 orang gak berguna di sekolah tadi, gue langsung pamit sama ketiga sahabat gue buat pulang ke rumah. Karena, kalo gue tetep sekolah, gue bakal sensi dan bisa-bisa sekolah punya bokap gue ancur. Yaa, gak segitu parah juga, sih. Jadi, gue cegah dulu. Sekarang, gue lagi ada di tempat parkir buat ngambil motor gue dan langsung meluncur ke rumah. Gue mau istirahat.

Setelah make helm dan jaket kesayangan gue, gue langsung menstater motor gue dan mengegasnya dengan kecepatan tinggi. Kalo ditilang polisi?

BODO AMAT.

Yang penting, gue pengen cepet-cepet pulang ke rumah dan langsung ngerebahin badan di queen size gue yang empuk dan nyaman. Asal gue gak jadi alasan suatu kecelakaan, gak papa, dong. #janganditiruplease.

Setelah kira-kira 5 menit ngendarain motor, gue sampe di depan rumah gue dan bodyguard keluarga gue pun langsung membukakan gerbang rumah gue. Setelah pagar rumah gue kebuka, gue kendarain motor gue menuju garasi, khusus buat gue. Setelah markir motor di garasi, gue masuk ke dalem rumah---tanpa ngucap salam atau ngomong sedikit pun---dan masuk ke kamar gue di lantai 3, lalu menguncinya. Karna gue capek, gue langsung ngebanting badan di queen size gue dan gue masuk ke alam mimpi.

Author POV

Tidak lama setelah Siska tidur, masuklah kedua orang tua Siska yang baru pulang dari pekerjaan bisnis mereka di luar kota, ke dalam rumah. Tetapi, mereka tidak menyadari bahwa putri mereka satu-satunya telah pulang dan sedang tidur di kamarnya. Mereka pun beristirahat di kamar mereka.

Ketika hari sudah menjelang malam, Mama Shanti merasa khawatir pada anak perempuan serta anak bungsunya yang tak kunjung pulang hingga malam itu. Akhirnya, Mama Shanti bertanya pada anak sulungnya, Nicolas.

"Nic, apa kamu tau dimana adik kamu?"

"Adik yang mana?" Tanya Nicolas bingung.

"Adik bungsu kamu, Siska. Tau, gak?"

"Gak tau, tuh, ma. Emangnya kenapa?"

"Siska belum pulang. Mama khawatir takut dia kenapa-napa. Walaupun dia tomboy dan selalu buat masalah, tetep aja dia itu baru SMA kelas 1. Tahun lalu, dia baru aja SMP kelas 3," ucap mama Shanti yang terdengar khawatir.

"Hah?! Incess belum pulang?!" Teriak Papa Irfan, Nicolas, dan Steven bersamaan. Mama Shanti menjawabnya hanya dengan anggukan kepala.

"Ven, cepet kamu telfon temen-temen Siska yang kamu kenal dan tanya Siska ada gak disana! Dan kamu, Nic, cepet kamu cari Siska di tempet-tempet yang sering dia datangin!" Perintah Papa Ifran cemas.

"Oke, Pa,"
Steven sudah mulai menelfon teman-teman Siska dan Nicolas sudah berangkat mencari Siska menggunakan mobilnya. Sedangkan Papa Irfan, menenangkan Mama Shanti yang sedang menangis karena sangat cemas dengan keadaan anak bungsunya itu.

Jam 6.30 PM

.

.

.

Jam 7 PM

.

.

.

Jam 8 PM

.

.

.

Jam 9 PM

.

.

.

Bad Girls VS Four TeachersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang