Part 59

2.8K 160 50
                                    

Aloha! Come back with me!

Maap udah buat kalian nunggu lama :((
Belakangan author banyak kerjaan, tugas, ulangan, ditambah lagi badan author akhir-akhir ini kurang fit..

SELAMAT TAHUN BARU IMLEK 2570 BAGI YANG MERAYAKAN!!!🎉🎊👘

Hope you enjoy!

----------

*bangsal 21*

Semua orang mengarahkan perhatian mereka pada siapa yang akan masuk ke ruang rawat itu. Melihat siapa itu, langsung saja mereka berdiri dan siap memberondongi orang tersebut Mate dengan berbagai pertanyaan. Sebelum mereka melakukan itu, Siska terlebih dahulu berbicara.

"Kalian tenang dulu. Aku akan jelasin kejadiannya."

"Gue udah nyuruh lo jagain Vanny selama gue ada di luar negeri, kan? Dan sekarang, apa yang gue liat? Vanny koma? Dimana tanggung jawab lo, hah? Gue kira, gue bisa ngandelin lo. Ternyata, lo cuma buat gue kecewa dan marah," ucap Andre dingin dan mata merah karena menangis dengan tatapan tajam seakan-akan kedua mata itu akan mengeluarkan jarum-jarum beracun, lalu menusuk Siska secara tak berperikemanusiaan.

"Selama ini lo selalu berlagak jadi pemimpin dan pelindung mereka, seakan-akan lo yang paling hebat di dunia ini. Apa semua itu cuma gaya-gayaan lo aja? Cuma sok-sok hebat? Sehari kalian gak ketemu sama gue, Andre, David, dan James, udah dua orang yang koma, apalagi seminggu, sebulan, atau bertahun-tahun?" Tambah Yoga dingin. Matanya memerah, sama dengan mata Andre.

"Kalian gak bisa nyalahin Siska gitu, dong! Dia gak salah apa-apa! Dan maksudnya gak ketemu kalian sehari aja udah dua orang koma itu apa? Buktinya selama kami hidup tanpa kalian, kami baik-baik aja. Jang--" ucapan ketus Mate terpotong.

"Maafin gue. Bener kata kalian berdua, ini semua salah gue. Gue yang jadi penyebab mereka berdua koma. Karna gue gak jagain mereka bener-bener, padahal ada di deket mereka," tutur Siska dengan kepala menunduk dan tatapan ke arah lantai. Ia sendiri sangat-sangat kecewa pada dirinya. Sedangkan Mate menatap Siska sewot.

"Memangnya apa salah kamu? Kenapa mereka bisa jadi kayak gini?" Tanya Tiffany.
*Yang lupa, bisa cek part 22 bagian bad girls dijodohin sama the 4.

"Entah kalian tau atau gak karena sibuk banget sampe-sampe gak merhatiin keluarga, tapi kami sering buat masalah sama banyak orang. Di sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Kami menghajar perampok, pemalak, pembegal, cowok-cowok mesum atau kurang ajar, haters, dan gak jarang kami ngancurin kehidupan mereka. Dan yang paling dominan ngelakuin itu adalah aku, sedangkan Vanny, Mate, dan Aprilla cuma ikut-ikutan aja. Jadi, kemarin waktu kami lagi jalan-jalan di taman yang kondisinya lumayan rame buat refreshing, Vanny dan Aprilla bilang mau ke parkiran karna ada barang mereka ketinggalan. Aku pun mengiyakan dan pergi duluan bareng Mate. Setelah kami nunggu cukup lama, mereka berdua gak dateng-dateng. Akhirnya, kami berdua nyusul mereka ke parkiran. Pas sampe di parkiran, kami ngeliat mereka yang gak sadarkan diri lagi dimasukkin ke dalem mobil sedan warna item yang gak kami kenal. Kami berdua teriak-teriak sambil lari ke arah mereka, tapi mereka keburu masuk ke dalem mobil dan pergi dari tempat parkir itu. Aku pun berusaha ngelacak nomor plat mobil sedan itu dan nyusulin mereka bareng Mate. Di situlah kami berdua nyelametin Vanny dan Aprilla. Waktu sampe, kondisi mereka berdua udah separah ini. Pada akhirnya, penculik itu mati ditembak polisi karna berusaha kabur, padahal kondisinya udah dibuat sekarat. Dan sebenernya, penculik itu adalah orang yang pernah kami hajar karna malak bapak-bapak," tutur Siska yang hampir sepenuhnya bohong.

Mendengar itu, tentu saja membuat lidah semuanya kelu. Namun, tidak dengan Mate yang menatapnya datar. Ia sudah menduga bahwa Siska akan sengaja menyalahkan dirinya sendiri. Tapi tetap saja menurutnya, Siska sudah keterlaluan. Ia ingin memprotes, namun ia tak bisa karena sudah berjanji untuk tetap diam.

Bad Girls VS Four TeachersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang