Part 14

12.1K 356 4
                                    

"Oh! Maaf!" Ucapnya. Dia pun........

-------------

Aprilla POV

Yoga pun mulai ngurut kaki gue pelan-pelan sambil ngajak gue ngomong. Bahan pembicaraannya dari yang gak penting sampe yang penting.

"Apa kamu sangat suka bermain basket?" Tanya Yoga. Pertanyaan yang bodoh. Tapi, gak salah juga ya dia nanya itu ke gue? Kan dia gak tau. Hehe.

"Banget. Ssh!" Ucap gue sambil nahan rasa sakit kaki gue yang lagi diurut.

"Walaupun kamu sangat suka, seharusnya kamu tidak ceroboh seperti ini. Akibatnya, kamu sendiri yang rugi tidak bisa main basket untuk hari ini dan merasakan sakit." Ceramah Yoga. Sebenernya sih itu nasehat. Tapi, menurut gue itu ceramah.

"Iye iye. Lo gak usah ceramahin gue. Gue udah biasa kayak gini." Ucap gue tetep datar.

"Aku hanya menasehati mu, Aprilla." Tegur Yoga.

"Ya ya ya.. serah lo aja." Ucap gue males.

"Apa kamu hebat dalam bermain basket?" Tanya Yoga. Nih orang kepo banget.

"Ish! Lo itu kepo banget sih soal hidup gue! Urusin aja hidup lo sendiri." Ketus gue.

"Kenapa kamu selalu kasar dan ketus kepada ku? Aku hanya mencoba untuk berteman dan menjadi lebih dekat dengan mu. Apa itu salah?" Ucap Yoga sambil duduk di samping gue.

"Terserah gue dong! Kan hidup gue. Lagian gue gak tertarik untuk temenan lebih deket sama lo." Ucap gue. Gue jahat? Bodo amat!

"Apa aku kurang menarik di mata mu?" Tanya Yoga dengan mata yang sendu. Ish! Ngapain lagi dia ngeluarin mata yang kayak gitu? Gue kan jadi agak kasihan sama dia. Ck!

"Bukan gitu maksud gue. Gue cuma gak mau terlalu deket sama cowok. Gue gak mau kalo gue makin deket, gue bisa suka, atau malah cinta sama cowok itu. Entar, gue lagi yang ngerasain patah hati. Gue gak mau ngerusakin hidup gue cuma gara-gara cowok." Jelas gue datar.

"Tapi semua pria itu tidak sama, Prill. Belajar lah menyukai atau mencintai seseorang. Supaya kamu juga tau bagaimana rasanya dicintai. Dan tidak semua pria itu menyakiti." Ucap Yoga lembut sambil megang tangan gue.

"Emang ada cowok yang kayak gitu? Setau gue sih gak ada. Setau gue, semua cowok itu sama. Sama-sama brengsek." Ucap gue.

"Ada. Dan itu aku." Ucap Yoga yang buat gue ngeliat ke arah dia dan natap dia bingung.

"Ada pria yang seperti itu, Prill. Salah satunya adalah aku. Aku tidak seperti apa yang kamu pikirkan tentang pria. Aku tidak pernah menyakiti hati wanita. Tidak akan pernah. Karna, jika aku menyakiti hati wanita, sama saja aku menyakiti ibu ku. Yang ada, selama ini aku yang disakiti, bukan aku yang menyakiti." Ucap Yoga lembut dan ada sedikit kekecewaan di suara & matanya. Hasrat kepo gue pun muncul. Wkwk.

"Apa lo punya mantan?" Tanya gue.

"Ada." Ucapnya.

"Berapa?" Tanya gue. Begini lah gue kalo udah kepo.

"Satu." Ucapnya.

"Berarti lo pacaran cuma sekali, dong?" Tanya gue.

"Kamu benar." Ucapnya.

"Sumpeh lo?! Lo yang terkenal cuek, dingin, dan datar kayak gini punya mantan?! Dan pernah pacaran?!" Kaget gue.

"Memangnya salah kalau aku pernah pacaran?" Tanya Yoga sewot.

"Ya, gak sih. Cuma gue heran aja. Terus, berapa lama kalian pacaran?" Tanya gue.

"1 tahun. Dan waktu itu sebenarnya kami hampir akan bertunangan. Mungkin, kami belum jodoh." Ucapnya sambil tersenyum. "Entah kenapa, gue merasa hati gue ditusuk-tusuk pas Yoga ngomong nya dengan perasaan yang amat mendalam." Batin gue.

Bad Girls VS Four TeachersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang