Part 29

7K 235 19
                                    

Ati-ati typo!

------------

"Are you ready, baby girl? Ups! I mean, are you ready, bitch?" Tanya Siska dengan senyum devilnya dan tatapan dingin nya. "The game is beginning." Batin Siska.

------------

Author POV

Setelah itu, Siska menarik rambut Kinna sambil menyeretnya keluar seperti seekor anjing. Memang, hal itu kejam dan kekerasan yang 'gila'. Jadi, dari antara kalian para readers, JANGAN PERNAH MENIRU! Kekerasan yang ada di cerita ini hanya FIKSI. Tidak nyata.

Oke. Back to the topic.

Kinna yang diperlakukan seperti itu di sepanjang koridor hanya bisa menangis, merintih, dan memohon agar dilepaskan dan dimaafkan. Beberapa siswa/siswi yang berada di koridor ada yang menatap mereka kaget dan menatap Kinna iba. Tapi, tidak ada yang berani menolongnya.

*lapangan*

Setelah sampai di tengah lapangan yang cuacanya terbilang cukup panas, Siska langsung mendorong atau lebih tepatnya melempar Kinna layaknya sampah, sampai dia tersungkur di lapangan yang kasar itu. Ralat. Kinna tersungkur di depan Mate yang sedang berdiri. Hal itu membuat lututnya memerah, bahkan ada yang mengeluarkan sedikit darah. Saking sedikitnya, hanya berupa titik-titik. Bad girls tidak peduli dan hanya menatapnya datar.

Semua orang, kecuali para guru dan karyawan sekolah yang sedang mengadakan rapat, langsung mengerumuni mereka. Mereka yang awalnya sudah berkumpul, sekarang bertambah banyak.

"Sekarang, minta maaf sama Catrine, dan jelasin kenapa lo ngelakuin ini semua." Perintah Siska dingin dan datar. Ketika Kinna ingin berdiri, Siska menendang betisnya hingga dia terjatuh ke lapangan yang kasar, membuat lututnya bertambah lecet.

"Tetep berlutut." Perintah Siska dingin dan datar.

"Gak, gue gak mau. Mau dikemanain harga diri gue?" Ucap Kinna dengan air matanya yang terus mengalir.

"Lah? Emangnya Catrine gak punya harga diri? Iya? Emangnya dia gak malu pas ngeliat foto yang lo ambil dan lo pajang di mading?" Tanya Aprilla dengan wajah datarnya. Kinna yang mendengar pertanyaan atau lebih tepatnya seperti pernyataan dari Aprilla, hanya menundukkan kepalanya.

"Cepet. Jelasin ke mereka semua tentang apa yang lo perbuat selama ini." Perintah Siska dingin dan datar. Tapi, Kinna tetap saja bungkam.

"Mau pake cara lembut atau cara yang kasar? Kalo lembut, cepet jelasin. Kalo kasar, diem aja terus." Ucap Vanny datar. Tapi, lagi-lagi Kinna tetap bungkam.

"Kalo pake cara kasar, lo bisa mati di tangan kita lho." Ujar Aprilla.

"Biar gue aja yang jelasin. Sebagai bayaran nya, pas gue jelasin, gue ngelakuin satu hal." Ujar Siska dingin dan datar. Lalu, tanpa basa-basi lagi, Siska berjongkok, lalu menjambak rambut Kinna kasar, membuat Kinna menangis dan merintih. Lagi.

"Jadi gini. Seperti yang kalian tau, dia ini tukang gosip. Mungkin kalian mikir, semua gosip dia bener adanya. Tapi, asal kalian tau, walaupun gosip dia bener, dia selalu nambah-nambahin bumbu ke dalemnya. Dengan kata lain, gak semua gosip dia bener. Iya kan, Kinna?" Ujar Siska datar, dan menjambak rambut Kinna erat saat dia bertanya pada Kinna.

"I i iya." Jawab Kinna menahan rasa sakit dikepalanya. Siska pun mengendorkan jambakan nya, seperti saat dia sedang berbicara tadi. Siswa-siswi yang mendengar jawaban dari Kinna berbisik-bisik tak percaya.

"Dia ngelakuin itu semua demi menjadi populer. Beberapa hari sebelumnya, pas gue dan ketiga sahabat gue di sekolah, dia sering banget ngikutin kita, cuma untuk dapet informasi tentang kita yang bisa dia jadiin gosip. Seperti yang kalian tau, di mading ada foto yang nampilin sahabat gue, Catrine, ciuman sama Bapak James di lingkungan sekolah. Itu juga perbuatan dia. Kemaren dia ngikutin kita, demi ngejatohin reputasi kita, dan dia bermaksud ngegantiin kita berempat. Tapi, sayangnya dia cuma dapet gosip tentang Catrine aja." Jelas Siska datar, sambil menepuk-nepuk pipi Kinna.

Bad Girls VS Four TeachersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang