Part 37

5.2K 204 11
                                    

Typo bertebaran, harap dikondisikan :v

------------

Author POV

3 hari setelah kejadian 2 orang pria yang adalah secret agent menawari pekerjaan yang selalu ditolak oleh bad girls untuk ikut, bad girls akhirnya memutuskan untuk berunding di sebuah base camp rahasia mereka, yang sudah dibangun sejak mereka masih SMP kelas 3 dengan uang jajan mereka sendiri. Tidak terlalu besar. Hanya rumah biasa. Sederhana dan nyaman. Bentuknya menyerupai apartement. Tapi, siapa sangka, rumah itu memiliki ruang bawah tanah yang bisa dibilang, 'wah'?

Tidak ada yang tau, bahwa bad girls memiliki sebuah base camp. Keluarga, kerabat, Diza dkk, bahkan Alvin, the 4, dan the 5 saja tidak tau. Tapi, entahlah, saat mereka memasuki rumah itu hari ini, apakah masih bisa dibilang rahasia atau tidak. Kenapa begitu? Kalian pasti ingat kata Mr. Fardli, bahwa anggotanya akan mengawasi bad girls, kan? Jadi, bisa saja salah satu atau beberapa anak buah Mr. Fardli sedang mengawasi mereka sekarang.

Untuk kali ini, bad girls tidak akan berunding di ruang bawah tanah, seperti biasanya saat mereka akan merundingkan sesuatu yang penting atau sangat penting. Mereka tidak mau mengambil resiko, anggota Mr. Fardli mengetahui rahasia terbesar mereka. Jadi, kali ini, bad girls akan berunding di rumah 'biasa' mereka. Tempat biasanya mereka hanya berkumpul ria, mengemil, bersantai, menginap, dan lain sebagainya.

Ya.

Kali ini, mereka sedang berunding di 'rumah biasa' mereka. Lebih tepatnya, di ruang tengah. Mungkin, ruang tamu? Entahlah bisa dikatakan sebagai ruang tamu atau tidak, karna mereka tidak pernah memiliki tamu.

Sekarang, tentu saja bad girls sedang berunding tentang penawaran dari 'kedua orang gila' yang mereka maksud. Tidak lupa, cemilan dan minuman bersoda ikut menemani mereka.

"Jadi, kita harus jawab apa?" Tanya Mate.

"Gak tau. Terlalu banyak resiko yang harus kita ambil." Ujar Siska.

"Siska bener. Kita harus mikir mateng-mateng buat ngambil keputusan. Salah dikit aja, kita ancur." Timpal Vanny.

"Gue heran deh. Apasih untungnya mereka dapet orang kayak kita supaya masuk organisasi begituan? Gue akuin, kita cantik, pinter, hebat bela diri, seksi, mulus, mempesona, famous--" Ucap Aprilla terpotong.

"Songong lo, jing. Puji aja terus diri lo." Ucap Siska datar.

"Tau!" Ketus Vanny.

"Enggak. Bukan gitu. Maksud gue, kita ini gak pantes dikejer-kejer organisasi terus. Gue tau, kita ini hebat bela diri. Tapi, apa untungnya coba, ngajak orang kayak kita, yang jelas-jelas keras kepala, mencolok, blak-blakan, gak pernah mau diatur, gak berpengalaman, bad, bandel, dan yang paling penting, MALES. Apaan? Gak jelas, tau!" Cerocos Aprilla.

"Iya juga, ya? Kok bisa mereka ngejer-ngejer kita, yang jelas pasti nyusahin dan ngerugiin mereka?" Tanya Mate heran. Siska menghela nafas panjang.

"Organisasi yang kayak gitu, gak pernah peduliin sikap, sifat, atau latar belakang target mereka. Yang mereka utamain, target mereka itu bersih dari kriminal, kemampuan, mental, fisik, dan kecerdasan. Kalo syarat-syarat itu terpenuhi dalem diri target mereka, tanpa pikir panjang, mereka langsung netapin orang itu jadi bagian dari mereka. Dan coba kalian pikir. Syarat-syarat itu ada gak dalem diri kita?" Jelas Siska. Vanny, Aprilla, dan Mate bergulat dengan pikiran mereka.

"Iya. Ada." Ucap Vanny memecah keheningan diantara mereka.

"Semua itu ada dalem diri kita. Kita bersih dari kriminal, kemampuan bela diri bisa dibilang oke, mental kita sangat baik, fisik kuat, dan kecerdasan kita juga oke." Ujar Vanny dengan tatapan kosong.

Bad Girls VS Four TeachersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang