Sepanjang perjalanan Atara hanya memikirkan perkataan Moren. 'Jangan sampai terbuai oleh pesonanya? Memangnya cowok itu siapa ? Apa maksudnya? Kenapa saat hari pertama aku sekolah aku bertemu orang-orang aneh?'
"Kenapa kamu terus mengerutkan dahimu? Apa ada yang terjadi disekolah ?" tanya papanya
"Gak kok Pa, Aku hanya merasa pusing. Sekolah itu sangat luas, rasanya kakiku akan patah jika terus naik turun tangga ke kelas. Aah! Bagaimana dengan rumah baru kita pa? gak di komplek-kompleks gitu kan ? " tanyanya dengan bersemangat,
"Papa sudah tau selera rumahmu, jadi suasananya masih sama seperti rumah lama kita. " jawab beliau sambil tersenyum simpul, dan Atara merasa girang mendengarnya.
Dari jalan menuju rumahnya sudah terlihat kalau disini sepertinya jarak rumahnya dengan tetangga kira-kira 1 Kilo. Rasanya damai saat dia melihat sekelilingnya dipenuhi dengan pepohonan tinggi dan rumput-rumput yang berwarna hijau. Mereka pun sampai dirumah. Rumah ini sedikit lebih besar dari rumah yang sebelumnya. Atara masuk dan memanggil mama,
"Apa papa yang lupa memberitahumu atau kamu yang gak ingat kalau tadi pagi mama langsung keuar kota? " tanya beliau yang muncul disampingnya
"Astaga! Aku lupa. Yah.. apa papa akan pergi sekarang? apa aku akan sendirian dihari ulang tahunku? " tanyanya kecewa,
"Maafkan papa, sebentar malam kita makan steak? Setuju ? " ujar beliau dan dia hanya bisa mengangguk setuju, beliaupun langsung menancapkan gas dan pergi.
Seperti biasa, kamar Atara selalu dilantai atas. Dia naik keatas dan melihat pintu yang sudah ada tulisan namanya, itu berarti kamar miliknya. Dia langsung masuk ke dalam, tanpa mengganti seragam, dia langsung membuka jendela kamar dan melompat ke atas tempat tidur. Dia merasakan suasana yang sangat nyaman saat menutup mata dan hanya mendengar suara dedaunan phon yang ditiup angin masuk ke dalam ruangan tersebut. Sejenak dia berpikir, apakan dia akan menghabiskan hari ini dengan bermalas-malasan diatas tempat tidur? Dia kembali bangun dan duduk dipinggir jendela. Melihat langit yang terbentang luas, burung-burung yang terbang berpasangan. Rasanya iri saat melihat burung-burung itu, apa mereka sengaja terbang berpasangan untuk menyindirnya yang masih single? Tak berapa lama ada sebuah kertas yang terbang masuk ke dalam kamar, bagaimana kertas ini terbang sampai kesitu? Rasanya angin diluar tidak terlalu kencang seperti sebelumnya. Mustahil jika bisa terbang setinggi ini dan masuk ke dalam kamarnya. Dia mengangkat kertas berwarna pink itu, "HAPPY BIRTHDAY" Itu yang tertulis saat dia membalik kertas itu kebagian yang lain,
"Apa ini sengaja yah?" pikirnya
Dia melihat keluar jendela, melihat kebawah , samping kiri kanan dan melihat lurus kedepan. Tidak ada siapapun diluar. Mungkin ini hanya kebetulan. Dia meremas kertas itu sampai membentuk bola dan membuangnya lewat jendela.
Diluar sudah mulai gelap. Matahari sudah tidak nampak lagi. dia langsung mandi dan bersiap-siap agar saat papanya sampai mereka bisa langsung berangkat untuk makan malam. Rasanya hangat saat dia merasakan aliran air hangat dari shower yang membasahi tubuhnya. Dia terus memejamkan matanya sampai terdengar suara ketukan dari pintu depan dibawah, dia langsung membuka matanya perlahan.
" Papa sudah sampai? Aku kan baru mandi, ahh sepertinya aku tidak bisa berlama-lama." Ujarnya sedikit kesal.
Dia langsung bergegas dan setelah mengenakan pakaian dia pun turun dan membuka pintu, "Papa.. Oh ? Kok gak ada orang ? " ujarnya kaget saat tidak melihat siapapun diluar, angin diluar berhembus kencang, Dia merasa ada sesuatu yang mengenai kakinya. Dia menundukkan kepalanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny : Can't Be Together | COMPLETE |
VampireSemua hal menjadi berubah jika ada cinta yang bekerja. Karena cinta, ada pengorbanan yang menyangkut nyawa, dan lewat pengorbanan yang kamu lakukan dapat membuatmu kehilangan apa yang selama ini sudah kau genggam dengan erat. Grayson menjalani hid...