Saat bangun pagi seluruh tubuh Atara rasanya sangat pegal. Dia melihat bantal kepala dan selimutnya sudah jatuh di lantai. Rambutnya sudah tidak bisa dijelaskan lagi bagaimana bentuknya. Atara menoleh jam dindingnya, masih jam 5.
Atara bangun dan langsung ke dapur untuk minum air. Dia sangat kehausan,, dia langsung meneguk dua gelas air dengan ukuran besar. Dia keluar ke teras dan merasakan tiupan angin pagi yang menerpa tubuhnya. Rasanya sangat menyegarkan. Atara mengedarkan pandangannya ke sekitar rumahnya, namun matanya tertuju pada seseorang yang sedang bersembunyi di balik pohon di dekat hutan samping rumahnya.
Atara menuju pagar dan berjalan ke arah orang itu, namun orang itu langsung pergi dan berlari masuk ke dalam hutan itu. Atara melihat rambut panjang dari orang itu, dia seorang cewek. "Hei tunggu!" panggil Atara yang juga ikut berlari masuk ke dalam hutan, namun dia tak menemukan jejak dari orang itu.
Tiba-tiba ada bayangan hitam yang lewat di belakangnya, Atara berbalik namun tak ada apapun. Dia kembali melihat ke depan "BOOO!" cewek itu berdiri tepat di depannya dan langsung mengejutkan Atara. Atara terjatuh di atas rerumputan kering.
"Kita bertemu lagi." Ujar Emily sambil mengulurkan tangannya, Atara mengabaikan uluran tangannya dan berdiri sendiri.
Atara menatapnya kesal, namun Emily memamerkan senyumannya. "Aku yakin pasti ada alasan kenapa kamu seperti mengintai diriku." Kata Atara
"Aku hanya ingin menjagamu dari seseorang yang berbahaya." Jawab Emily
"Oh yah? Aku sungguh berterima kasih!" ujar Atara dengan sinis dan berjalan meninggalkan Emily.
Dengan cepat Emily berlari dan kembali muncul di depan Atara, "Orang yang kamu anggap baik itu sebenarnya jahat! Dan orang yang kamu anggap jahat sebenarnya orang yang membantumu dengan Cuma-Cuma! Betapa bodohnya dirimu Atara. " ejek Emily,
Atara maju selangkah dan mendorong tubuh Emily. Emily terkekeh dan menatap Atara, " Jangan membuatku marah Tara. Kelak kamu akan mencariku dan mengemis meminta bantuan." Kata Emily yang menyombongkan dirinya. Dia pun langsung pergi dan menghilang dari pandangan Atara.
Atara kembali ke rumah dengan perasaan kesal. Dia duduk termenung di teras rumahnya. Selalu saja dia terpengaruh dengan perkataan orang, dia menarik nafasnya lalu menghembuskannya pelan. Setelah menenangkan perasaannya dia masuk dan segera bersiap ke sekolah.
Atara pergi ke sekolah bersama ayahnya. Dia terus memandang keluar jendela. Dari jauh dia melihat ada seseorang yang berdiri di pinggir jalan, meskipun wajahnya tak terlihat jelas tubunya terasa tak asing unutk Atara. Saat mobilnya mulai mendekati orang itu, Atara segera menaikan kaca mobilnya. Orang itu Davis. Dia langsung mempalingkan pandangannya dan tak ingin melihat Davis. Setelah melewatinya Atara melihat kembali ke belakang tapi tak ada seorang pun. "Apa mungkin aku salah lihat?" guman Atara,
"Kenapa sayang?" tanya papanya sambil menoleh ke arah Atara.
"Gak ada pa—astaga! Ada orang di depan pa!" Atara terkejut saat ada orang yang tiba-tiba melanggar jalan. Papanya langsung menginjak rem, beliau langsung keluar dari mobilnya, diikuti dengan Atara.
"Gak ada siapa-siapa Tara." Ujar beliau yang merasa lega,,
"Tapi pa.. tadi aku lihat ada yang nyebrang jalan. Dia co—wok..." Atara segera menarik tangan papanya masuk ke dalam mobil. "Kita jalan pa. Cepetan pa.. aku telat nih" Atara terlihat sangat gugup. Atara kembali melihat wajah Davis. Dia menyeringai pada Atara, Atara meenjadi trauma jika melihat Davis. Dia takut jika Davis akan melukai papanya.
"Kamu kenapa sih Atara? Kalau kamu sakit kita ijin saja yah?"
"Aku benar gak apa-apa kok pa.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny : Can't Be Together | COMPLETE |
VampireSemua hal menjadi berubah jika ada cinta yang bekerja. Karena cinta, ada pengorbanan yang menyangkut nyawa, dan lewat pengorbanan yang kamu lakukan dapat membuatmu kehilangan apa yang selama ini sudah kau genggam dengan erat. Grayson menjalani hid...