41

130 19 1
                                    



Emily berada di rumah Grayson. Dia menjadi sangat panik saat melihat Grayson yang terkulai lemas di ruang bawah tanah rumahnya. Emily melepaskan rantai yang terikat di leher, kaki dan tangan Grayson.

"Davis!!!" teriak Emily, Davis yang sedang berdiri dipintu depan langsung berlari ke ruang tersebut. Dia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Dia melihat banyak memar di tubuh dan wajah Grayson.

"Cepat bantu aku mengangkatnya!" mereka berdua langsung membawa Grayson ke kamarnya.

"Cepat ambilkan darah dalam tasku!" sesuai perintah Emily, Davis langsung mengambilnya. Mereka menyandarkan tubuh Grayson dan berusaha membuatnya meminum darah itu.

"Bagaimana kamu bisa tahu kalau Grayson seperti ini?"

"Aku gak tahu. Ini hanya feeling saja. Tadi pagi aku melihat Alexa memukul Debora di depan rumah Atara. aku ingin menolongnya tapi aku gak bisa sendirian, ini semua pasti ada kaitan dengan ritualnya dengan Ashley. Kedua perempuan sial itu!"

"Kita harus cepat menolong Debora!"

Emily mengangguk setuju. Sebelum mereka beranjak, Grayson meraih tangan Emily, "Aku ingin ikut bersama kalian."

"Walaupun aku menolak kamu akan tetap ikut kan?" Grayson langsung mengangguk.

"Davis? Ambil pisau itu." Perintah Emily yang langsung duduk di pinggir kasur disamping Grayson

"Untuk apa?"

"Ambil saja." Davis pun memberikan pisau itu, tanpa aba-aba Emily mengiris telapak tangannya. Davis tak terkejut karena dia tahu apa yang akan dilakukan Emily, "Buka mulutmu. Minum darahku, dengan darahkku kamu busa pulih dengan cepat."

Emily meremas tangannya sehingga darahnya mengalir dengan cepat, Grayson terus meminum darah itu dan diapun berangsur-angsur pulih.

"Kita harus segera ke rumah Debora! Cepat! Ini sudah hampir malam, Ashley dan Alexa akan segera melakukan ritualnya."

Situasi dalam gua itu nampak sangat menegangkan. Tubuh Alexa bergetar saat melihat sosok mama yang selama ini dia rindukan. Air matanya menaglir karena dia merasa tak sendirian lagi.

"Bagaiamana mama bisa kembali hidup?"

"Aku merawat mamamu selama 30 tahun. Ini seharusnya menjadi bayaran yang pantas." Sambung Ashley yang terus melihat pemandangan mengharukan itu.

"Diam Ashley!!! Aku gak sedang bicara denganmu!"

Ashley menggidik bahunya dan tak peduli dengan omongan Alexa. Dia melihat kedua alternya yang sudah mengikat Atara diatas kasur itu. Atara terus meronta, mulutnya ditutup dengan kain putih. Meskipun dia menjerit tak ada seorangpun yang bisa datang menolongnya. Hanya keajaiban yang diinginkannya saat itu.

"Mama kenapa gak pernah datang menemuiku dan Debora?" tanya Alexa dengan air mata yang masih membasahi pipinya. Marisa langsung berlutut di depan Alexa. Dia mengusap air mata Alexa dengan lembut lalu memeluknya.

Alexa bisa merasakan sebuah kehangatan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Pelukan seorang ibu memang selalu menghayutkan.

"Mama terkurung dalam gua ini."

"Apa perempuan sialan itu yang mengurung mama?"

"Siapa yang kamu sebut sialan Alexa?" tanya Ashley yang meliriknya tajam, dia terus dikatai sialan dan itu membuatnya kesal. "Ahh!! Sudahlah! Hentikan drama keluarga kalian yang menyedihkan itu! Aku benci melihatnya! Hei Marisa! Cepat ambil ramuan yang dibawa anakmu. 10 menit lagi bulan purnama akan muncul."

Destiny : Can't Be Together | COMPLETE |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang