Atara masuk ke dalam kelas sambil tersenyum ria. Entah sampai kapan dia akan tersenyum, Moren yang melihatnya langsung menghampiri Atara saat dia sedang menaruh tasnya di atas meja.
"Sepertinya moodmu hari ini bagus. Aku tebak pasti Grayson mengantarmu ke sekolah! Iyakan? " ucap Moren namun Atara hanya tersenyum tanpa menjawab Moren. Moren menganggap senyuman itu berarti IYA. "Cih. Sok bahagia banget sih. " ejek Moren namun dalam hatinya dia merasa iri.
"Kamu iri kan?" ujar Atara sambil melirik Moren,
"Wow! Apa kamu sekarang bisa membaca pikiranku?" ujar Moren yang pura-pura takjub dengan tingkah Atara. Moren membaca pikiran Atara, dia tersenyum karena Atara nampak sangat bahagia dan tulus mencintai Grayson. Dia terus memandang wajah Atara yang dihiasi senyumannya.
"Aku sekarang punya indera keenam Moren." Atara menjawabnya dengan serius namun santai, tiba-tiba dia tersenyum kembali dan membuat Moren menatap aneh padanya, "Keliatan banget kalau kamu sudah jatuh cinta sama Grayson, Bisa gak kamu berhenti senyum? Aku bosan lihatnya!" Moren merasa tersiksa melihat sikap Atara yang terlihat seperti orang gila, sesekali dia diam lalu tersenyum sendiri lalu tiba-tiba dia tertawa dengan sendirinya.
Kelas yang tadi ramai seketika menjadi hening saat melihat Grayson membuka pintu dan masuk ke kelas. setelah menyadari itu bukan guru, mereka semua kembali melanjutkan kegiatana mereka. Grayson masuk disusuli dengan Ashley, saat Grayson duduk di tempatnya Ashley langsung menepuk pundaknya dan melirik Atara sambil tersenyum sinis. Tatapannya sangat menganggu Atara, Atara tak mungkin membalas Ashley dia memilih untuk terus mengobrol dengan Moren.
"Apakah aku menganggu kalian?" terdengar suara Ashley dari depan Atara dan Moren, mereka berdua serentak menoleh padanya.
"Gak, kamu gak ganggu kok. Ada apa?" tanya Atara dengan nada datar, Atara menatap Ashley namun dia mengalihkan pandangannya ke Moren. Dia tidak suka melihat wajah Ashley, dia selalu terlihat sombong dan menjengkelkan.
"Selamat yah Tara, aku dengar kamu sama Grayson sudah pacaran. Itu benar kan?" tanya Ashley yang lalu memunculkan senyuman kebahagiaan namun dibalik senyuman yang dipancarkannya terdapat aura kemunafikan. Setelah mendengarnya Atara langsung menoleh cepat ke arah Ashley, dia berpikir kenapa Ashley tahu hubungannya dengan Grayson? Logan pun yang tadinya tertidur langsung bangun saat mendengar perkataan Ashley, dia memutar tubuhnya ke belakang dan melihat Atara dengan tatapan kagum, "Apa benar Ta? Kamu pacaran sama Grayson? Ajaib sekali! Kamu heb—" Atara langsung memukul mulut Logan dengan bukunya. Dia lalu berkata dengan suara yang pelan, "Jangan keras-keras ngomongnya, kalau Grayson dengar dia mungkin jadi gak suka." Logan langsung mengiyakan Atara dengan membuat simbol oke dengan tangannya. Lalu dia kembali berbisik pada Atara, "Selamat yah!" Atara hanya tersenyum dan mengangguk. Logan kembali memutar tubuhnya ke depan, sesekali dia melihat Alexa. Alexa yang tampak serius belajar adalah hal yang disukai oleh Logan, menurutnya ketika cewek diam dan fokus dengan sesuatu aura kecantikan mereka lebih terlihat. "Kapan aku bisa memilikimu Alexa?" batin Logan,
Setelah perbincangan antara Logan dan Atara berakhir, Ashley langsung menjawab pertanyaan Atara padanya, "Tadi pagi aku melihatmu datang bersama Grayson, lalu karena penasaran aku bertanya pada Grayson. Akhirnya kamu jadian sama Grayson, semoga kamu ba-ha-gi-a dengan dia." Ujar Ashley yang menekankan kata bahagia pada kalimatnya,
"Makasih." Singkat Atara dan dibalas dengan senyuman Ashley.
Ashley lalu kembali ke mejanya sambil tersenyum sinis dan bahagia. Kini dia bisa dengan mudah melancarkan rencananya. Sepanjang pelajaran berlangsung Grayson terus menundukan kepalanya dan tidak fokus dengan pelajaran saat itu. Ada sesuatu yang menganggu pikirannya. Dia mengingat mimpinya semalam, dia memimpikan diri Atara. Dia melihat diri Atara yang merelakan dirinya untuk ritualnya, dia melihat Atara tersenyum bahagia namun dia tak bisa berbohong kalau senyuman itu sebenarnya menunjukan betapa kecewanya pada dirinya yang ternyata membohongi Atara. "Aku terlanjur mencintaimu Gray, aku selalu percaya padamu. Aku gak ingin menyalahkanmu karena aku sudah berjanji dengan diriku sendiri, jika aku salah memilihmu dan kamu meninggalkanku semua itu sepenuhnya salahku yang telah mencintaimu dan aku berjanji untuk menanggung segalanya, mulai dari melupakanmu dan menghapus segala moment bahagia antara aku dan dirimu. Tapi sepertinya aku gak bisa memastikan janji itu. Aku sadar jika sulit ternyata melakukannya. Rasanya hidupku sudah tak berarti. Bunuhlah aku biarkan darahku mengalir dalam tubuhmu Gray. Jika itu jalan menuju ajalku aku akan menyetujuinya. Terima kasih untuk kenangan yang indah Gray. Aku selalu bahagia bersamamu." Kata Atara dalam mimpinya. Bahkan saat Atara mengatakan perkataan itu dalam mimpinya dia masih tersenyum. Dada Grayson rasanya sesak dan dia menjadi sangat emosional ketika mengingat kembali mimpinya. "Kenapa aku melakukan ini padanya?" batin Grayson, ada rasa penyesalan dalam dirinya. Sejujurnya dari awal dia menyesal kenapa harus Atara yang memiliki darah suci itu.
Grayson membalikan tubuhnya untuk melihat Atara. Atara yang terlihat fokus ke depan langsung melihat Grayson, dia tersenyum padanya, senyuman itu sama seperti dalam mimpinya tapi senyuman itu masih terlihat bahagia. Tanpa sadar Grayson pun tersenyum padanya, Atara tersipu malu melihat senyuman itu. Dia menutup wajahnya yang terasa panas karena malu, Grayson kembali membalikan tubuhnya ke depan. Dia tertunduk dan tersenyum kecewa. Hatinya masih merasa berat jika harus merelakan Atara.
Moren sempat melihat kejadian tadi, dia melirik Atara yang sedang senyum-senyum sendiri. Hati kecilnya berkata kalau ada perubahan pada Grayson,, "Aku yakin kamu pasti akan menggagalkan rencanamu Gray." Batinnya.
Tiba waktunya untuk istirahat. Atara langsung menaruh kepalanya di meja dan memilih untuk tidur. 15 menit berlalu dan Atara masih dengan posisi yang sama. Dia mendengar ada suara langkah kaki yang mendekatinya namun dia hanya mengabaikannya dan terus melanjuti tidurnya.
Atara membuka matanya, dia melihat sekelilingnya masih sepi. Mungkin karena ini masih jam istirahat makanya semua orang banyak keluar kelas. Atara nampak menyendiri dalam kelas. Merasa kesepian dalam kelas, Atara memilih untuk keluar, namun saat itu dia melihat Grayson yang sedang berdiri di lorong sekolah, lorong itu terlihat gelap namun Atara tahu pasti jika Grayson tak sendirian. Saat Atara melangkah menuju Grayson ada yang menarik tangannya dan menyeretnya kembali masuk ke dalam kelas. Dia melihat wajah Moren yang nampak khawatir dengan dirinya, "Jangan melangkah lebih jauh Tara." Kata Moren padanya. Tiba-tiba pintu kelas terbuka dan dia melihat wajah Grayson dan anak-anak yang lain masuk ke dalam kelas. Moren dan Atara kembali ke tempat duduk mereka. Jam pelajaran kembali berlangsung dengan tenang. Atara terus mengarahkan pandangannya pada guru di papan, lalu pandangannya beralih pada Grayson yang tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arahnya sambil tersenyum ria. Atara pun membalasnya dengan tersenyum. Grayson berdiri tepat di belakangnya, kedua tangannya memegang pundak Atara lalu dia mendekatkan bibirnya tepat disamping telinga Atara. "Terima kasih Tara, aku tahu ini berat untukku dan juga untuk dirimu. Aku ingin menghentikan semua sebelum kamu tersakiti, aku akan melakukannya secara perlahan.." bisik Grayson dan suaranya terdengar sedih. Tiba-tiba Grayson menggigit leher Atara dengan kasar.
Atara langsung bangun dari tidurnya. Tubuhnya berkeringat dan nafasnya menjadi sesak dengan mimpi tadi. Dia melihat sekelilingnya dan ada beberapa siswa dalam kelasnya. Dia menopang kedua tangannya di atas meja lalu dia mengacak-acakan rambutnya karena merasa gugup dan takut dengan mimpi tadi. dia kembali mengangkat wajahnya dan melihat ada sebuah botol air mineral di mejanya dan sebuah catatan kecil di botolnya, 'aku sering melihatmu gak ke kantin jadi aku membelikan air mineral untukmu. Minumlah untuk mengisi energimu. Dan tolong pastikan kalau kamu tidur dengan pulas semalam. Aku juga sering melihatmu tidur dalam kelas. –Grayson—'
Waktu pulang dari sekolah Grayson mengantar Atara ke rumah. Atara hanya memeluk Grayson dari belakang, wajahnya terlihat datar dan tak menunjukan ekspresi apapun. Dia hanya menyandarkan kepalanya di belakang Grayson. Dia berusaha menghilangkan mimpi buruknya. Dia tak ingin pikirannya mengacaukan hubungannya bersama Grayson. Atara segera turun saat mereka sudah tiba, "Aku ingin mengajakmu jalan. Pakailah pakaian yang bisa membuat tubuhmu hangat. Aku akan menjemputmu jam 7." Ujar Grayson saat Atara mengembalikan helmnya,
"Mau kemana?" tanya Atara yang nampak sibuk memperbaiki rambutnya, lalu dia langsung melihat Grayson. Grayson hanya senyum dan diam. Dia langsung pergi tanpa menjawab Atara.
"Kapan yah sikap bisa berubah?" Atara langsung masuk ke dalam rumah.
Atara masuk ke dalam kamarnya, dia melihat jendela kamarnya terbuka. Dengan langkah cepat Atara menuju ke jendelanya, dia menengok kiri kanan dan ke bawah. Seperti ada sesuatu yang dia cari. Ada ekspresi kecewa yang terpancar di wajahnya, "Kenapa aku gak pernah menerima surat dan mawar lagi?" Ucap Atara sambil menatap keluar jendela. Semenjak Atara jadian dengan Grayson dia sudah tidak menerima surat dan mawar itu. "Apa pengirimnya Grayson? Tapi kenapa aku merasa gak yakin?" kembali Atara berbicara sendiri dan membuat dirinya bingung. Masih terlalu banyak teka-teki mengenai diri Grayson untuk Atara.
TBC~~
Akhirnya sampai part 20 juga ^^
Tetap vote dan berikan komentar kalian sama cerita ini yah ^^ Vomments dari kalian sangat berharga untukku ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny : Can't Be Together | COMPLETE |
VampirosSemua hal menjadi berubah jika ada cinta yang bekerja. Karena cinta, ada pengorbanan yang menyangkut nyawa, dan lewat pengorbanan yang kamu lakukan dapat membuatmu kehilangan apa yang selama ini sudah kau genggam dengan erat. Grayson menjalani hid...