Hai semuanya, maaf untuk kalian yang harus menunggu lama kelanjutan part ini. Maklum anak sekolah tugasnya banyak. Hehehe.
Makasih karena masih setia menunggu dan membaca cerita ini^^ maaf kalau masih ada kesalahan dalam cerita ini,
Happy Reading love^^
-
-
Hari itu, Atara tidur lebih awal. Ketika bangun, dia melihat ke arah jam dinding dan masih pukul 4 pagi. Dia segera bangun dan mandi. Atara pergi ke sekolah tanpa pamit pada orang tuanya. Dia pergi ke sekolah pukul 6 pagi. Untuk jam seperti itu, sekolahnya masih sepi dan Atara orang pertama yang sampai di kelas.
Atara membuka jendela kelasnya, membiarkan udara pagi masuk. dia berdiri di depan jendela dan melihat ke arah bawah. Matanya terus berair karena mengantuk. Dia pun pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya. Kembalinya ke kelas dia menemukan sebuah surat dan mawar di atas mejanya, dia memijat pelipisnya dan hanya menatap benda itu. Dia mengambil surat itu dan berjalan ke arah jendela. Matanya tertuju pada seseorang yang sedang berdiri di samping ayunan. Wajah yang tergambar jelas dari orang dibawah itu adalah Davis. Dari bawah, dia menatap Atara dengan ekspresi datar.
Jantung Atara berdetak cepat dan tubuhnya menjadi panas-dingin. Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang masuk, Atara menoleh dan melihat Grayson yang memasuki kelas. Dia segera berlari dan menjatuhkan mawar itu ke bawah mejanya. Atara segera duduk di tempatnya, "Pagi." Sapa Atara sambil tersenyum gugup.
Grayson hanya tersenyum dan langsung duduk di tempatnya. Atara menghembuskan nafas lega. Tak lama, Moren datang. Dia melihat Atara yang sedang duduk di tempatnya. Dengan semangat Moren langsung berjalan ke arah Atara.
"Pagi Atara Courtney..." sapanya dengan suara nyaring. Atara berdiri dan menutup mulut Atara. "Jangan keras-keras sapanya. Nanti Grayson marah sama kamu." Bisik Atara di telinga Moren.
"Memangnya dia siapa? Pemilik sekolah?" Sambung Moren dengan sinis, dia melirik Grayson dan kembali melihat Atara. Tanpa aba-aba, Moren langsung memeluk Atara dengan erat.
"Senang melihatmu Tara.." ujarnya dengan semangat. Moren pun langsung duduk di tempatnya. Saat dia menoleh ke arah Atara, matanya tertuju dengan sebuah obyek yang berada di bawah meja Atara. Semakin di perhatikan, benda itu terlihat seperti mawar dan itu memang benar mawar.
"Ada mawar di bawah mejamu." Ujar Moren, mendengar hal itu Grayson segera berbalik dan melihat Atara. "Hah? Ma—mawar? Masa sih?" Atara nampak gugup dan sengaja melihat ke bawah mejanya. Dia menginjak bunga itu dengan kedua kakinya. "Gak ada apa-apa Mor, kamu salah lihat mungkin." Tambah Atara sambil tersenyum tipis.
Moren bukanlah orang yang mudah dibohongi. Dia hanya pura-pura percaya, "Oh." ujar Moren datar dan menoleh ke arah Grayson untuk melihat ekspresinya. Grayson terus menatap tajam ke arah Atara. Wajahnya datar dan tak menunjukan ekspresi apapun. Atara tahu jika Grayson sedang menatapnya, dia segera berdiri dan menarik Moren keluar kelas.
"Temani aku ke perpus yah." Ajak Atara yang masih memegang tangan Moren.
Mereka duduk di dalam perpus, Atara langsung menyandarkan kepalanya di atas meja. Moren memegang pundaknya dan bekata, "Jangan sungkan untuk ceritakan masalahmu padaku."
Atara mengangkat kepalanya dan menatap ke langit-langit. Hal yang dipikirkannya bukan cuman masalah biasa, dia memikirkan hubungannya dengan Grayson. Apa dia bisa melanjuti hubungannya dengan Grayson? Apa dia putuskan saja hubungan mereka? Atara kembali menaruh kepalanya ke atas meja. Moren kembali mengusap pundak Atara, "Aku mengatakan hal ini karena aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Sudah cukup untuk diriku menyuruhhmu menjauhi Grayson. Sekarang giliranmu yang berusaha menyuruh hati dan pikiranmu untuk meninggalkannya." Ujarnya lagi dan pergi meninggalkan Atara sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny : Can't Be Together | COMPLETE |
VampireSemua hal menjadi berubah jika ada cinta yang bekerja. Karena cinta, ada pengorbanan yang menyangkut nyawa, dan lewat pengorbanan yang kamu lakukan dapat membuatmu kehilangan apa yang selama ini sudah kau genggam dengan erat. Grayson menjalani hid...