1

1.4K 62 5
                                    

Waktu berlalu sangat cepat, rasanya baru kemarin Atara lahir kedunia ini dan hari ini dia berulang tahun ke 17. Selama Atara melewati masa-masa remajanya, dia tidak pernah memiliki seorang kekasih ataupun orang spesial yang dapat menemani hari-harinya. Ulang tahunnya kali ini dia menginginkan sebuah hal yang baru, mungkin terdengar aneh. Dia ingin sekali menjalani hubungan dengan seseorang, tapi seseorang itu bukanlah manusia. Dia berpikir apa masih ada kisah cinta seorang manusia dengan vampire? Wolf? Penyihir? Apa mereka semua nyata?

"Atara.. apa kamu sudah siap? Cepatlah turun. kamu bisa terlambat nanti. " panggil mamanya dari bawah, Atara langsung bergegas merapikan seragam yang ia kenakan dan membuka pintu kamarnya, "Iya ma. Ini sudah siap. Aku segera turun. " ujarnya dengan nada yang sedikit keras, dia langsung pergi menghampiri mamanya di teras rumah.

Dia sempat melihat mobil truk yang terparkir didepan rumahnya. Dibelakang mobil itu sudah memuat banyak barang, barang-barang itu terlihat tidak asing untuknya, namun dia hanya mengabaikan itu. Dia pun langsung naik ke mobil dan berangkat ke sekolah.

Dia menurunkan kaca mobil secara perlahan , dia memejamkan matanya dan merasakan udara pagi yang menyentuh wajahnya. Dia tinggal di Vancouver, Cannada. Kota itu bisa dibilang lumayan ramai karena merupaan tempat wisata yang sangat populer di Canada. Namun Atara bukanlah orang yang suka tinggal di tempat yang ramai dan dikelilingi orang banyak. Tepatnya dia suka tinggal ditempat yang luas, banyak pepohonan yang menjulang tinggi, jauh dari tetangga. Maka dari itu dia memilih untuk tinggal didekat hutan.

"Pa? bukannya sekolahku belok kiri yah? Kok lurus terus? " tanyanya kaget saat membuka matanya dan melihat mobil mereka sudah jauh dari jalan menuju ke sekolahnya.

"Kamu harus pindah sekolah sayang, kita juga pindah rumah hari ini. Papa dipindahkan ke kantor baru dan kantor itu sangat jauh dari rumah lama kita, mama dan papa memutuskan untuk pindah saja. bagaimana menurutmu? " jelas beliau sambil melihatnya lewat kaca spion,

"Yahh, kalau menurut mama dan papa itu bagus aku hanya bisa setuju. Mmm, selamat yah papa. " ujarnya sambil memeluk leher beliau dari belakang,

"Nanti kalau pulang ingat sms papa yah, supaya papa jemput. " sambung beliau dan dia mengangguk iya.

Setelah hampir 30 menit perjalanan, akhirnya Atara sampai di sekolah baru. Atara membaca sebuah tulisan di gerbang sekolah itu, 'Gloryas Senior High School '  Sekolahnya sangat berbeda dengan sekolah lamanya, disini lebih luas bahkan sangat luas, banyak pepohonan hijau, dia mengangkat kepalanya ke atas dan bisa dilihat gedung ini menjulang sangat tinggi, ada 5 lantai disekolah ini.

Atara pun melangkah masuk ke dalam lingkungan sekolah tersebut bersama papanya, saat melewati lorong-lorong disekolah itu mereka bertemu dengan salah satu guru yang akan menjadi wali kelas baru Atara. Beliau membawa Atara ke sebuah ruangan. disitu Atara akan menukar seragamnya, dia mengenakan kemeja putih berlengan panjang dan jas berwarna hitam lalu roknya bermotif kotak-kotak hitam-biru, Atara juga mendapatkan beberapa buku cetak.

Beliau langsung mengantarnya masuk ke kelas sedangkan papanya langsung pamit. Atara terus berjalan menuju kelas. Kelasnya ada dilantai 3, dia hanya diam saat berjalan bersama wali kelasnya. Sepertinya Atara datang saat pelajaran sedang berlangsung, banyak kelas yang dilewatinya dan terdengar sangat sunyi. Saat itu juga Atara merasa ketakutan dan bulu kuduknya berdiri, entah mungkin karena dia merasa gugup atau karena dia merasa ada hawa-hawa aneh disekolah ini.

Atara mulai mengatur nafasnya saat dia berhenti melangkah dan akhirnya dia berdiri tepat didepan pintu kelas. Wali kelasnya langsung mengajaknya masuk ke dalam. Nampak semua siswa menatap ke arah Atara, dia terus berjalan dan dia berhenti saat berdiri tepat didepan kelas. Sementara wali kelasnya bicara, dia mengangkat wajahnya dan dia melihat seorang cowok yang menatap tajam ke arahnya. Atara bisa menebak kalau itu adalah tatapan kebencian yang tergambar jelas dari mata coklat keemasan itu. Tubuhnya seperti membeku karena tatapan cowok itu,

Destiny : Can't Be Together | COMPLETE |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang