35

170 15 1
                                    

Atara masih berdiam diri dalam rumahnya. Dia tak ingin menginjakkan kakinya keluar. Dia tak ingin jika nantinya dia melihat atau bertemu dengan teman-temannya ataupun dengan Grayson. Atara terus duduk di atas kasurnya. Dia mengambil hpnya dan membuka galery, dia melihat foto-fotonya yang bersama sang papa.

Dia memandang semua foto itu dengan mata berkaca-kaca, namun jika mengingat kenyataan yang menimpa dirinya membuat air mata yang ditahannya mengalir keluar dan membasahi pipinya. "Rasanya aku ingin melupakan semua kenangan bersama papa. Kenapa semua orang yang mencintaiku hanya berpura-pura? Kenapa cintaku terlalu besar untuk orang-orang seperti mereka?" Atara mengusap air matanya, dan masih melihat foto-foto itu.

Atara bernafas lega karena tak ada satupun foto dirinya bersama Grayson, hal itu membuatnya lebih mudah menghapus semua foto-foto itu,

"Makasih karena gak meninggalkan banyak kenangan bersamaku Gray. Aku jadi lebih mudah untuk menghapus semua foto-foto ini dan melupakan kenangan-kenangannya." Atara langsung menghapus semua foto dalam galerynya. Semua foto termasuk dirinya sendiri pun terhapus. Atara langsung menonaktifkan hpnya dan meletakan hp itu dalam laci meja di samping tempat tidurnya. "Aku akan belajar melupakan mulai sekarang."

Saat malam tiba, Anna masuk ke dalam kamar Atara dan menyalakan lampu kamar Atara. Anna terlalu sering melihat Atara yang berbaring dalam kamar. Dia sedih karna tak dapat melihat senyuman Atara lagi, dirinya ingin menghibur Atara. Tapi hiburannya mungkin hanya akan membuat Atara tersenyum dalam beberapa detik dan akan kembali sedih setelah itu.

Atara sadar ketika lampu kamarnya menyala, dia segera membuka matanya dan melihat mamanya yang sedang menutup gorden jendelanya. "Gak usah ditutup ma. Aku ingin melihat bintang-bintang itu."

Anna segera berbalik dan melihat Atara yang sedang menatapnya dengan posisi yang masih berbaring. Anna tersenyum menatap Atara, dia kembali membuka gorden itu dan melangkah ke arah kasur, dia duduk di samping Atara.

"Kenapa kamu selalu berbaring di dalam kamar? Apa kamu gak ingin keluar mencari udara segar?" tanya Anna sambil mengusap kepala Atara,

"Aku takut ma. Aku tak ingin jika aku keluar dari rumah dan mengetahui jika orang yang kusayangi ternyata mengkhianati aku lagi." Jawab Atara

Anna hanya menghembuskan nafasnya dan ikut bebaring di samping Atara. Anna menatap wajah anaknya dengan tatapan sendu, dia mengelus pipi Atara, "Mama akan selalu berada untuk menutup luka di dalam hatimu. Jika semua orang pergi meninggalkanmu, mama akan selalu setia berada di sampingmu sayang." Mendengar hal itu, Atara memeluk Anna dengan erat, tak ada kata-kata yang bisa di ucapkannya untuk membalas kebaikan dan kasih sayang mamanya.

Hari baru tlah datang menyambut Atara. dia kembali melakukan aktifitasnya. Dia segera menyiapkan buku-bukunya dan seragamnya. Setelah itu, dia langsung turun ke bawah menemui mamanya yang masih memanggang roti. Anna merasakan pelukan dari belakangnya, dia berbalik dan melihat Atara yang sudah siap ke sekolah. Anna melihat sebuah senyuman yang menghiasi wajah anaknya, dia pun ikut tersenyum.

"Kamu yakin mau ke sekolah hari ini?" tanya Anna dan Atara hanya mengangguk, "Kamu mau mama antar gak?"

"Mau lah mam." Jawab Atara dengan penuh semangat,

"Kamu duduk dulu di meja makan, sedikit lagi mama bawa rotinya." Atara langsung menuruti perkataan Anna.

Atara sampai di sekolah tepat stengah 8, jam seperti itu sudah banyak siswa yang berada di sekolah. Saat tiba, Atara memeluk mamanya dari dalam mobil, "Kamu hati-hati yah," ujar Anna sambil mengusap kepala Atara. Atara melepas pelukannya dan memegang kedua tangan mamanya, "Mama gak usah khawatir yah, mulai sekarang aku akan menyelesaikan semua masalahku. Aku gak mau jika mama terus menyalahkan diri mama sendiri karena kesalahan yang aku perbuat."

Destiny : Can't Be Together | COMPLETE |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang