Ve Pov
Setelah seharian mengganggu pemilik toko untuk nonton TV dipinggir jalan, aku memutuskan untuk pergi menemui Kinal sekarang.
Seharusnya siang ini dia sudah selesai dengan mata kuliahnya bukan?
Tadi terakhir dia ada di kantin.. Coba deh aku ke kantin dulu.
Nah! Itu dia orangnya!
Eh.. Dia lagi ngobrol bersama seseorang.
"Hai Kinal!" sapaku.
Dia hanya dia melototiku. Maksudnya apa?
"Kenapa?" tanyaku saat duduk disebelahnya.
Dia tidak mengubris keadaanku. Dan hanya diam. Sapa balik kek! Jahat sekali!
"Hooooi.. Disini ada aku!" ujarku kesal sambil melambaikan tangan diwajahnya.
"Nall? Kok liat ke samping? Aku didepan kamu." ujar temannya Kinal, yang kutau bernama seperti Shania.. Shan apa yah.. Oh ya! Shani.
"Eh.. Iya." jawab Kinal gugup.
"Nal? Kok diem? Mau nanya apa jadinya?" tanya Shani.
". . ." Kinal hanya diam.
"Ditanya bukannya jawab malah bengong!" ujarku sambil menepuk pundaknya.
"SAKIT WOI!!" teriak Kinal yang tentu saja padaku.
Pfftt! Bodoh. Malah berteriak.
"Sakit kenapa Nal?? Kamu kenapa coba? Akukan ga ngapa-ngapain kamu?" tanya Shani panik.
"Tadi dia aku tabok gara-gara ngacangin kamu." jawabku.
"Hello.. Kok diem lagi??" tanya Shani lagi.
"Eh.. Nanti aja deh aku tanyanya.. Aku pergi duluan ya.. Sori.." ujar Kinal.
"Eh.. Kenapa sih?" tanya Shani tampak gregetan.
"Aku.. Aku sedikit pusing sekarang. Nanti aja ya aku tanyanya. Gapapa kan?" tanya Kinal.
"Iya gapapa kok. Nanti Gregorius mau kesini juga. Yaudah gih pulang istirahat ya." ujar Shani.
"Oh. Oke." ujar Kinal terlihat pasrah.
Kinal lalu pergi meninggalkan Shani.
"Hei, ada apa denganmu?" tanyaku.
". . ." dia tidak menjawab.
Kinal lalu masuk ke dalam mobil. Akupun mengikutinya masuk ke dalam mobil.
"Guekan udah bilang, jangan ajak gue ngomong! Ntar gue dikira gila ngomong sendiri! Lo ga ngerti maksud gue?" ujarnya.
Akukan hanya ingin menyapanya. Apa itu salah?
"Ma..af.." jawabku.
"Pergi lo sekarang." ujarnya.
"Tapi.." ujarku..
"Ga deng canda. Hahahaha!"
"Ih kamu mah."
"Hahahahaha tapi lain kali jangan diulangin ya? Gue takut disangka orang gila." ujar Kinal.
"Iyaaa.. Aku ngerti." jawabku.
Huft syukurlah dia ga marah. Karena setidaknya aku masih ada kesempatan untuk meminta bantuannya.
Ngomong-ngomong, Shania kemana ya? Udah lama ga ketemu. Apa dia sedang sibuk dengan.. Beby?
"Eh Kinal." panggilku.
"Apa?" jawabnya santai.
"Temen kamu namanya Beby kan?" tanyaku.
"Yop." jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ghost
FanfictionAku membutuhkan sebuah bantuan. Kurasa gadis itu dapat membantuku. Namun, seiring berjalannya waktu.. Aku merasa nyaman. Aku ingin terus berada di dekatnya. Aku menyukainya. Tapi, bagaimana dengannya? Dia tidak mungkin menyukaiku, kan? Cover photo f...