Ve Pov
Awalnya aku takut berkata seperti itu pada Kinal. Tapi, entah kenapa kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku. Aku juga sempat terkejut. Tapi, Kinal meresponnya dengan biasa saja.
Tapi, Kinal sempat bilang ke Beby dan Shania kalo kita udah jadian. Jadi.. Dia menerimaku, kan?
"Mikirin apa sih, serius banget?" tanya Kinal padaku.
"Kamu." jawabku sambil tersenyum manis.
Kulihat Kinal menjadi salah tingkah sendiri. Dia mengipasi dirinya dengan telapak tangannya. Lucunyaaaa.
"Duh panas banget sih disini. Lo gak kepanasan apa, Beb?" tanya Kinal.
"Gak kok. Ada Shania jadi adem. Ya kan??" ujar Beby sambil bersandar di bahu Shania.
"Kamu ada-ada aja deh. ACnya kan nyala, sayang." ujarku menggodanya. Kinal kembali dengan wajahnya yang tegang.
"Dah ah. Turun buruan lo berdua. Yuk turun." ujar Kinal sambil menggandeng tanganku.
Dia bodoh atau apa sih. Aku mana bisa keluar dari pintu yang sama dengannya.
"Nal. Aku gabisa keluar dari pintu kamu." ujarku pada akhirnya.
"Oh iya.. Sori sori lupa." ujar Kinal sambil terkekeh sendiri.
Akhirnya kami semua turun dari mobil.
"Serem banget sih.. Kamu tinggal disini dulu??" tanya Beby pada Shania.
"Iyaa.. Tapi gak setiap hari aku disini.. Kadang gak pulang." jawab Shania.
"Terus kemana kalo gak pulang?" tanya Beby seperti mengintrograsi.
"Tuh. Nemenin Ve baca buku diperpustakaan." jawab Shania sambil menunjuk ke arahku.
"Hehe." jawabku sambil tersenyum.
Kulihat Kinal hanya diam sambil melihat rumah tua itu.
"Kok diem aja? Ayo masuk. Kamu takut ya?" tanyaku sambil menggandeng tangan Kinal.
"Gak takut kok." jawab Kinal sambil mempererat genggaman tangannya dengan tanganku.
Gak takut apanya.. Tangannya sangat berkeringat. Ini hampir sama persis ketika kami masuk ke dalam Rumah Hantu di Dufan.
"Gandeng terus.. Duh.. Makin panas disini." ujar Shania.
"Sini aku kipasin. Uhh kacian Caniya nya aku kepanasan." jawab Beby.
"Yhaaa kasian.. Mau ya diperhatiin juga??" sindir Shania.
Yaa.. Siapa sih yang gamau. Kinal daritadi cuman nyari-nyari barang aja. Aku dicuekin. Dasar gak peka.
"Kok bengong sih? Bantuin cari juga, dong." ujar Kinal.
"Yaa yaa yaa." jawabku dengan malas.
"Sini biar aku aja yang angkat.. Kasian kamu." ujar Beby pada Shania yang hendak mengangkat kardus berisi buku.
"Kamu tau ini apa? Kamu ngerasa pernah pake ini ga?" tanya Beby dengan lembut pada Shania.
"Gak inget.." jawab Shania.
"Ve, ambilin kardus yang disitu deh coba. Jangan liatin Beby Shania melulu!" seru Kinal yang sadar kalau aku hanya melihat Beby dan Shania terus.
Lah beda 180°. Aku langsung mencari dan memberikan kardus yang Kinal minta dengan BERTERIAK tadi.
"Nih." ujarku.
"Bukan yang ini, yang ituu.. Yang ada lakban ijonya." ujar Kinal lagi.
"Ini?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ghost
Fiksi PenggemarAku membutuhkan sebuah bantuan. Kurasa gadis itu dapat membantuku. Namun, seiring berjalannya waktu.. Aku merasa nyaman. Aku ingin terus berada di dekatnya. Aku menyukainya. Tapi, bagaimana dengannya? Dia tidak mungkin menyukaiku, kan? Cover photo f...