Kinal Pov
Veranda memuntahkan semua yang dia minum. Dan tentu saja dibajuku. Tapi untungnya sedikit karena aku langsung berdiri dan menuntunnya untuk memuntahkannya di wastafel.
"Makanya jangan aneh-aneh." gerutuku.
"Uek! Uek! Uek!" Veranda kembali muntah, kali ini sambil nangis. Pasti sakit.
"Udah.. Udah.. Rumah kamu dimana?" tanyaku.
"Aku maunya pulang ke apartemen kamu aja." jawab Ve lalu pingsan.
"Ve!! Aduuuuh!" seruku panik, lalu langsung menggendong Ve ke mobilku.
Untungnya, apartemenku dekat dari sini, jadi tidak butuh waktu lama.
Setelah sampai di apartemenku, aku langsung menidurkan Veranda di atas ranjang. Sebenarnya aku bingung.. Harus kah aku mengganti baju Ve atau tidak.. Sepertinya tidak.
Aku langsung mandi, karena bau muntahan ini sangat menyengat.
Selesai mandi, aku memasak sup dan nasi. Veranda harus makan supaya mabuknya hilang.
Tiba-tiba aku terfikir tentang ciumanku dengan Ve tadi.. Apa ciuman tadi itu.. Itu karena dia terpengaruh alkohol? Yaa. Itu pasti gara-gara alkohol. Dia mabuk. Kalau dia tidak mabuk, dia tidak mungkin menciumku.
Ku dengar grasak grusuk dari dalam kamarku. Langsung saja aku masuk ke dalam kamarku. Veranda sudah bangun rupanya.
"Mandi gih. Itu bajunya diatas meja, kamu pake itu aja." ujarku.
"Umm.. Nal.." panggilnya.
"Kenapa?" tanyaku.
"Aku.." ujarnya menggantung.
"Kenapa?" tanyaku lalu mendekat kepadanya.
Dia langsung memelukku. Apa lagi sekarang?
"Umm.. Hei? Kamu kenapa sih?" tanyaku bingung.
"Gini dulu sebentar.." ujar Ve.
Tentu saja aku mau. Selamanya juga gapapa..
"Mandi ya. Aku udah masak, abis itu kamu makan." ujarku.
Veranda hanya mengangguk dan langsung masuk ke kamar mandi. Lah? Dia tau kamar mandinya disitu? Yah, mungkin karena emang itu pintu beda sendiri kali ya.
Setelah beberapa lama? aku langsung menata meja makan, dan beberapa menit kemudian Ve selesai mandi. Ya, dia kalo mandi memang lama..
"Sorry ya, aku ngerepotin ya?" tanyanya yang sekarang sudah duduk didepanku.
"Ga kok. Aku cuman ngebawa kamu pulang dari situ aja, terus aku bawa ke apartemen aku, soalnya aku ga tau rumah kamu dimana." jawabku.
"Kamu lupa?" tanya Ve lagi.
"Lupa apa? Dimakan supnya nanti keburu dingin.." ujarku.
"Hmm." jawabnya dengan nada sedikit sedih.
Setelah selesai makan, aku memutuskan untuk mengantar Ve pulang ke rumahnya.
"Ve, pulang yuk? Udah malem nih." ujarku.
"Ayo." jawabnya.
Aku dan Ve pun turun ke basement. Aku memakai mobil untuk mengantar Ve pulang. Ternyata Ve rumahnya sangat dekat dari apartemenku. Mama dan papanya juga ternyata rumahnya di Makassar, tidak tinggal di Jakarta.
"Bye." ujarku.
"Kamu lupa?" tanyanya lagi.
"Lupa apa?" tanyaku bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ghost
FanficAku membutuhkan sebuah bantuan. Kurasa gadis itu dapat membantuku. Namun, seiring berjalannya waktu.. Aku merasa nyaman. Aku ingin terus berada di dekatnya. Aku menyukainya. Tapi, bagaimana dengannya? Dia tidak mungkin menyukaiku, kan? Cover photo f...