Kinal Pov
Aku terbangun saat subuh. Saat membuka mata, kulihat bidadari didepanku yang sangat kurindukan dan sangat kucintai ini masih memelukku erat. Wajahnya sangat imut, ingin sekali mencubitnya. Tapi kutepiskan keinginanku karena takut akan membangunkannya.
Setelah beberapa saat, Ve bergelayut sendiri dan tidur berbalik memunggungiku. Akupun beranjak dari ranjang. Kebelet untuk buang air kecil. Karena ruangan kamar ini sangat terang, aku jadi tidak takut seperti tadi malam.
Setelah kembali, kulihat ponsel Veranda bergetar tanda ada pesan masuk. Kulihat notifnya, dari Naomi rupanya.
[SNaomi : Heii..]
[SNaomi : Lagi ngapain sayang?]
[SNaomi : Ko ga dibales? Udah tidur yah?]
[SNaomi : Yaudah.. Good night 😘 Jangan lupa mimpiin aku yaaa sayang]
[SNaomi : Heii, Morningg!]
[SNaomi : Udah bangun belom? Nanti siang aku kesana yaa.. Pasti kamu kangen kan sama akuu..]Deg.
Naomi...
Aku bahkan kemarin lupa kalau sebenarnya Veranda sudah punya pacar. Bodohnya aku bersenang-senang seakan aku adalah pacarnya yang menemaninya kemarin. Bodoh Kinal. Tentu saja Veranda akan lebih memilih Naomi, daripada aku.
Lebih baik aku pergi aja kali? Toh dia juga ga akan peduli kan? Tapi kemarin dia memelukku. Bahkan menciumku. Apa dia mengingat sedikit tentangku? Kalau dia ingat pasti dia akan bilang padaku kan? Huft..
Aku menghampirinya yang sedang tertidur, berjongkok didepannya. Mengelus pipinya dengan lembut. Membenarkan poninya agar rapi, yang padahal biasanya aku acak-acak. Dan mengecup pelan dan lembut bibirnya, yang mungkin akan menjadi yang terakhir kali.
Aku menggenggam tangannya pelan dan menaruh kertas yang sudah kutulis, "Thankyou for yesterday". Aku juga membenarkan selimutnya sampai ke atas lehernya agar dia tidak kedinginan.
"Mungkin aku bisa kembali kalo kamu udah inget sama aku.. Aku ga mungkin merebut kamu dari Naomi, yang udah baik banget sama aku.. Maaf Veranda, karena cuma sampe sini aja perjuangan aku. Biar kamu inget sendiri tanpa paksaan dari aku. Aku gamau bikin kamu sedih karena pasti kamu sangat menyukai Naomi. Dan aku gamau jadi perusak hubungan orang." batinku miris.
Akupun mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur. Lalu, membuka pintu dengan pelan dan pergi ke kamarku.
Hari ini aku sudah boleh pulang dari Rumah Sakit. Dan lusa, Shania juga sudah boleh pulang. Aku mandi terlebih dulu lalu mempacking baju-bajuku dan pergi dari kamarku. Mungkin bermain dulu ke kamar Shania bukan ide yang buruk.
Melewati kamar Ve lagi. Memikirkan manusia yang berada didalam kamar itu, sangat menyakitkan.. Bahkan aku sudah merindukannya lagi.
"Kok lo gak tidur deh, Beb?" tanyaku saat melihat Beby sedang duduk dengan laptop didepannya.
"Tugas gue masih numpuk, Nal. Tugas lo gimana kabarnya?" tanya Beby.
"Same. Cuman, gue baru ada niatan ngerjain pas udah di apartemen." jawabku.
"Ooh.. Kalo ada yang lo ga ngerti atau apa, kabarin gue aja. Gue bantuin nanti. Ok? Tapi kalo bisa jangan. Hahahaha." tawar Beby sekaligus meledekku.
"Kampret lo. Emang masih banyak tuh?" tanyaku lagi.
"Udah hampir selesai sih. Oiya, lo balik ya hari ini? Mau gue anterin ga ke apartemen lo? Lo kan gabawa mobil kesini." tawar Beby lagi.
"Shania?" tanyaku.
"Gapapa, dia biasanya 2 jam lagi baru bangun. Yaudah yuk sekarang aja." ujar Beby sambil mematikan laptopnya.
"Oke, yuk." jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ghost
FanfictionAku membutuhkan sebuah bantuan. Kurasa gadis itu dapat membantuku. Namun, seiring berjalannya waktu.. Aku merasa nyaman. Aku ingin terus berada di dekatnya. Aku menyukainya. Tapi, bagaimana dengannya? Dia tidak mungkin menyukaiku, kan? Cover photo f...