Shani Pov
-2 tahun lalu-
Kring.. Kring.. Kring..
[Beby's calling.]
"Hah kenapa nih orang telfon aku? Tumben banget." batinku.
"Yaaa, halo, kenapa Beby?"
"Kinal ada di rumah kamu ga?"
"Kinal? Engga tuh. Kenapa Beb?"
"Kinal pergi..."
"Pergi?! Kemana?! Kok dia ga pamit sama aku?!"
"Dia juga ga pamit sama kita-kita. Hahaha. Kamu bisa ke apartemen Kinal sekarang? She's leave a letter for you."
"Hhh... Oke aku kesana sekarang ya Beb."
Aku langsung menutup telepon dan berganti baju lalu berangkat ke apartemen Kinal.
^^^
Aku memasuki apartemen, karena pintunya terbuka sedikit. Disana ada semua teman Kinal, dan ada juga yang sedang menangis sesegukkan, aku ingatnya dia namanya Veranda.
"Umm.. Aku dateng.. Maaf lama." ujarku.
"Eh iya, Shani. Sini masuk.." ujar Nabilah menyambutku.
"Jadi gimana? Kinal beneran pergi? Dia becandakan?" tanyaku masih tidak percaya.
"Dia pergi.. Itu keputusan terbodoh yang pernah dia ambil. Stupid." jawab Beby.
"Hhhh.." aku menghela nafas.
"Oiya ini.. Surat buat kamu. Kinal suruh aku kasih ke kamu." ujar Beby sambil memberikan sebuah amplop.
"Kenapa.. Kenapa Kinal pergi? Hah..." ucapku terdengar putus asa.
"Udah ya.. Sabar ya Shani.. Kita semua juga sedih.. Kamu jangan sedih terlalu larut.. Kita juga nanti sedih liatnya.." ujar Nabilah sambil memelukku.
Kita tidak sedekat itu.. Gaby hanya melihatku dengan tatapan yang.. Hmm, seperti ingin membunuhku saja. Hahaha.
"Yaudah ya.. Aku balik aja.. Makasih semuanya, aku duluan. Dan untuk Ve, Kinal benar-benar mencintaimu, tapi kenapa kamu tega sama dia? Kamu harus belajar dari kejadian ini.. Aku juga menyukai Kinal, dan dulu aku menyia-nyiakannya, lebih baik kamu setia sama Kinal. Atau aku akan merebutnya darimu." ujarku lalu pergi.
"Shani..." lirih Ve, namun aku sudah duluan pergi.
^^^
Seminggu berlalu tanpa kabar dari Kinal dan putus dengan Gregor, membuatku sangat sedih. Kenapa dulu tidak aku terima saja saat Kinal menembakku? Kenapa malah aku sakiti dan aku tinggalkan? Dan malah jadian sama playboy Gregor? Kinal, apa ini sakit yang kamu rasakan?
Maafin aku..
Aku pun pergi ke kedai kopi dekat rumahku, disini kopinya katanya enak, aku jadi ingin mencobanya.
Aku memparkirkan mobilku dan membuka pintu.
Brak!
"Aduh aduhhh!" serunya.
"Eeeh, maaf-maaf! Aku gak tau ada orang mau lewat tadi." ujarku karena pintu mobilku yang baru saja kubuka mengenai perut orang ini.
Deg.
Tampan..
Yaa, tampan, saat aku menolehkan wajahku untuk melihat wajahnya.
"Iyaa gak apa-apa. Aku duluan ya." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ghost
FanfictionAku membutuhkan sebuah bantuan. Kurasa gadis itu dapat membantuku. Namun, seiring berjalannya waktu.. Aku merasa nyaman. Aku ingin terus berada di dekatnya. Aku menyukainya. Tapi, bagaimana dengannya? Dia tidak mungkin menyukaiku, kan? Cover photo f...