Kinal Pov
Aku membuka ponselku sebelum tidur. Ingin memasang alarm ceritanya. Wah! Ada chat!
"Hmm... Ada chat dari pujaan hati. Asik!" ujarku sangat senang.
"Em.. Hem... Argh!" gumamku saat membaca pesan dari Shani.
Shani ngajak jalan.. Tapi besok udah terlanjur ada janji sama Veranda. Gimana dong? Astaga.
Aku mencoba untuk menghubungi Shani sekarang.
"Iyaaaa halo Kinaaal?"
"Halo? Hei, gimana besok?"
"Iyaaa, kamu bisakan besok pergi sama aku?"
Sial, bagaimana ini?
"Iy...a.. Bisaa kok.."
Well... Maafkan aku Veranda.
"Yayyy, besok pagi aku tunggu yaah.. Byee muah."
Huft. Entahlah harus senang atau sedih. Disatu sisi aku senang karena akan jalan sama Shani dan dapat night kiss dari Shani. Tapi disisi lain, aku otomatis mengecewakan Veranda yang sudah sangat senang akan pergi denganku ke Dufan.
"Yaaa good night."
"Night juga Kinal.. Oyasuminasai!"
Yes. Gasabar besok. Veranda pasti mengerti kan? Kita bisa pergi next time.
Akupun tertidur.
Besok paginya, aku bangun dibantu dengan alarm yang kupasang diponselku.
"KINAAAAL!" teriak seseorang.
Pasti Shania deh. Ada apa dia datang kesini pagi-pagi..
"Hei, berisik! Ada apa lo kemari?" ujarku saat keluar dari kamar.
"Sewot amat lo gentong! Seneng aja lo sebenernya ngeliat gue pagi-pagi. Akan semakin mencerahkan hati lo itu." ujar Shania.
"Yaaa aja biar lo seneng. Ngapain lo kesini?" tanyaku lagi.
"Mau ajak Veranda jalan. Ve mau kan?" ujar Shania.
Yah.. Eh kok yah? Lagian akukan mau pergi sama Shani juga. Jadi aku ga perlu repot-repot mengcancel acara kami ke Dufan.
"Aku ada janji sama Kinal tapi.." ujar Ve dengan wajah sedihnya.
"Eh? Yaudah kamu pergi sama Shania aja.. Aku gapapa kok." ujarku.
"Beneran Nal? Oke deh.. Bye Kinal." ujar Ve lalu menghilang bersama Shania.
Dia ingin pergi.. Tapi, wajahnya sangat sedih dan murung seperti itu. Ada apa dengannya?
Akupun mandi dan bersiap-siap pergi ke rumah Shani. Aku memakai mobilku yang sudah diisi bensin.
Ternyata Shani sudah menunggu didepan pintu seperti biasanya. Dia memakai kemeja lengan buntung dan celana pendek selutut, rambutnya dibiarkan terurai, dan memakai kacamatanya. Sangat cantik!
Bagaimana bisa Shani selalu tampil cantik.. Huh.
"Haii, ayo masuk?" ujarku.
"Yey ayo jalan!" ujar Shani dengan semangat.
"Kita mau kemana? Semangat banget sih kamu. Hahaha." ujarku.
"Ke.. Aku mau ke perpus. Temenin aku ya?" ujarnya.
"Oke yuk!" ujarku.
"Gapapa kan?" tanya Shani.
"Iya gapapa dong. Apa sih yang engga buat kamu." ujarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ghost
FanfictionAku membutuhkan sebuah bantuan. Kurasa gadis itu dapat membantuku. Namun, seiring berjalannya waktu.. Aku merasa nyaman. Aku ingin terus berada di dekatnya. Aku menyukainya. Tapi, bagaimana dengannya? Dia tidak mungkin menyukaiku, kan? Cover photo f...