Kinal Pov
Saat hendak memasuki kamar pacarnya Naomi, ada seseorang yang memanggilku. Reflek membuatku menoleh kembali ke belakang karena suaranya berasal dari belakangku. Saat melihatnya, jujur aku tidak menyangka. Dia.
"Kinal!" panggilnya.
"Ka..mu?" jawabku.
"Kamu sakit? Sakit apa? Line aku kok ga dibales sih?" tanyanya bertubi-tubi.
"Dia siapanya kamu?" tanya Naomi.
"Oh dia temen aku. Kenalin, namanya Shani. Shani, ini dosen kesukaan aku namanya Naomi." ujarku mengenalkan mereka berdua. Entah perasaanku saja atau gimana, Naomi terlihat kaget melihat ada Shani disini.
"Na..omi."
"Shani."
Ya, yang memanggilku adalah Shani. Orang yang kukira sudah membenciku karena menyukainya.
"Sorry Mi, besok aku kesini lagi deh jenguk pacar kamu itu. Aku duluan ya." ujarku lalu menarik Shani ke kamarku.
"Ok.." jawab Naomi.
"Kamu kenapa sih? Mana yang sakit? Kenapa bisa sakit terus dirawat disini sih?" tanya Shani bertubi-tubi sambil mengecheck tubuhku.
"Kamu yang kenapa. Tiba-tiba dateng begini. Kamu katanya jijik sama aku, terus ngapain masih temuin aku?" tanyaku dengan nada sedikit kesal.
"Aku nyesel.. Maafin aku, Nal. Ga seharusnya aku jauhin kamu. Harusnya aku bilangin kamu dan ngertiin kamu.. Maaf ya aku udah jadi sahabat yang jahat." ujar Shani dengan nada sedikit memelas.
"Iya gapapa aku ngerti kok. Terus kamu gimana bisa tau aku ada disini?" tanyaku lagi.
"Aku sempet denger obrolan Nabilah sama Gaby di kelas. Katanya kamu sakit gitu. Terus aku langsung ngeline kamu. Tapi kamu ga bales-bales. Akhirnya aku samperin Beby dan dia ngasih tau ke aku kalo kamu dirawat disini." jawab Shani.
"Oh gitu.. Yaudah kamu pulang gih." ujarku.
"Kok aku disuruh pulang? Emang kamu ga kangen gitu sama aku?" tanyanya.
"Ga. Ngapain kangen sama kamu? Kamu kan jahat sama aku." ujarku seperti anak kecil yang sedang ngambek.
"Iya deh iya.. Aku ga jahat lagi deh. Kita baikan ya.. Okay?" ujar Shani.
"Seriusan nih baikan?" tanyaku yang masih agak ga yakin.
"Iyaaaa." jawabnya sambil mengangguk.
"Janji ya ga jahat lagi?" tanyaku.
"Iyaaa aku janji." jawab Shani.
"Sip. Oh iya, gimana kamu sama Gregor? Okay okay aja kan?" tanyaku, jujur aku bingung ingin memulai percakapan seperti apa. Secara udah lama aku tidak ngobrol dengan Shani. Jadi suasana sedikit lebih canggung.
"Umm.. Dia jadi agak lebih sibuk gitu deh.. Gatau deh sibuk ngapain. Sehari bisa ga ketemu gitu padahal satu kampus." jawab Shani dengan raut wajah yang sedikit sedih.
"Ohh... Yaudah mungkin dia emang sibuk. Kamu temenin aja aku disini jadi kamu ga bosen deh." jawabku.
"Kamu udah makan?" tanyanya.
"Udah. Kamu udah?" tanyaku.
"Udah juga.." jawab Shani.
"Kok jadi canggung gini yah.." gumamku.
"Eh? Iya.. Hahaha aneh ya.. Kamu kok ga bawel sih kaya biasanya? Jadi pendiem gini.. Ga kaya Kinal yang biasanya." ujar Shani.
Haruskah aku bercerita dengan Shani?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ghost
FanfictionAku membutuhkan sebuah bantuan. Kurasa gadis itu dapat membantuku. Namun, seiring berjalannya waktu.. Aku merasa nyaman. Aku ingin terus berada di dekatnya. Aku menyukainya. Tapi, bagaimana dengannya? Dia tidak mungkin menyukaiku, kan? Cover photo f...