Warning 🚨
Ve Pov
Aku terbangun.. Kepalaku sedikit pusing sekarang. Nyut nyut gitu. Ugh.
Dimana aku? Ini... Ini kamar Kinal.. Kinal!! Astaga bodohnya aku bisa melupakan dia.. Dia pasti sangat sedih.
Baru saja aku ingin beranjak untuk keluar, Kinal masuk ke kamarnya.
"A..." belum sempat aku berbicara, Kinal sudah terlanjur berbicara.
"Mandi gih. Itu bajunya diatas meja, kamu pake itu aja." ujar Kinal sambil mengalihkan matanya dari mataku.
Hihi, dia lagi bingung pasti makanya menolak untuk melakukan eye contact.
"Nal.." panggilku dengan nada seperti dulu saat aku masih menjadi hantu.
"Kenapa?" tanyanya bingung.
"AKU KANGENNN KAMUUU!" batinku berteriak sangat kencang. Ingin meledak sepertinya.
"Aku..." ucapku masih menggantungkan kalimatku.
"Kenapa?" tanya Kinal lagi, kali ini dia melangkah mendekatiku. Mungkin dia takut aku masih terpengaruh alkohol.
Tanpa aba-aba lagi, aku memeluk tubuhnya yang sudah sangat aku rindukan selama ini.
Pada saat di Rumah Sakit, setelah aku membuka mata, jujur ada perasaan kecewa saat melihat sosok Naomi. Tapi pas itu aku tidak tau kenapa, tapi sekarang aku tau kenapa. Karena yang ingin aku lihat adalah orang yang sekarang sedang kupeluk erat, Kinal.
"Umm.. Heii.. Kamu kenapa sih?" tanya Kinal sambil menepuk bahuku pelan.
"Dasar bodoh! Aku kangen kamulah!! Pake nanya kenapa lagi." batinku kesal.
"Gini dulu sebentar." jawabku.
Pelukan Kinal memang yang paling nyaman. Saat dipeluk Naomi, aku bahkan tidak merasakan apapun. Hambar. Bagaimana bisa? Karena Kinal. Maafin aku Mi, tapi aku ga bisa bohong sama perasaan aku ke Kinal.
"Mandi ya. Aku udah masak, abis itu kamu makan." ujar Kinal.
"Ganggu banget sih kamuuu Nal.. Emang ga kangen apa dipeluk sama aku!" ucapku dalam hati lagi.
Aku hanya mengangguk dan pergi mandi. Biarin aja dia bingung sendiri kenapa aku tau dimana letak kamar mandinya.
Setelah selesai mandi, aku langsung pergi ke meja makan, kulihat Kinal sudah duduk anteng dengan makanan didepannya. Aaa gemes.
Setelah itu kami makan. Umm, masakannya not bad. Cukup enak. Tapi sedikit asin. Hahaha mau kawin kali dia.
Setelah makan, dia ingin mengantarku pulang. Ish, kenapa sih?! Dia gak kangen ya sama aku? Udah tadi dipeluk ngelepas duluan, ditemenin di apartemen, disuruh pulang akunya.
Dimobil, kami hanya diam. Aku ingin sekali menggodanya. Tapi, aku masih kesal ah.
"Bye." ujarnya.
"Kamu lupa?" tanyaku. Kira-kira dia udah lupa belum ya kalau tadi kami berciuman di toilet?
"Lupa apa?" dia tampak sangat bingung.
Langsung saja aku tarik tengkuknya dan mengecup bibirnya yang sangat aku rindukan itu. Tiba-tiba terlintas diotakku untuk kembali menggodanya lagi.
"Sama." ujarku seolah seperti bergumam.
"Apanya yang sama?" tanya Kinal.
"Ciuman itu. Rasanya. Semuanya sama. Beda dari Naomi." jawabku sok frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ghost
FanfictionAku membutuhkan sebuah bantuan. Kurasa gadis itu dapat membantuku. Namun, seiring berjalannya waktu.. Aku merasa nyaman. Aku ingin terus berada di dekatnya. Aku menyukainya. Tapi, bagaimana dengannya? Dia tidak mungkin menyukaiku, kan? Cover photo f...