Author Pov
Setelah bermacet ria di jalanan. Akhirnya mereka sampai di Rumah Sakit tempat Shania dirawat.
"Beb, gimana? Udah sadar belom?" tanya Kinal yang melihat Beby sedang duduk di bangku depan kamar.
"Belom." jawab Beby.
"Udah mau 20 jam." gumam Kinal.
"Emang kita salah ya? Enggak kan? Dibukunya kan ditulisnya gitu. Gue takut kehilangan Shania.." ujar Beby dengan suara yang bergetar, hampir menangis lagi.
"Udah.. Udah.. Kita masuk ke dalem ya?" ajak Kinal.
"Iyaa Beby.. Jangan sedih. Shania kuat kok. Dia pasti bangun." ujar Ve.
"Makasih ya.. Ve." jawab Beby.
"Kampret lo! Gue kagak??" tanya Kinal.
"Ga usah kalo lo. Hahaha!" ledek Beby.
"Yaudah lah.. Yang penting lo ketawa kan. Hahaha." jawab Kinal.
Akhirnya mereka bertiga memasuki kamar Shania. Disana masih terlihat Shania yang terbaring lemah diatas ranjang.
Beby mendekat dan memegang erat tangan Shania. Berharap kekasihnya akan bangun, memeluk, mencium, ngambek, bermanja, dan memarahinya, seperti biasanya. Tapi nihil, tidak ada tanda-tanda bahwa Shania akan sadar sampai sekarang.
"Beb, mamanya Shania kapan kesini? Gue gak enak nih gak bawa apa-apa." ujar Kinal.
"Mamanya lagi pergi. Gue gak tau kemana. Dia bilang sih besok bakalan dateng." jawab Beby.
"Gue bingung, lo kan baru ketemu mamanya kemaren. Kok mamanya Shania udah percaya aja sih sama lo?" tanya Kinal.
"Mamanya Shania itu temennya papa gue ternyata. Gue juga kaget. Hahaha." jawab Beby.
Memang kemarin setelah menemukan tempat Shania dirawat, Kinal langsung pulang ke apartemennya untuk menemui Ve, jadi tidak sempat berbincang lama dengan mamanya Shania.
"Lo udah makan belom??? Jangan bilang belom!!" seru Kinal.
"Belom.. Gue mana bisa ninggalin Shania sendirian disini.." jelas Beby.
"Ck!! Yaudah gue beli dulu dibawah. Kamu mau makan apa Ve?" jawab Kinal kesal pada Beby dan bertanya lembut pada Ve.
"Apa aja.. Samain sama kaya kamu ya. Apa aku ikut aja?" jawab Ve.
"Enggak.. Kamu disini aja temenin Beby. Entar dia aneh-aneh lagi." jawab Kinal.
"Yeee bloon emang gue mau ngapain!" seru Beby.
"Hahahaha!"
Kinalpun pergi ke Kantin di Rumah Sakit. Dia membeli nasi box dan minuman sehat untuk Beby. Dan membeli camilan sekaligus susu untuk dirinya dan Ve. Karena kalau pagi-pagi seperti ini, mereka tidak biasa makan makanan yang berat.
Sedangkan di kamar Shania dirawat, Beby dan Veranda mengobrol.
"Kemaren, Kinal baik banget loh, Ve." ujar Beby.
"Selalu." jawab Ve.
"Mungkin aku orang beruntung, bisa punya sahabat kaya Kinal. Dan kamu lebih beruntung lagi, bisa pacaran sama Kinal. Kamu gak bakalan nyesel pacaran sama Kinal." ujar Beby nampak serius.
"Aku tau. Tapi, gimana ya, Beb? Bukannya kalo dia pacaran sama aku, dia harus siap ditinggalin sama aku?" tanya Veranda.
"Nah itu. Dia siap terima resiko. Dan yang terpenting, dia nerima kamu apa adanya." jelas Beby.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ghost
أدب الهواةAku membutuhkan sebuah bantuan. Kurasa gadis itu dapat membantuku. Namun, seiring berjalannya waktu.. Aku merasa nyaman. Aku ingin terus berada di dekatnya. Aku menyukainya. Tapi, bagaimana dengannya? Dia tidak mungkin menyukaiku, kan? Cover photo f...