Part 8

249 19 3
                                    

Chanyeol sampai ke apartemen nya dgn membawa lukisan itu pulang. Memasukkan beberapa password pintu dan berhasil memasuki apartemen nya.
"Samchon" sapa Sehun yang sedang nonton diruang tengah
"hm, kau sudah makan ?"
"Ne, aku memanggil makan cepat saji tadi"
"Baguslah"
"Samchon, itu apa ?"
Chanyeol melirik ke lukisan ditangan nya," bukan apa apa, lukisan reject dari perusahaan"
"Ooo ..."

Dokter dan suster memasuki ruangan Baekhyun bergantian, tali oksigen baekhyun gk sengaja tersenggol oleh eomma baekhyun dan membuat tubuh baekhyun mengejang. Luhan panik dan memeluk eomma nya yang menangis panik, rasanya hampir frustasi Luhan bahkan ikut menangis karena ketakutan nya.
30 menit berlalu dokter keluar dengan wajah sumringah, Luhan dan eomma nya segera menghampiri dokter.
"Baekhyun sudah bangun, masuklah dia mencari kalian"
"Baekhyunnn" eomma baek langsung menerobos masuk. Luhan membungkuk mengucapkan terima kasih ke dokter lalu masuk melihat hyung nya.
"Luhannie.." sapa baekhyun tersenyum lemah.
"Hyung, gwenchana"
"Hm.. aku hanya merasa pusing"
"Kau sudah tidur hampir seminggu, dasar anak nakal, jika kau gak suka sama eomma jangan protes dengan cara seperti ini, kau mau aku terkena depresi ?"
Baekhyun terkekeh tapi gak terdengar,"mianhe eomma.."
Luhan mengusap poni baekhyun yang menutupi mata baekhyun.
"Hyung, kapan terakhir kali kita potong rambut ?"
"eung? molla, biasa nya jika appa ke salon..kita akan ngekor"

Sehun berlari ke kelas Luhan, sampai depan pintu tanpa aba aba Sehun menarik tangan Luhan yang sedang berbincang dengan teman basket nya. Sehun melarikan Luhan ke belakang kelas.
"Apa yang kau lakukan ?" tanya Luhan bingung
"Apa benar baekhyun sudah siuman ?"
"Ne"
Sehun menarik nafas dalam," dan kau gak memberitahu ku"
"ee..soal itu.. tanpa ku beritahu kau juga dah tau skrg"
Sehun menatap Luhan datar dan Luhan menyengir bodoh.

Pulang sekolah, Sehun dan Luhan mengunjungi Baekhyun. Baekhyun sedang menikmati sup tulang buatan eomma baek.
"um.. Sehun-ah"
"Neo gwenchana ? Aku kesepian disekolah" pout Sehun
Luhan menyenggol lengan Sehun saat eomma baek menatap Sehun.
Sehun yang sadar segera membungkuk menyapa,"annyeonghaseyo ahjumma"
"Ne.. kalian sudah makan ?"
"Kami baru pulang langsung kesini eomma" sahut Luhan dan mencomot kuah hyung nya.
"Kalian ngobrol lah, eomma akan menyiapkan makan malam dirumah"
"Ne eomma" jawab Luhan sambil duduk di samping ranjang baekhyun.
Sebelum benar benar keluar dari ruangan, eomma baek lu menoleh.
"Nak"
"Ne eomma"
"Bukan kalian dua, tapi kamu"
Sehun menunjuk dirinya," ne ahjumma"
"Nanti ikutlah dengan luhan pulang kerumah kami untuk makan, beberapa hari ini kau juga sudah bekerja keras"
"N..ne ahjumma" Sehun tersenyum semangat.

Chanyeol baru mengakhiri telfon dengan sehun yang minta izin pulang telat. Chanyeol menutup dokumen nya bersiap pulang. Mendadak seulas senyum terpatri diwajah nya,"anak itu dah sadar"
Melenggang pergi dari studio nya, Chanyeol pergi ke sebuah restoran membungkus beberapa makanan untuk d bawa pulang. Membayangkan akan segera pulang dan menikmati air hangat, membuat Chanyeol semangat menuju ke mobil nya.

Baekhyun berbaring sendirian dikamar, jantungnya berdegub keras mengingat kejadian beberapa hari lalu. Terasa tidak nyata tapi gak bisa membohongi diri kalo dia ada diwaktu itu dan sekarang dirumah sakit karna kejadian itu.
"Hufft.. untung saja selama ini aku gak malas melatih hapkido ku" gumam Baekhyun sambil meremas selimut nya.
Pintu terbuka menampilkan wajah seseorang samar, Baekhyun bangun dari baring nya dan memicingkan mata.
"Nu..nuguseyo ?"

Chanyeol keluar dari restoran merasa hilang tujuan, awalnya dia ingin makan sendiri lalu tidur dikasur empuknya. Tapi mendadak ingin melakukan sesuatu dan rasa lelah nya seketika hilang. Dan disinilah dia, membawa bungkusan makanan nya dirumah sakit bersama Baekhyun.
"Apa luka mu baik baik saja ?"
"Um.. ne aku.. baik baik aja"
"Darimana kau mengenal psikopat itu ?"
"Ng? Aku gak mengenalnya.."
"Tapi dia tau nama mu" potong Chanyeol cepat
"Itu.. dia sedang mencari alamat jadi.."
"Jadi kau memberitahu nama mu bukan alamat itu ?"
"Aniyaa jangan memotong ku, dia mengajak ku berkenalan"
"ck, apa kau semudah itu ?"
"..."
Mereka berdua hening dan hanya menatap satu sama lain.
"..apa peduli mu ?" gumam baekhyun
Chanyeol mengangkat sebelah alis nya.
"Aku tanya kenapa kau peduli ? Aku bahkan juga memberitahu nama ku saat kita bertemu"
"Tapi aku beda dari psikopat itu" bela Chanyeol.
"Apa beda nya ? Kau bahkan lebih absurd meminta ku jd model dan terang terangan menelanjangi ku dengan lukisan"
Terdiam. Mengingat lukisan itu Chanyeol merasa berdenyut didada kiri nya.
"Aku.. aku yang menyelamatkan mu. Tentu saja aku peduli, sekarang nyawa mu milikku"
"Aku menyelamatkan diriku sendiri asal kau tau"
"Jika bukan aku kau sudah berada digedung tua dan diikat disana asal kau tau"
"Aku.. aku gak"
"Gak apa ? Bahkan kau langsung pingsan saat kepala mu terjedut"
"Itu.."
Chanyeol merasa menang, tersenyum menampilkan lesung pipit nya. Baekhyun mendengus kesal dan membuang wajah nya ke arah lain.

Sehun mendadak gugup, dia terbiasa makan dengan bebas selama di rumah Samchon nya. Tapi ketika dirumah orang lain terlebih ada orang tua, Sehun merasa gugup.
"Makan lah hmm..nama kamu.."
"Sehun, ahjumma, Oh..Sehun"
"Ne..makanlah sehun-ah"
Luhan juga merasa canggung padahal ini rumah nya sendiri. Semua hening, hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar.
"Tadi kamu menelfon seseorang.." appa luhan mengintrupsi Sehun.
"ne , ajusshi.. saya menelfon samchon saya izin pulang telat"
"Kamu tinggal dengan orang tua ?"
"Sebenarnya.. iya tapi orang tua saya sedang perjalanan keluar negeri, jadi saya tinggal dengan samchon saya"
"Apa pekerjaan samchon mu ?"
"Dia.. seorang pengusaha dibidang artistik. Baru baru ini pulang dari perjalanan ke italia"
"Oh, apa kamu jg dibidang ini ?"
"Saya rasa.. tidak"
"Appa.." tegur Luhan karena merasa berlebihan.

Chanyeol melihat Baekhyun yang sudah lelap dalam tidur nya. Bercanda , adu kata sampai membahas soal pekerjaan dan lukisan, semua yang didalam diri Baekhyun benar benar menyenangkan. Chanyeol bahkan gak merasa berbicara dengan seorang pasien. Tangan nya terulur memperbaiki selimut Baekhyun, melihat ada lalat buah yang hinggap didekat bibir Baekhyun membuat Chanyeol tergerak mengusik tidur Baekhyun. Tangan nya menyapu ringan di atas lalat buah itu tapi sama sekali gak ada pergerakan dr lalat buah itu.
Chanyeol mengusap pelan dan seketika tersadar, itu sebuah titik. Tahi lalat yang mungil tepat disudut bibir Baekhyun.
Chanyeol berdecak,"kenapa semua yang didalam diri mu terlihat menyenangkan ?"
Baekhyun tampak bergumam saat jemari Chanyeol masih bertengger di tahi lalat sudut bibir nya.
Chanyeol merasa takjub mendekati wajah Baekhyun melihat dari dekat,"kalo dilihat dari dekat gini, wajah mu seperti yeoja, kkk" ledek Chanyeol.
Tiba tiba mata baekhyun terbuka, mata mereka bertabrakan. Chanyeol meneguk kasar liur nya yg gak tau kenapa terasa seperti ada sesuatu yg mendesir dan bibir nya sendiri berkedut. Tanpa sadar mata Chanyeol teralih ke bibir Baekhyun.
Baekhyun mengerjapkan mata nya saat merasa sesuatu yg kenyal menabrak pelan ke bibir nya. Ada aroma mint menelisik ke indera penciuman nya. Perfume Chanyeol menggoda nya lagi, terasa manis.
Semua terasa berhenti sampai ada suara langkah kaki didepan pintu kamar Baekhyun lewat. Chanyeol segera menarik diri.
"WTF , PARK" maki Chanyeol dalam hati saat tersadar diri nya baru saja mencium bibir seseorang.
Bayangan depan pintu kamar baek sudah lewat, hanya beberapa suster yang melakukan check up dikamar sebelah. Baekhyun bangun dari baring nya, memegang bibir nya yang lembab.
"Apa kau baru saja.. menciumku ??"
"N..ne ? ak..aku tidak"

Aphrodite statueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang