Part 30

364 10 1
                                    

Minji dan Hana dikurung disebuah gedung sekolah lama di tepi hutan. Minji terbangun dengan sejuta bintang menyengat kepala nya.
“kau sudah bangun, nona ?” tanya seorang laki laki yang sedari tadi duduk memandangi nya.
“si..siapa kau ?”
"pencabut nyawa mu.. kkkk”

Hana bangun dan langsung menangis. Dia sadar diculik saat diperjalanan ke tempat pemotretan majalah, tiba tiba dibekap dengan kain dan akhirnya dibawa ke tempat yang ntah dimana sekarang.
"siapa kau ? lepaskan aku..hiksss” rengek Hana *plakkk
Laki laki itu segera berdiri dari duduk nya ke depan Hana dan menghadiahkan Hana sebuah tamparan. Minji kaget dengan suara tamparan itu dan menoleh ke yeoja yang diikat berpunggungan dengan nya.
“jangan lakukan itu, dia ketakutan” kata minji dengan tegas. “oo..oo..oooohhh nona, kau membela nya kkk.. kau juga gak luput dari ini” *plakkkkk
Minji ditampar tepat di pipi nya membuat pandangan nya makin berkunang.
"kau akan dikubur hidup hidup disini. Itu perintah yang kudapat. Kkkkkk hanya tunggu saja anak manis" kata penyekap itu ke Minji.

Sudah 3 hari keberadaan minji gak ditemukan, Chanyeol menolak kesekolah dan mencari appa nya untuk menemukan minji. Menelfon polisi tapi Chanyeol dianggap sebagai phone-prank karena masih diusia anak anak dan saat supir pribadi Chanyeol yg melakukan laporan polisi mendatangi pavilion dan melakukan pengecekan tapi tidak ditemukan bukti kecurian apa apa selain statement Chanyeol tentang tongkat baseball yang keluar dr tempat penyimpanan. Jadi polisi tidak dapat melakukan investigasi lebih lanjut.

Beberapa hari setelah itu Appa Chanyeol pulang dan langsung menemukan Chanyeol di ruang kerja nya. Menangis gak berdaya saat gak bisa menemukan minji dimana pun dan gak bisa meminta pertolongan ke siapapun.
“appa..cari minji..hikkss cari adikku..” “ooh jadi dia menghilang selama 3 hari ini ? ckk.. pantas saja aku langsung mendapat proyek saat ke Jeju. Si pembawa sial sudah minggat rupanya” kata appa Chanyeol sambil menduduki kursi kebesaran nya.
“appa.. minji diculik dari rumah, appa harus percaya pada ku, hikss cari adikku..appa”
"kenapa mata mu membengkak seperti ini, eum ? sudah jangan menangis. Apa yang appa katakan soal namja sejati. Namja sejati sekalipun mengeluarkan darah tetap tidak boleh meneteskan air mata, Chanyeol ingat itu kan?” Chanyeol mengangguk paham.
Appa nya menepuk pelan bahu Chanyeol,“appa akan kerahkan semua pengawal appa untuk mencari keberadaan nya, tenang saja ya” “gamshamnida appa..hikss”

Seminggu berlalu, minji merasa mata nya berkunang. Dia dehidrasi dan membutuhkan air, sedangkan Hana hanya diam dan terus menangis.
“eonni.. uljima, apa eonni gak capek menangis terus ?” tanya minji dengan suara serak.
“hikss..kita akan mati disini, aku takutt..”
"bukan kah sudah hampir.. seminggu kita masih tetap hidup ? semua akan baik baik saja, eonni”
“hikkss..dasar bodoh. Bercermin pada keadaan, kau masih kecil dan gak tau apa yang terjadi makanya kau tenang tenang saja..hikss”
“aku tau. Kita sedang diculik kan ?”
Tiba tiba seember air menghempas badan mereka, membuat minji hampir kesedak air tadi. Laki laki itu melakukan nya dengan sengaja kemudian bersmirk mendekati Hana. Tiba tiba Hana berteriak saat laki laki itu melepaskan tali yang menyatukan ikatan tangan minji, membawa Hana keruangan lain. Selanjutnya terdengar suara sobekan kain, minji hendak menolong tapi tangan dan kaki nya terikat dengan kuat.
Hana diperkosa dengan mengenaskan, minji berdoa untuk sebuah bantuan mendatangi mereka.

Tiba tiba sebuah suara tembakan terdengar. Pintu didobrak masuk, puluhan orang berbaju hitam memasuki gedung sekolah itu. Minji merasa sekujur tubuhnya kaku mendengar suara tembakan tadi.
Beberapa dari orang berpakaian baju hitam itu mengarahkan pistol mereka ke minji, satu diantara mereka maju berjongkok didepan minji.
“cari penculik anak ini” perintah seorang ahjusshi sambil menatap minji. Minji menduga didepan nya adalah leader orang orang berbaju hitam ini.
Seorang laki laki di bekuk dengan keadaan hanya memakai celana dalam dan seorang perempuan yang dibawa dalam keadaan telanjang total.
Ketika akan mengintrogasi laki laki pemerkosa tadi, tiba tiba ada yang menyerbu memasuki gedung sekolah ini. Semua nya bersenjata dan sama seperti yang lain mereka berbaju hitam. Terjadi perkelahian digedung itu, beberapa langsung mati dengan pistol bersarang dikepala mereka atau pisau di tengkuk dan bahu mereka. Banyak yang mati dan jumlah yang tersisa banyak adalah team di leader tadi. Suara sirine polisi terdengar, melacak para penyeludup narkoba sampai di tepi hutan.
“ayo pergi dari sini, segera!” perintah si leader lalu semua nya keluar melompati balkon gedung dilantai 3 ini.
Sejenak si leader menoleh menatap ke minji tapi minji menunduk membuang pandangan nya, si leader akhirnya ikut melompat meninggalkan tempat itu. Sirine polisi semakin menjauh, minji ketakutan lagi karena banyak mayat dan dia sendiran di gedung dalam keadaan terikat.
Seperti sebuah harapan yang datang, pintu kembali terbuka. Menampilkan wajah yang dikagetkan minji. Appa Chanyeol berjalan mendekati minji dengan beberapa pengawal dibelakang nya.
“kau masih hidup rupanya, kupikir mengumpulkan gadis pembawa sial dan yeoja penggoda itu disini bersama psychopat aku bisa segera menempukan diri mu dengan tubuh terbelah belah dan sudah mati, ckk.. ternyata sia sia”
Mata minji menoleh ke Hana, yeoja yang tergeletak tanpa busana itu. Wajah nya familiar seperti pernah melihat nya dimana. Mata minji membulat kaget, yeoja itu adalah orang yang berfoto dengan Chanyeol yang dibingkai di meja belajar Chanyeol.
“kematian mu akan sama seperti kelahiran mu, tidak ada yang tau kehadiran mu didunia ini. Jika eomma jalang mu itu tidak kembali pada ku dengan membawa mu dan mengatakan kau anak ku, kurasa aku masih bisa melihat istriku. Ck.. kau tau apa yang dikatakan eomma jalang mu itu ? istri mu mengalami pendarahan hebat setelah kecelakaan mobil untuk perjalanan pulang ke Seoul. Dokter sialan itu lebih menyelamatkan mu ketimbang istriku, kau SIAL! Aku mencari biaya hidup dengan sepasang tangan ku untuk membiayai istriku melakukan perjalanan untuk menenangkan kandungan nya, bukan untuk terbunuh karena mu, kau PEMBAWA SIAL! Seharusnya kau yang mati saat dilahirkan dan seharusnya juga aku sudah menjual mu saat pertama kali kau dibawa ke rumah ku bukan menjadi batu sandungan ku dan merusak kehidupan ku dan Chanyeol. Sekarang kau akan kukembalikan ke alam yang seharusnya kau berada”
Sebuah pistol mengarah kekepala minji, jantung minji berdetak gak karuan memikirkan rasa sakit terakhir yang akan diterima nya. Suara pelatuk terdengar jelas dipendengaran minji, minji menelan liur nya dengan paksa dan menutup mata nya. Saat appa nya akan menembak tiba tiba Chanyeol berlari masuk dan menjauhkan pistol itu. Tapi terlepas dan menembak tepat ke jantung Hana disisi kanan Minji. Chanyeol terdiam sejenak menyadari keadaan, kemudian berbalik dan melihat appa nya menyodorkan pistol lagi ke Minji.
“TIDAK APPA.. TIDAK. KUMOHON JANGAN BUNUH MINJI, DIA ADIKKU APPA”
“sudah berapa kali appa bilang dia bukan adikmu, Chanyeol adalah tunggal. Adanya keluarga lain bersama mu akan membuat mu lemah seperti appa mu dulu nak. Demi eomma mu dan kematian nya setelah kehilangan kandungan nya, appa merugikan semua kerjasama dan menjadi pecundang. Kau gak boleh mengikuti jejak appa mu nak, kau adalah yang terkuat. Pondasi masa depan Park Entreprise. Aku gak akan membiarkan yeoja pembawa sial ini merusak jalan mu”
“APPA, APPAA JANGAN..KUMOHON” Chanyeol menarik kaki appa nya, mengerahkan tenaga nya dan menjatuhkan appa nya. 4 pengawal appa nya menarik Chanyeol dan mendorong Chanyeol ke sisi lain. Appa Chanyeol melihat nya dan menembaki anak buah nya sendiri.
“BERANI SEKALI KALIAN MENCAMPAK ANAKKU SEPERTI ITU !!!” *dor.dor.dor..dorrr”
Chanyeol mengambil sebuah ember besi dan memukul kepala belakang appa nya, appa nya kehilangan keseimbangan dan jatuh pingsan. Chanyeol terduduk setelah melakukan perlawanan pertama kali ke appa nya.

“minji..minjii-ahh..” Chanyeol teringat dengan adiknya kemudian mendekati minji dan melepaskan ikatan minji.
Minji bergerak mundur, takut dengan oppa nya yang kehilangan kendali.
“jan..jangan mendekat oppa.. jangan mendekat..hikss..”
“minji-ah ini aku, Chanyeol oppa. Aku oppa mu”
“tidak.. oppa ku gak jahat seperti mu, Chanyeol oppa gak pernah memukul orang dan membunuh orang..hikss” “aku..aku gak membunuh, appa hanya pingsan”
“JANGAN MENDEKAT PEMBUNUH, KAU MONSTER! KAU PEMBUNUH..hhikkss...” tangisan minji pecah.
Sesegera Chanyeol mendekati minji ingin mendekap nya tapi minji mendorong Chanyeol kasar lalu berdiri dan berlari keluar gedung sekolah. Chanyeol mengejar minji, kakinya menendang sebuah pistol. Tergerak tangan nya membawa pistol itu keluar mengejar minji.
“minji jangan lari.. minji-ahhh..minji-ahhh” panggil Chanyeol sambil menuruni tangga.
Sampai dilantai 2 Chanyeol melihat minji sudah keluar gedung dan berlari masuk kedalam hutan. Takut minji lari semakin jauh, Chanyeol yang kehilangan rasionalnya mengarahkan pistol ke minji.
“oppa lebih menginginkan kau mati ditangan ku di banding tersiksa karena oppa, minji-ah. Maafkan oppa. Aku menyayangi mu” *DOR
*bugh
Minji jatuh, terasa dijalarin benda panas dipunggung kiri nya. Minji berdiri dan berlari lagi. Berlari tanpa arah kedalam hutan. Semakin sakit dipunggung nya karena terkena libasan ranting pohon hutan. Minji tetap berlari dengan air mata yang setia mengalir memburam pandangan nya. Tertendang sebuah batu tanpa menyadari didepan adalah sebuah jurang. Minji terpeleset dan jatuh berguling ke jurang itu. jauh didalam lubuk hati nya lebih sakit ntah siapapun yang menembak nya , dirinya sadar kehadiran nya tidak diharapkan oleh siapapun. Membawa perasaan seperti itu, minji menutup mata nya dan menghilang.
*flashback off*

Aphrodite statueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang