Part 29

419 13 1
                                    

10 tahun kemudian, Chanyeol dan minji masing masing dah tumbuh menjadi remaja. Chanyeol berusia 16 tahun sedang minji 12 tahun. Chanyeol di sekolah menengah berpendidikan elit sedangkan minji dirumah. Chanyeol padahal berharap bisa satu sekolah dengan minji tapi appa nya berkata yeoja sebaiknya homeschooling untuk tetap menjaga nama baik keluarga karena yeoja lebih mudah menyebar gosip yang merusak nama baik keluarga.
Tapi saat Chanyeol bersekolah, minji dikurung lagi di gudang bawah tanah. Menghela nafas dalam, minji mengeluarkan beberapa pensil warna dan hvs kosong yang diklip menjadi sebuah buku dari sisa buangan dikamar Chanyeol saat menggambar. Minji sangat ingin mengikuti kelas melukis seperti Chanyeol, tapi dia gak memiliki keberanian meminta mengingat dia selalu dipukuli benar atau salah. Karena dia gak memiliki kuas dan kanvas alhasil minji belajar menggambar manual. Sejak menginjak umur 10 tahun yang lalu minji sudah tau banyak pengetahuan berkat Chanyeol yang selalu mengajak nya belajar bersama. Saat Chanyeol melukis ditengah taman saat malam hari, minji ikut dan melihat bagaimana Chanyeol melatih sebuah kuas menghasilkan sebuah karya bernama seni. Sejak saat itu minji juga ikut mengambil kertas dan membuat pola gambar. Sekarang gambaran minji hampir sempurna. Dengan berbekalan hvs kosong dan pensil itu minji menghasilkan sebuah buku cerita dengan banyak orang disana dengan percakapan masing masing. Akhir akhir ini saat Chanyeol menonton tv, banyak orang yang membaca dan membawa sebuah buku berwarna yang dinamakan komik. Minji belajar membuat satu. Seiring berjalan nya waktu, gudang yang sering minji tempati menjadi inspirasi nya membuat cerita. Berbagai genre cerita romance hobbit sampai psychopath. Peran psychopath ini minji gambarkan sebagai orang yang disebut Chanyeol sebagai appa itu yang selalu memukul nya seperti boxing sack meskipun dia tidak melakukan apa apa hari itu.
Diumur yang ke 12 tahun ini, minji sudah menciptakan sebanyak 19 komik kertas. Berceritakan tentang keluarga nya, Chanyeol dan dirinya yang diperlakukan gak adil. Tiba tiba pintu gudang terbuka, seorang pengawal datang dan menyeret tubuh minji dengan kasar. Membawa minji ke ruang tengah dan dihadapkan ke ayah nya. Bisa dilihat raut appa nya yang penuh dengan kekesalan, minji beringsut mundur takut. Tapi tiba tiba badannya dibalikkan dan appa nya menginjak tepat dipunggung nya.
"ARRKHH" teriak minji dengan rasa sakit yang mendadak menyerah tubuh nya.
"Dasar pembawa sial. Karena mu bisnis ku gak pernah berhasil tercapai. Kau dan ibu jalang mu itu benar benar perusak kehidupan orang" *bughhhh
Appa Chanyeol menendang tubuh minji, ntah bagian mana tapi minji merasa ada beberapa detik dirinya berasa gak bernafas.
"kau akan dibawa pergi dari sini. Secepatnya dan jangan mencoba untuk buka mulut ke Chanyeol. Jika kau mempengaruhi putraku, kau akan menemukan ajal mu detik itu juga" *prangggg
Sebuah lampu meja jatuh dan serpihan nya mengenai wajah minji yang dibawah meja itu. Appa nya meninggalkan nya begitu saja. Air mata bercucuran lagi, kembali memikirkan untuk apa dia dilahirkan didunia ini, saat appa Chanyeol membuka pintu, begitu kaget mendapatkan Chanyeol berdiri diam didepan pintu.
"Chan..Chanyeol , kamu sudah pulang nak ? ayo ganti baju mu lalu..."
"apa yang appa lakukan ke adikku ?" tanya Chanyeol dengan nada dingin. "appa gak melakukan apa apa, dia yang ceroboh menjatuhkan lampu meja itu. Jangan pedulikan dia, akan ada pembantu yang mengur.." "sampai kapan appa akan membohongi ku ?" tanya Chanyeol dengan nada tenang tapi dingin. "aigoo..hahhaaa kapan appa membohongi putra appa, eum ? apa Chanyeol butuh sesuatu yang gak appa penuhi, eum ?"
"APPA!" bentak Chanyeol.

Sejak awal Chanyeol sudah mengetahui beberapa hal dari supir pribadi Chanyeol apa yang terjadi dengan minji. Hanya saja dirinya gak percaya. Beberapa kali setiap malam setelah semua tertidur, Chanyeol kekamar minji untuk melihat nya, tapi yang didapat hanya minji yang menangis spanjang malam dan pagi nya keterusan tidur dengan alasan lelah. Luka semakin banyak ditubuh minji saat Chanyeol gak sengaja masuk kamar minji saat sedang berpakaian. Chanyeol menahan emosi nya lalu menganggap tidak terjadi apa apa. Setiap pagi ke sekolah, setelah berputar satu bundaran lampu merah Chanyeol meminta kembali kerumah untuk melihat apa yang dilakukan adiknya. Perasaan sakit menjalar saat melihat minji diseret dan dilempar ke gudang belakang pavilion yang bahkan gak pernah diurus selain tempat pembuangan interior rumah yang sudah agak rusak.

Chanyeol masuk dan mengendong minji dari ruang tengah ke kamar. Melewati appa nya yang hanya melihat apa yang dilakukan putra nya tanpa berkata apa apa. Chanyeol mengambil kotak p3k mengobati luka minji.
"buka baju mu" perintah Chanyeol "shireo"
"buka sendiri atau aku yang buka"
"tapi aku.. yeoja oppa, maluu~~"
"hhh..pakai sendiri salep nya, pastikan kena semua. Aku akan kembali 10 menit lagi"
Minji menahan tangan Chanyeol,"oppa mau kemana ?"
Dengan senyum menenangkan Chanyeol mengusap kepala minji,"kedapur mengambil makanan dan minuman, kau pasti belum makan"
Setelah Chanyeol keluar kamar, Minji mengangkat baju nya mengobati luka di daerah tulang rusuk nya, saat ingin mengobati punggung nya tangan nya gak sampai. Sebuah tangan mengambil salep dari tangan minji, lalu melemparkan selimut kedepan wajah minji.
"biar aku saja yang punggung" kata Chanyeol dengan santai. Minji mengerucut bibir nya sambil mengerat selimutnya didada saat terasa perih ditekan pelan oleh Chanyeol daerah punggung nya.
Minji memakan makanan yang dibawa Chanyeol sedang Chanyeol menatap minji dengan penuh penyesalan.
"mianhe, aku selalu menunda untuk menolong mu. Aku.."
"oppa.. gwenchana, aku dah terbiasa"
"kenapa kau gak pernah bercerita soal ini ? apa yang kau takutkan ?"
Minji menggeleng kepalanya,"aku tidak apa apa, hanya.. mencoba kuat. Oppa, jangan membenci appa. Dia terlalu lelah karena bisnis gak berjalan sempurna, itu karena ku" "jangan pernah memikirkan itu karena mu. Kau hanya seorang anak kecil, untung sial nya nasib gak bergantung pada kelahiran mu. Kau tetap adikku"
"oppaa..hkksss"
Chanyeol membawa minji kepelukan nya,"dengarlah, jangan ragu untuk melakukan perlawanan meskipun dia appa mu. Jika sakit.. maka katakan sakit, jangan menahan dan membiarkan nya melakukan ini pada mu lagi. Dan juga.. andalkan aku. Aku oppa mu, arrachi ?" minji mengangguk kuat dan memperat pelukan nya menangis sejadi jadinya.

Sebulan setelah kejadian ini, merasa semua sudah baik baik saja minji beraktivitas bebas karena appa mereka sedang ke luar negeri. Chanyeol kesekolah dengan tenang karena appa nya gak ada. Tapi semua dugaan salah, tangan kanan appa nya gak segan memukul minji dengan sebuah stick baseball dan membawa minji pergi dari pavilion.
Hari dimana Im hana menghilang, Chanyeol merasa frustasi melihat minji gak ada dipavilion dan stick baseball miliknya yang dia letakkan di ruang penyimpanan barang olahraga ditemukan didepan kamar minji, belum lagi setelah kejadian disekolah yang mengatakan dia dan Amber memiliki hubungan istimewa menyebabkan yeochin nya pergi dan menghilang.
Chanyeol mengertak rahang nya kuat dan membanting apa yang ada dikamar nya.
"kenapa ? KENAPA SEMUA NYA MELAWAN KU? KENAPA SEMUA NYA HARUS ORANG TERDEKATKU YANG MERASAKAN ? HUKUMAN APA YANG AKU TERIMA JIKA AKU PUNYA PERASAAN HINA INI, YA TUHAN???" amuk Chanyeol sambil menatap ke langit diluar jendela kamar nya setelah memecahkan cermin dikamar nya dengan tumbukan tangan nya.

Aphrodite statueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang