BAB 13 - Canggung

284 90 35
                                    



Happy 1K Readers.. hahah Author seneng banget guys,, makanya Update cepet..


Sebelum Baca Vote dulu yakk'

Happy Reading!!



***

Berbeda 180° dari kelas XI IPS 2 yang suasananya kacau balau. Di kelas XI IPA justru dengan Khidmat mengikuti pelajaran Kimia. Sampai-sampai Elang Cs yang notabene sebagai siswa-siswa terbandel mendadak jadi lempam kayak kerupuk ditiup angin, ketika Pak Wanto selaku guru yang berkepala plontos itu mengajar di kelas mereka.

Karna  Pak Wanto terkenal dengan kekejamannya. Sama halnya juga dengan Bu Nia, pak Wanto juga ketika menghukum murid-muridnya nggak tanggung-tanggung kalau nggak lari keliling lapangan 100x ya baca UUD 1945 sebanyak 100x. Dan kalo ngebantah hukumannya malah ditambah 200x, parah kan??

Sekarang mereka semuanya disuruh mengerjakan soal-soal yang ada dibuku paket. Yang jumlahnya bikin sakit mata, ada 50 soal essay panjang. Tidak ada yang bisa protes. Kalau nggak mau dapat hukuman sama si botak.

Vitto yang notabenya sebagai murid baru merasa aneh ketika mendadak seisi kelas hening. Padahal beberapa hari yang lalu ketika belum belajar Kimia kelas sangat kisruh oleh kejailan-kejailan Elang Cs ke cewek-cewek sekelasnya. Dengan melempar guyonan-guyonan nggak mutunya. Tapi beda sekarang semuanya hening bahkan sampai suara jarum jam dapat didengarnya.

"Letakkan pena dan tutup buku kalian, bapak akan mengambil nilai dengan sistem lisan," Intruksi Pak Wanto langsung di resepons dengan rengekan murid-murid. Sampai-sampai Elang ingin menonjok jidat Pak Wanto. Dan berbagai eksprsi frustasi yang ditunjukan mereka. Namun tidak dengan Vitto, dia malah tampak santai seolah sudah terbiasa dengan sistem lisan tersebut.

"Siapa yang suruh kalian merengek? siapin mental. Dan tajamkan pendengaran, kalian mengerti?" Tegas Pak Wanto dengan logat khas bataknya.

"Ngerti pak," Jawab mereka ogah-ogahan.

"Bagus.."

Elang dari tadi sudah nahan emosi, bagai mana tidak? Soal 50 saja baru selesai 1 dikerjakannya itu aja hasil nyontek dari Bima yang otaknya sama-sama konslet sepertinya, dan sekarang si Botak malah ngasih instruksi ulangan lisan, tambah naik darah Elang, berkali-kali dia ngelus-ngelus dada sambil merapalkan mantra sumpah serapahnya supaya jam pelajran cepat berlalu.

"Bapak akan memberi soal sesuasi dengan yang sudah kita pelajari minggu kemarin, kalian masih ingatkan?" Tanya Pak Wanto.

"Masih Pak." Jawab semuanya kompak,

"Lupa pak." Timpal Elang kesal.

Semua kelas menahan tawa mendengar ucapan Elang, orang bodoh mana yang mau ngebantah Pak Wanto kalo nggak mau dapat hukuman sama tuh guru,

Pak Wanto menatap tajam Elang, Elang pun membalas tatapan Pak Wanto. "Mau Lari lapang atau baca UUD?" Tanya Pak Wanto Tajam, sontak semua mengalihkan pandangan ke arah Elang.

Buru-buru Elang geleng-geleng kepala, "Nggak pak. Masih ingat kok," Jawab Elang sok polos yang mendapat sikutan dari Bima teman sebangkunya.

"Bolos aja yuk Lang, bisa mati ditempat gue kalo gini," Bisik Bima pelan.

"Lo gila? Kalo kita bolos malah tambah bencana begok," Balas Elang sengit,

Tampa mereka sadari Pak Wanto sudah berdiri di depan bangku mereka, yang masih asik berargumen, Eko dari tadi mendang-nendang bagian bawah kursi Elang sambil mencolek-coleknye pelan,

I Think! I Love You [SUDAH TERBIT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang