Masih kelanjutan Part sebelumnya ya guys...
jangan lupa vote and comment ya..
happy reading,,
****
"Iya kondisinya sudah membaik Vit. Rafkha juga sudah dipindahkan ke kamar inap biasa," Jelas Papa. "Tapi dia belum pulih total, kata dokternya dia harus menjalani perawatan dulu selema beberapa bulan untuk memulihkan kodisinya," Tambah Papa.
"Terus kapan mereka pulang ke indonesia pa?" Tanya ku lagi, seingatku mereka masih diluar negeri.
"Mereka sudah sebulan yang lalu balik ke Indonesia."
"Loh kok papa baru bilang sih pa?" Tanyaku sedikit terkejut, ternyata Rafkha sudah balik ke Indo sebulan yang lalu. Jika aku tahu mungkin sudah dari kemarin aku mencarinya.
"Papa juga baru tahu nak,"
Tokk...Tokk... Tokk..
Belum sempat aku bertanya lagi suara ketukan pintu mengintrupsi perbincangan aku dan papa.
"Masuk," Ucap Papa.
Seorang pelayan wanita masuk ke ruangan papa.
"Permisi pak," Kata pelayan itu.
"Iya ada apa?" Tanya Papa to the point.
"Itu pak diluar para pengunjung sudah tampak riuh karna tidak ada yang mengisi hiburan, penyanyi yang biasa manggung di Caffe kita sedang sakit pak." Terang Pelayan Caffe itu. Lalu papa menatapku. Entah apa maksud tatapan papa itu.
"Oh begitu. Ya sudah nanti saya cari penggantinya," Jawab Papa santai.
"Baik pak, permisi." Ucap pelayan itu lagi. Lalu pelayan Caffe itu keluar dari ruangan Papa.
Papa menatapku intens, ada apa dengan papa? Kenapa dia menatapku seperti itu. Aku menautkan kedua alisku menatap balik papa. Seakan tau dengan ekspresi bertanyaku papa tersenyum.
"Vit, kamu bisa bantuin papa nggak?" Tanya Papa.
Entah kenapa perasaanku menjadi tidak enak mendengar pertanyaan papa ini. Aku hanya menganggukkan kepalaku mengiyakannya.
"Kamu yang menghibur para pengunjung ya Vit, kamu maukan lihat Caffe kita ini jadi sepi pengunjung hanya kerna tidak ada hiburannya?" Tuhkan terbukti perasaanku tidak pernah salah, jika papa sudah menatapku seperti itu pasti dia ada maunya.
"Vitto nggak ada bakat menghibur orang-orang pa! Vitto juga nggak PD kalo tampil depan orang banyak." Kilahku. Berharap kalau-kalau papa mengurungkan niatnya untuk memintaku menghibur pengunjung Caffe ini.
"Ayolah Vit, kali ini aja papa minta tolong sama kamu kamu nyanyi ya nak. Kalau kamu mau bantu papa kali ini, papa janji bakal nurutin permintaan kamu." Pinta papa dengan wajah memelas yang dibuat-buat.
Aku menghela nafas panjang. Setelah dipikir tidak ada salahnya juga kalau aku membantu Papa. Aku tidak ingin melihat papa nantinya kesulitan mencari penghibur di Caffe ini. Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawabannya.
Papa tersenyum lebar melihat responsku. "Makasih ya nak,"
"Iya pa," Sahutku, namun tetap saja aku tidak mempunyai mental yang cukup untuk menghibur pengunjung Caffe ini. tiba-tiba sebuah ide muncul dibenakku.
"Tapi ada syaratnya ya pa." Ujarku.
"Apa?" Tanya papa singkat.
"Lighting panggungnya di matiin ya pa, Vitto mah nggak pd'an." Ucapku sambil terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think! I Love You [SUDAH TERBIT✔]
Teen Fiction[RE-POST] [VERSI WP TIDAK DI REVISI] I Think! I Love You, bercerita tentang kisah cinta remaja, antara siswi cantik yang bernama Nicky wahyuni, seorang siswi yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil setiap harinya, hari-harinya bagaikan neraka...