BAB 20 - Rencana Balas Dendam

213 32 12
                                    


Vote and comment guys..

Happy Reading...


***

Mobil Vitto terparkir dengan sempurna di parkiran sekolah. Sekolah masih tampak sepi, hanya ada beberapa murid dan petugas penjaga gerbang. Guru saja belum ada yang terlihat.

Vitto keluar dari mobilnya, di ikuti Nicky juga. Suasana mendadak canggung saat mereka berdua berhadapan. Nicky menundukan kepalanya sedangkan Vitto menatap Nicky intens. Nicky meguk salivanya lalu mulai melangkahkan kakinya melewati Vitto begitu saja yang berdiri di depan tanpa megucapkan sepatah kata pun.

Vitto memutar badannya, melihat punggung mungil itu yang mulai menjauh darinya. Ada rasa penyesalan karena dia sudah menanyakan hal tadi pada Nicky. Mungkin saja hal itu menyangkut hal pribadinya. "Mau Kemana?" Ucap Vitto sedikit berteriak. Nicky sama sekali tidak menoleh.

"Kelas." Jawabnya singkat lalu mempercepat jalannya. Memasuki koridor, entah kenapa pikirannya saat ini kacau, dia satu sisi dia masih memikirkan kenangannya di sisi lain dia juga memikirkan orang lain, orang itu tak lain adalah Vitto. tentang kenapa dia bisa merasakan hal-hal aneh, maksudnya mengalami percepatan detak jantung yang gila-gilaan jika melihat kedua manik elang milik Vitto itu. Entahlah Nicky belum pernah lagi merasakan hal ini semenjak Rafkha meninggal. Dulu dia hanya merasa berdebar apabila berhadapan dengan Rafkha.

Tanpa pikir panjang Vitto langsung menyusul gadis mungil itu. Berusaha menyejajarkan langkahnya dengan gadis itu. Tapi gadis itu terlalu sulit untuk disejajarkan karena langkahnya semakin cepat ketika menyadari Vitto menyusulnya.

"Kenapa sih? Apa tadi gue salah ngomong ya, kok lo kaya menghindar gitu dari gue." Cerocos Vitto ketika sudah berhasil menyejajarkan posisinya dengan Nicky.

Nicky hanya melirik sekilas ke arah Vitto sambil menghembuskan napas beratnya. "Bisa nggak sih, lo nggak usah bahas tentang tadi. Pertanyaan konyol lo tadi itu bikin gue semakin kacau," Jawab Nicky sengit. Vitto sudah hendak membuka mulutnya untuk menjawab. Tapi entahlah tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Semuanya tercekat di tenggorakan. Vitto benar-benar menyesal sudah menanyakan hal itu. Bahkan dia mengumpat pada dirinya sendiri.

"Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulut Vitto, Nicky tidak menggubris lagi ucapan Vitto, dia malah menambah kecepatan jalannya. Vitto sama sekali tidak mengejarnya lagi. gadis itu sudah hilang di belokan koridor. Vitto hanya bisa menghembuskan napasnya kasar.

"Kalo tau gini, nggak bakalan gue tanya ini itu. Niat pengen pedekate ehh malah di damprat." Gumamnya tak jelas, lalu melangkah menuju kelasnya.


***

"Ngapain lo ngajakin gue ke sini?" Tanya Indah ketus. Ketika dia sudah sampai di starbucks dekat sekolahnya. Tadi dia mendapatkan pesan dari seseorang untuk mengajaknya bertemu disini.

Orang yang tanya menolehkan pandangannya ke arah Indah, seorang cowok dengan memakai seragam SMA yang berbeda dengan kini tengah menyengir tak jelas. "Duduk dulu, gue pengen tanya sesuatu sama lo." Ucap cowok itu.

Indah langsung menarik kursi di depan cowok itu lalu duduk. "Buruan. Lo mau tanya apaan sih, gue masih ada jam pelajaran nih." Desak Indah.

"Santai. Lo pesan aja dulu minum." Ujar cowok itu kalem, sementara Indah mendengus kasar.

"Roy, lo to the point aja. Gue paling malas bertele-bertele kaya gini, waktu gue terbuang sia-sia buat nemuin lo di sini." Ujar Indah tak sabaran, ya cowok di depannya ini bernama Roy. Yang tak lain adalah sepupunya sendiri.

I Think! I Love You [SUDAH TERBIT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang