BAB 25 - Evil Plan!

210 19 6
                                    


***

Nicky terus saja mengaduk bubur ayam di hadapannya itu, sama sekali tidak berminat untuk memakannya, pikirannya kembali kacau setelah ia melihat reminder di ponselnya dimana esok adalah peringatan tiga tahun meninggalnya orang yang sangat ia sayangi.

Vitto yang menyadari ekspresi murung gadis di depannya hanya menatapnya saja, Vitto tahu gadis itu tengah memikirkan sesuatu.

"Dimakan Nick, jangan bengong terus." Tegur Vitto kalem sembari memberikan senyumannya.

Nicky pun tersentak kaget, "Eh? Ahh iya Vit." Ucapnya tak jelas.

"Mikirin apaan sih?" Tanya Vitto seraya menghentikan kegiatan makannya.

Nicky menatap sekilas cowok di depannya itu kemudian kembali bearlih menatap bubur di depannya.

"L-Lo sakit?" Tanya Vitto ragu masih terus menatap gadis itu intens.

Nicky hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Vitto semakin bingung dengan perubahan gadis di hadapannya ini, beberapa menit yang lalu mereka masih asik bersenda gurau tapi mendadak sekarang gadis itu bungkam seribu bahasa.

"Kalo ada masalah itu cerita, jangan mendem sendirian, gue merasa jadi teman yang nggak berguna untuk lo, karna nggak bisa kasih lo saran atau sebagainya." Ucap Vitto tulus.

Nicky kembali menatap cowok di depannya itu, ada benarnya kata cowok itu selama ini ia terlalu memendam itu sendirian, ingin sekali Nicky menceritakan apa yang ia pikirkan saat ini. Tapi bibirnya masih kelu untuk membahas hal itu, itu sama saja mengingatkannya kembali kepada kecelakaan tiga tahun yang lalu.

"Nggak semua masalah bisa diselesaikan dengan cara diem Nick."

Seketika mata Nicky membulat. Ekspresinya berubah menjadi ekspresi kecemasan ketika melihat carian kental berwarna merah keluar dari hidung cowok yang berada di depannya itu. Refleks, Nicky langsung meraih tisu yang dekat dengannya lalu dengan gerakan cepat Nicky menutup hidung Vitto.

Vitto tambah bingung dibuatnya kenapa Nicky tiba-tiba berbuat seperti itu dan kenapa wajah gadis itu menyiratkan rasa ke khawatiran, Nicky masih terus menempelkan tisu tersebut di hidung Vitto. Keduanya hanyut dengan pikiran masing-masing. Vitto yang masih tertegun dengan perlakuan Nicky hingga membuat detak jantungnya berdetak tidak karuan, sedangkan Nicky kalut memikirkan kenapa cowok di depannya ini mengeluarkan darah dari hidungnya?

Setelah beberapa detik Nicky menempelkan tisu itu berharap darah yang keluar sudah berhenti Nicky kembali menarik tangannya lalu mengepal tisu itu kuat-kuat.

"K-Kenapa Nick?" Akhirnya Vitto bersuara setelah beberapa saat ia benar-benar bingung dengan gadis di depannya ini. Vitto sama sekali tidak menyadari carian kental berwarna merah itu keluar dari hidungnya.

"Eng... Itu tadi... Ada saus nempel deket mulut lo." Jawab Nicky mencari alasan.

Spontan Vitto langsung menyentuh bagian mulutnya, kemudian menoleh sekilas pada makanan yang ia makan. "Ahh masa sih Nick? Perasaan, gue nggak makan pake saus deh?" Kata Vitto setelah ia menyadari bahwa yang ia makan itu hanya nasi goreng tanpa saus.

Nicky semakin gelapan ingin menjawabnya. Ia benar-benar bingung harus menjawab apa lagi alibinya benar-benar tidak nyambung. Dalam hati Nicky merutuki dirinya sendiri karena ia asal nyeplos saja tadi.

"A... Emm ... Itu... Eng... Sambel Vit." Jawab Nicky akhirnya.

Satu yang Nicky dapat simpulkan yaitu cowok itu sama sekali tidak menyadari bahwa ia tadi mengeluarkan darah dari lubang hidungnya. Sebenarnya ada apa dengan cowok itu? Pikiran Nicky sekarang benar-benar terpenuhi tentang keadaan cowok di depannya ini.

I Think! I Love You [SUDAH TERBIT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang